Kamis, 19 Mei 2011

R1ntih4n mbk Marissah....oucccchhhh....kyk apa yah

ni adalah pengalaman unik saya sendiri yang kejadiannya masih berlangsung
sampai sekarang ini. Ini benar-benar terjadi. Sebelumnya perkenalkan nama
(panggilan) saya Ery, asal kota Surabaya dan sekarang masih berstatus mahasiswa
sebuah PT di kota Malang. Umur saya masih 23 tahun dan saat ini sebenarnya saya
baru saja lulus kuliah (tinggal menunggu wisuda). Sebenarnya awal kejadian nya
baru berlangsung sejak 1 bulan yang lalu dan masih berlangsung hingga sekarang,
tepatnya dimulai sekitar akhir bulan September 2006 kemaren. Keunikan pengalaman
sex saya ini karena saya melakukannya dengan ibu kost teman kuliah sekaligus
sahabat saya sendiri yaitu Agus (panggilan). Ibu kost sahabat saya ini
sebenarnya bisa dikatakan masih muda juga, sekitar usia 34 tahun. Namanya mbak
Marisa. Sudah bersuami namun seperti yang saya lihat sendiri, rumah tangga
mereka tidak pernah akur. Mbak Marisa sendiri tidak pernah mengatakan ada apa
sebenarnya yang menyebabkan ia tidak pernah akur dengan sang suami. Namun dari
selentingan yang pernah dan sering Agus dengar ketika mereka bertengkar, intinya
adalah karena keinginan mbak Marisa untuk memiliki anak, sedangkan sang suami
walaupun sebenarnya bukan mandul (menurut gosip pegawai salon milik mbak Marisa)
bibit spermanya lemah. Pak Herman (suaminya) katanya sudah berusaha berobat
kesana kemari tetapi belum ada perkembangan yang meyakinkan. Mungkin karena
keinginan yg begitu besar dari mbak Marisa inilah yang menyebabkan Pak Herman
sampai kehilangan gairah sex nya lagi. Dan ini menurut Agus sudah terjadi
semenjak pertama kali dia kost di tempat itu, atau semenjak 2 tahun yang lalu,
karena sebelumnya memang Agus kost di kawasan kampus STIE MK. Saya sendiri baru
sekitar 1 tahun yang lalu kerap ke tempat Agus yang sekarang (di kawasan
perumahan Purwantoro Agung), dan saya sendiri kost dikawasan Blimbing. Dengan
mbak Marisa sendiri sebenarnya saya juga barusan akrab sekitar 2 bulan yang
lalu. Itu juga gara-garanya karena wajahnya yang benar2 sangat mirip dengan
Esmeralda yang selalu diputar SCTV saban hari. Saya sering menggodanya dengan
sebutan mbak Esmeralda Indonesia. Mbak Marisa ini asli orang Manado sehingga
nggak heran wajahnya begitu cantik dan putih rada-rada indo seperti orang Manado
kebanyakan. Sedang suaminya Pak Herman bekerja sebagai kapten kapal sebuah
perusahaan pelayaran swasta. Sehingga dapat dibilang selama setahun hanya
beberapa kali saja Pak Herman pulang ke rumah, selebihnya tentu banyak berlayar
keluar negeri.
Rumah mbak Marisa ini bisa dikatakan lumayan besar dan mewah. Maklumlah
pekerjaan sang Suami pasti sangat mendukung sekali dalam soal materi. Selain
dibuat tempat kost, mbak Marisa juga membuka usaha Salon yang cukup maju.
Sehingga bisa dibilang tempat kost si Agus ini tak pernah sepi, selain Agus
masih ada 5 orang lagi yang kost di situ, kesemuanya kebetulan cewek single yang
sudah bekerja semua. Si Agus memang benar2 mujur diterima disitu karena
kebetulan mbak Marisa memang ingin setidaknya ada penghuni cowok yang bisa
menjaga dan mengawasi rumahnya. Maklum selama Pak Herman berlayar isi rumah itu
memang cewek semua. Dan mbak Marisa bukanlah orang yang begitu peduli dengan
aturan budaya ketimuran. Semua tamu cowok dan cewek boleh bebas masuk bertamu
(kebanyakan masuk kedalam kamar kost) asal jangan sampai diatas jam 11 malam.
Perlu saya jelaskan sebelumnya tempat tinggal Mbak Marisa ini bentuknya seperti
huruf U dilihat dari depan, antara tempat kost dengan rumah induk berdiri
sendiri-sendiri hanya terpisahkan dengan taman dan kolam ikan yang cukup lebar,
sedang ruang untuk salon kecantikannya jadi satu dengan rumah induk. Jadi tidak
heran, saking bebasnya bisa dikatakan hampir saban hari tamu2 pria atau wanita
entah pacar atau teman ketiga cewek tsb termasuk juga Agus leluasa bebas keluar
masuk bahkan tidak jarang ada yang sampai nginap segala. Seringkali ketika
mampir ke sini, sewaktu saya berjalan menuju kamar si Agus yang berada diujung
belakang sendiri, di salah satu kamar cewek penghuni kost itu sering terdengar
suara lenguhan atau rintihan pelan orang yang sedang asyik masyuk bersenggama
ria. Kalau sudah begitu saya tinggal mencari ada nggak sendal si Agus diantara
salah satu pintu depan kamar cewe2 tersebut. Kalau tidak ada berarti bukan si
Agus yg sedang ngerjain cewek2 itu. Memang si Agus sekali lagi benar2 mujur.
Dari kelima cewek tersebut 3 diantaranya bisa diajak ngentot (just for fun
tentunya), meskipun sebenarnya mereka bukan pelacur. Edannya mereka semua juga
cantik2 sekali dan berasal dari luar daerah. Tetapi dibanding mbak Marisa
kecantikan mereka masih kalah, selain lebih putih mbak Marisa kelihatan jauh
lebih menarik dan anggun.
Di tempat tersebut Agus sudah dikenal sebagai Ayam Jago alias tukang nidurin
cewek. Sahabatku ini memang bejat dan maniak sex, 3 dari 5 cewek penghuni kamar
kost tempat mbak Marisa itu sudah digarap semuanya. Salah satunya, Si Nani
menurut Agus masih perawan ketika ia pertama kali menggagahinya. Aku tak bisa
membayangkan sudah berapa kali temanku Agus ini menggilir Farida, Nani dan Yeni
selama 2 tahun ini. Edannya …. Gratis lagi. !!!!
Andai saja mau, bisa saja aku ikut mencicipi kemulusan dan kemolekan tubuh
mereka dan mereguk kenikmatan sex bersama mereka, tapi saya bener-bener ogah
dapet bekasnya si Agus.
" Ogah Gus … barang bekas pakaimu …", teriakku ketus.
Haa ….. hhaaa …ha …… kalo sudah gitu dia pasti ketawa ngakak.
" Alaaa .. Ery….Ery …. munafik banget si kau …apa bedanya friend … khan
masih mending bekas sahabat sendiri … ha ..ha…", celetuk Agus dengan logat
bataknya yg kental.
" Ogaaaaaaaaahhhhh …….."
" He…hee … kao nggak kasihan sama Farida, ama Nani en juga Yeni …. mereka
kepingin banget bisa ngerasain kejantanan kontol kau kawan … he..hee …"
" Kalo sama Mona atau mbak Marisa mungkin aku mau Gus …. ", kataku kesal.
(Mona adalah salah satu penghuni kamar yg termasuk cewe baik2 dan paling manis
menurutku)
" Haaah … beneran nih Er … he..he … rayuanku aja belum berhasil Er …mmm
…. Terus terang aku pengen sekali menidurinya …. He…he …"
" Edaan … masih mau nambah juga …. awas kau Gus…", ujarku kesal. Terus
terang kadang aku sendiri kasihan juga dengan Farida, Nani atau Yeni yg
cantik…. Kok mau-mau nya digarap Agus yg notabene udah item kaya pantat panci
… gendut lagi (Agus memang postur tubuhnya rada gendut dan berkulit agak
kehitaman karena sering keluyuran)
Sore itu selesai bimbingan skripsi aku langsung mampir ke tempat Agus hendak
pinjam film VCD nya yg katanya baru dibelinya kemaren. Ia memang kolektor film2
bioskop. Saat itu suasana tempat mbak Marisa sedikit lebih sepi dibanding
biasanya. Salonnya pun sudah ditutup. Kamar mbak Marisa kulihat dari seberang
taman kelihatan gelap karena lampunya dimatikan. Mungkin sedang pergi pikirku.
Aku bergegas menuju ke kamar Agus yg berada di ujung belakang dan kulihat pintu
kamarnya sedikit terbuka dan lampunya dihidupkan. Aku sudah hendak menerobos
masuk untuk ngagetin dia karena aku tahu Agus orangnya gampang kagetan dan
penakut namun niatku segera kuurungkan ketika didepan pintu kamarnya kudengar
ada suara erangan dan rintihan wanita.
Siall … pikirku. Sore-sore begini mau Maghrib bisa-bisanya ……Agus sedang

Dari suara erangannya aku bisa menduga itu pasti si cantik Farida yg sedang
digarapnya.
" Ooouuuhhh …. Guusss … nnngggghhhhh …… nnnngggghhhhhhhhhhhhhhgggggg
….."
Syittt …. Bisikku. Si Farida tampaknya pas lagi orgasme.
" Nnnnnnngggghhhh ….. ooouuuuuhhhh ….Guss …..nnnggggngggghhh….."
" Enaak khan Rida ….", bisik Agus terdengar dengan napas memburu. Keliatannya
dia belum enjakulasi.
Penasaran juga aku mendengarnya, mau tak mau alat vitalku tegang juga.
Gimana-gimana sebenarnya aku kepingin juga bisa ngerasain yg rasanya senggama.
Saya memang masih perjaka ting-ting dan saat ini bahkan belum punya pacar sama
sekali. Lucu memang, terus terang menurut orang saya ini tergolong sangat
tampan, dan saya pun menyadari itu, banyak cewek2 cantik yg sebenarnya naksir
tapi saya lebih senang menghabiskan waktu di Cyber Cafe surfing internet atau
kalo tidak kongkow ke tempat Agus saban waktu, daripada cari pacar. Selain kata
orang sangat tampan, tubuh saya sangat atletis karna saya juga rajin fitness dan
olahraga, tinggi tubuh saya 172 cm, warna kulit sawo matang dan kalo boleh saya
sebutkan juga ukuran alat vital saya panjang kurang lebih 16,5 centi.
Dengan rasa penasaran saya mencoba mengintip dari celah pintu kamar Agus yang
sedikit terbuka. Astaga …. Selama ini baru pertama kali ini saya melihat Agus
ngerjain cewek. Untung kebetulan posisi senggama mereka agak sedikit
membelakangi pintu kamar. Dan kulihat Agus dgn posisi setengah berdiri (dog
style) sedang menggarap tubuh bugil Farida yang tidur setengah menelungkup
diatas tempat tidur, pinggul Farida kelihatan begitu padat, putih mulus dan
seksi sekali. Sambil memeluk sebuah guling Farida menunggingkan pantatnya kearah
tubuh Agus yg juga telanjang bulat. Kulihat betapa buasnya si Agus mengayuh
pinggulnya kedepan belakang menghunjamkan batang penisnya yg ternyata berwarna
coklat kehitaman kedalam liang kemaluan milik Farida yg berwarna putih
kemerahan. Aku benar2 kagum dengan bentuk bukit kemaluan milik Farida itu. Besar
montok dan berjembut lebat kehitaman. Sedang liang vaginanya yg merah itu
kelihatan masih sempit, terbukti dengan ketatnya jepitan daging vaginanya saat
menjepit batang penis milik Agus yg ternyata relatif kecil (mungkin diameternya
cuman 3 centi saja), saya tidak menyangka penis si Agus sekecil itu. Daging
liang vagina milik Farida itu sampai tertarik keluar begitu Agus menarik batang
penisnya yg hitam panjang itu keluar sebelum dihunjamkannya kembali dengan buas
sampai kandas ke liang kemaluan Farida.
" Oooooouuuuhhhhh ..nnnnggggghhhhh ….. enaaak sekali Guss ….nnngggghhhh ….
Yaaahhhhh …… oowwwwwwwooowww ……..", rintih Farida penuh kenikmatan.
" Yeeaaaahh … ", teriak Agus gemas melihat Farida sedang mereguk kenikmatan
orgasmenya, digoyangkannya dengan membabi buta pinggulnya ke depan belakang,
batang penis milik Agus yg kehitaman itu tampak basah berlendir ketika berulang
kali dihunjamkan keluar masuk ke dalam liang vagina Farida yg terlihat sempit
mungil itu. Kontras sekali rasanya melihat tubuh Farida yg bahenol putih mulus
dengan pinggulnya yg seksi aduhai sedang disetubuhi oleh tubuh Agus yg hitam
sedikit gembrot. Persis orang negro sedang ngerjain cewe bule.
Edaan sekali ketika pada akhirnya kulihat tubuh Agus kelihatan bergetar hebat,
goyangan pinggulnya bergerak semakin cepat seperti piston sambil mulutnya
menggeram hebat.
" Aaaaaaaaarggghhhhhhhhhh …….. yeeaaaaahhhh ……. aaaagggkgkgkggghhhhhh
….." pekik Agus keenakan. Gila pikirku, rupanya Agus sedang meregang melepas
enjakulasinya.
" Ridaaaa … aaaahhhggggggkkkgggffffhhh …… maniiiku keluuuaar …..
yyaaahgghhh ..aaaggghhh …."
Aku mendelik gemas melihat tubuh Agus menggeliat-geliat keenakan mirip cacing
kepanasan, sementara pinggulnya dihentak-hentakkan dengan kuat ke pantat Farida
yang montok seksi. Aku membayangkan Agus sedang memuntahkan air maninya yang
kental ke dalang liang vagina Farida yg terlihat sempit itu. Edan pikirku …
tidak pake kondom lagi si Agus, gimana kalo Farida hamil.
Tanpa terasa alat vitalku jadi tegang ngaceng membayangkan puncak kenikmatan yg
sedang Agus alami.
" Aaawwww …. aaawww …..Gus … pelan-pelan dong …. vaginaku sakit ….
Guss …. aawww …. Iiiihhhh …. Gussss … kok .. manimu dikeluarin di dalam
sih … ", pekik Farida kesakitan setengah protes karena si Agus memuntahkan air
maninya ke dalam tubuh Farida. Tapi Agus sama sekali tak peduli, sambil terus
menggeram hebat dan meregang keenakan terus dihentak-hentakkannya dgn kuat
pinggulnya menghantam pantat Farida, sembari mengeluar masukkan batang penisnya
yg sedang meledak memuntahkan air mani ke dalam liang vaginanya. Jemari kedua
tangan Agus yg kekar begitu kuat memegangi pinggang Farida hingga cewe cantik
itu tak bisa bergerak sama sekali.
" Aduuuuhhhh … Gus …. sakkiiiitt … aawww …. kok dikeluarin di dalem sih
….. iihhh … sudah ..Gus … sudah … iihhh … aku bisa hamiil gus ….iihh
kentaalnya ….aaawww ..", pekik Farida semakin kesakitan.
Gilaaa … si Agus pikirku. Mau enaknya aja dia. Aku tak tahan menyaksikan
adegan merangsang itu lebih lama lagi.
Setengah berlari aku menuju ke kursi taman disamping kolam ikan yg persis berada
ditengah2 komplek rumah mbak Marisa itu. Kuhempaskan pantatku diatas kursi
panjang yg tepat berada dibawah lampu taman. Suasana senja itu semakin bertambah
temaram. Aku mencoba menghapus bayangan2 hot yg mungkin masih berlangsung di
kamar Agus. Sambil menunggu mereka selesai main, kurenggangkan otot-otot dan
perasaanku sendiri yg sempat tegang tadi. Alat vitalku masih sedikit ngaceng
membayangkan kejadian hot tadi.
Dan tanpa terasa 10 menit telah berlalu ….
Namun kulihat pintu kamar si Agus masih belum juga terbuka menandakan kedua
insan bejat itu masih berada dalam kamar. Aku mulai heran ngapain aja si Farida
lama-lama disitu … khan tadi sudah sama-sama puas. …. Atau barangkali mereka
masih teler keenakan dan tertidur disitu …. Waaah sialan … jadi obat nyamuk
nih aku. Kenyataanya memang saat itu tubuhku mulai gatal-gatal dikerumuni
nyamuk.
Ketika aku hendak memutuskan untuk balik pulang saja tiba-tiba kurasakan ada
seseorang yg menepuk pundakku dari belakang.
" Heii … dik Ery …!"
Aku terhenyak kaget dan menoleh ke belakang. Oooohhhh … aku mengelus dada
lega. Ternyata mbak Marisa yg datang.
" Eeeeh ….. Mbak Esmeralda … bikin kaget aja mbak …", ujarku lega.
" Kok ada disini dik Ery …si Agus kemana … apa sedang keluar..?", tanyanya
sambil tersenyum manis padaku. Duuh … wajah mbak Marisa ini bener2
cuaaaaantiiiknya selangit …. nggak heran kalo banyak yg naksir … termasuk
juga aku … he…hee….
" Ngghhh … anu ..mbakk ….ada siihh ….sedang …nggggg..", sahutku bingung
harus mengatakan apa kepada mbak Marisa tentang si Agus …. Masa aku harus
bilang dia sedang maen kuda-kudaan dengan Farida…. Hee…he…
" Sedang apa ….?", tanya mbak Marisa sambil memandang heran melihatku rada
gugup. Namun sejenak kemudian kulihat mukanya yg cantik mempesona itu bersemu
merah …
" Ooohhhh ….", ujarnya lirih.
" Kenapa mbak..?", tanyaku setengah heran melihat perubahan roman mukanya yg
tiba-tiba itu.
" Nggak pa-pa …. Saya ngerti kok …!"
"Ngerti apa sih mbak..?", tanyaku masih kurang paham.
" Alaaaa … kamu ini dik Ery … pura-pura lagi … yaah … mbak sudah tahu
kok dari dulu …", sahutnya pelan sambil tersenyum manis kembali.
" Tahu apa sih mbak …?", tanyaku makin bingung. Aku memang benar-benar nggak
ngerti arah pembicaraannya.
" Iiiiih …. hik..hik…. dik Ery ini …. itu yang dik Ery liat tadi di kamar
si Agus …", ujarnya tanpa basa-basi lagi.
Deggg … aku kaget juga mendengarnya. Ternyata mbak Marisa sudah mengetahui
perselingkuhan yg terjadi di tempat kostnya ini.
" Mbak … su ..sudah tau …", tanyaku pelan setengah malu2.
" Sudahlah dik Ery … mereka toh sudah dewasa semua …. biarkan mereka sendiri
yg menanggung segala resikonya …. Mbak bisa mengerti …. boleh saja … asal
jangan bikin ribut saja … yuk masuk ….dik Ery tunggu dirumah mbak saja …
yukkk …", ujarnya kemudian sambil mengajakku masuk kerumahnya lewat pintu
belakang.
Bagai kerbau dicocok hidungnya. Aku manut saja ketika jemari tangannya menggamit
lenganku. Kami berjalan berdampingan menuju kepintu belakang rumahnya. Ada rasa
bangga tersendiri melihat nyonya rumah yang cantik bak bidadari itu
menggandengku seperti seorang istri terhadap suaminya. Memang semenjak 2 bulan
yg lalu aku sudah sangat akrab sekali dengan mbak Marisa ini, gara2nya aku
sering menggodanya dgn sebutan mbak esmeralda … dan iapun kelihatan malah
senang sekali dipanggil seperti itu karena selain cantik wajahnya juga mirip
sekali dgn esmeralda yg di TV itu. Gara2 itu jugalah ia sering mengajakku
mengobrol berdua apabila kebetulan si Agus sedang keluar. Dari masalah politik
sampai ekonomi, dari masalah salon sampai soal keluarganya di Manado pernah kami
obrolkan. Ia memang sangat terbuka dalam segala hal, kecuali satu masalah rumah
tangganya. Dan khusus kepadaku sajalah mbak Marisa betah lama2 mengobrol.
Terkadang ia sering cemberut kalo aku permisi hendak menemui si Agus yg baru
datang dari kuliah atau hendak pamit pulang. Kalo sudah begitu ia pasti
menanyakan kapan datang lagi. He…he … padahal hampir saban hari aku datang
ngendon di kamar Agus, dia sendiri saja yg terlalu sibuk dgn urusan salon
kecantikannya.
" Heh ..kok ngelamun … ntar nabrak pintu lho …. hi ..hi …"
" Eeehh … nggak kok mbak sapa bilang ….?", sahutku gugup.
Mbak Marisa menatapku sambil tersenyum semakin manis.
" Ngelamunin apa sih Er … atau kamu kepingin yaa .. !", bisiknya perlahan.
Aku sedikit kaget juga mendengar ucapannya yg to the point itu. Aku jadi
teringat nasehat sinting si Agus, katanya kalo seorang wanita sudah berani
ngomong sedikit nyerempet2 soal sex … itu berarti 50 % ia sudah mau untuk
ditiduri, 50 % sisanya tinggal mampu nggak kita merangsangnya dengan sejuta
rayuan …. kalo berhasil pasti takluk …
Edaan … entah kenapa aku begitu ingin membuktikan teori gila si Agus ini …..
" Kepingin sekali mbak …", ujarku pura2 bloon. Sambil bicara begitu aku
pura-pura mengalihkan perhatianku ke pintu kamar Agus yg masih tertutup. Aku
sedikit khawatir mbak Marisa akan marah dengan ucapan ngawurku ….
Namun ternyata tidak ada sahutan sama sekali darinya. Tanpa menatapnya aku terus
melangkah ke dalam ruang tengah dimana disana terhampar sebuah karpet tebal dan
lebar dengan beberapa buah bantal besar dan kecil untuk tempat istirahat ataupun
bersantai sambil menonton TV. Aku langsung duduk selonjor diatas karpet,
sementara mbak Marisa minta ijin kebelakang dulu. Di tempat inilah sejak 2 bulan
yg lalu saya bersama mbak Marisa biasa mengobrol sampai terkadang lupa waktu.
Banyak pegawai salon mbak Marisa yg terkadang juga ikutan nimbrung apabila
langganan sedang kosong. Dari 5 pegawainya yg kesemua cewek ada 2 orang yg
usianya hampir sebaya saya yaitu Santi dan Silvi, selebihnya sebaya dengan mbak
Marisa (Diana, Erna dan Sherly). Kesemuanya cantik-cantik sekali dan bahenol.
Mbak Marisa memang pandai memilih pegawai2 nya untuk lebih menarik calon
pelanggannya, apalagi kalo yg datang itu kaum pria. Sudah bukan rahasia lagi
kalo sama-sama cocok salah satu pegawai mbak Marisa ini bisa di booking. Tetapi
setahu saya juga tidak semuanya, menurut Agus yg bisa di booking cuman Sherly,
Santi dan Erna saja, sedang yg lain tidak. Lucunya meskipun demikian, sekalipun
si Agus belum juga berhasil mengajak salah satu dari mereka untuk bermain cinta.
Kalo aku tanya apa sebabnya, Agus pasti cuman bisa nyengir kuda … he..he …
mungkin gara-gara postur tubuhnya yg udah item gembrot lagi.
Menurut cerita Agus, ia pernah mencoba merayu Santi untuk diajaknya main
kuda-kudaan di kamarnya, tetapi ia malah dikasih hadiah tempeleng, dan katanya
ia bersedia diajak begituan kalo yg mengajaknya adalah saya … waaah …
mendengar itu saya sempat ngaceng juga .. tapi waktu itu terus terang saya takut
kehilangan keperjakaan saya apalagi saya juga takut sama cewe yg agresif.
Begitulah semenjak itu Agus rada2 mikir kalo mau ngajak ‘main’ pegawai salon yg
lain. Jangankan begitu, masuk ke ruang tengah rumah mbak Marisa seperti yg
kulakukan sekarang inipun Agus tidak berani .. he ….he..
Memang semenjak 2 bulan ini aku seolah sudah begitu dipercaya 100 %, mbak Marisa
malah menyuruhku untuk jangan sungkan jika berada rumahnya, bahkan tidak jarang
pula ia mengajakku makan siang bersamanya kalo kebetulan pas aku berada disana
sedang Agus belum juga datang dari kuliahnya. Banyak pegawai salonnya yg ngiri
melihatku begitu di servis lebih dibandingkan mereka sendiri yg notabene adalah
karyawan disitu sedang aku khan cuman temannya si Agus yg nge-kost disitu. Kalo
sudah begitu biasanya selagi mbak Marisa beresin piring ke belakang, maka mbak
Sherly, mbak Erna atau Santi pasti serentak menghampiriku sambil mencubit
pinggangku gemas …
" Iiiiiihhhhh …. enak yaa kamu Er … kita-kita aja belon makan …kok kamu
udah kenyang duluan …. Iihhh… aku cubit nih …iiihhhh …"
Diperlakukan begitu aku cuman bisa pasrah saja, tidak jarang Sherly tanpa
malu-malu malah sampai meremas pantatku dgn gemas …. He …he .. coba saja
berani pegang batang pelirku … dijamin langsung ngaceng … mungkin malah aku
mau-mau aja kalo Sherly sampai meng-onaninya sekalian he…he…
Terus terang pula semenjak 2 bulan ini Sherly maupun Erna kerap menelponku
kerumah agar aku mau mengantarnya ke diskotik atau sekedar menemaninya nonton ke
bioskop, tetapi kebetulan sekali karena kesibukanku menyusun skripsi aku
pura-pura tidak bisa memenuhi permintaan mereka, aku curiga pada akhirnya nanti
mereka mengajakku untuk nge-sex, padahal aku nggak biasa dgn hal seperti itu.
Seandainya kalo Silvi yg menelepon pasti aku langsung oke-oke saja, karena aku
tahu Silvi selain paling muda dan paling cantik ia juga lebih pendiam dan sopan.
Menurut pengamatan Agus, Silvi menurutnya masih perawan dan belum pernah dijamah
laki-laki…. entahlah aku tidak ahli dalam hal ini dan entah kenapa juga aku
percaya dengan omongannya soal yg satu ini.
" Heh …. dik Ery ini kok ngelamun lagi … nanti jadi kebiasaan lho
…hik…hik …"
Ucapan mbak Marisa ini cukup mengagetkan juga dan sekaligus menyadarkanku
kembali dari lamunan. Aku tersenyum malu, dan kulihat ia membawa nampan berisi 2
cangkir kopi panas untuk kami berdua. Wajahnya yg cantik seolah semakin cantik
saja didalam ruangan ini, entah mungkin karena aku sendiri yg sedang terpesona
oleh kerupawanan wajah bidadarinya itu atau mungkin karena gaun yg sedang
dikenakannya yg membuatnya jadi semakin mempesona. Saat itu aku baru menyadari
kalo ternyata mbak Marisa mengenakan gaun tidur panjang berwarna coklat susu
sampai kemata kakinya. Bisa kubilang kain gaunnya itu cukup tipis sekali
sehingga tidak heran apabila BH dan celana dalamnya secara samar terlihat cukup
jelas. Namun karena kebetulan BH dan Celana dalamnya juga sewarna dengan gaun
tidurnya maka kalo dilihat sepintas seperti menjadi satu dengan gaun tidurnya
itu. Sejenak mataku terpaku pada gundukan kembar didadanya yang kelihatan besar
membukit. Uuggh … aku jadi teringat peristiwa di kamar Agus tadi, ketika buah
dada Farida yg besar montok dengan putingnya yg berwarna coklat kemerahan
diremas-remas gemas oleh Agus dari sebelah belakang sementara ia menggoyang
pinggul maju mundur mengeluar masukkan batang penisnya yg hitam menggesek lubang
vagina Farida yang sempit. Fiiuuh …. Kubayangkan betapa asyik dan nikmatnya
seandainya aku dapat melakukannya bersama mbak Marisa ini, aku akan senang
melepas keperjakaanku bersamanya.
" Mbak kok repot-repot sih …", ujarku pelan, sembari terus memandangi kedua
bulatan payudaranya yg besar menantang itu penuh nafsu, ketika ia menaruh nampan
berisi 2 cangkir kopi itu didepanku otomatis ia duduk setengah berlutut dan
sedikit membungkuk mau tidak mau gaun tidurnya yg sebelah atas agak tersingkap
kebawah persis dibagian bawah lehernya.
Uupss … aku berujar lirih setengah melongo saat menyaksikan dua gumpalan besar
dari balik gaun tidurnya yg tersingkap itu. Walaupun masih tertutup BH namun
karena payudaranya yg putih mulus dan montok itu begitu besar, sehingga seolah
kubah BH nya jadi tak cukup untuk membungkus payudara raksasa milik mbak Marisa
itu. Waahh … pokoknya sampe menuh-menuhin bungkusnya deh …
" Kamu lihat apa Er …?", kembali tiba-tiba mbak Marisa menyadarkanku kembali
dari lamunan dan pikiran ngeresku.
" Eeeh … a…ng ..nggak papa kok mbak….", sahutku gugup. Aku benar2 tidak
mengira ia mengetahui semua perbuatanku. Malu sekali rasanya saat itu.
" Ehem … ada yg salah dengan pakaianku Er …", tanyanya lagi kepadaku.
Pandangan matanya yg ditujukan kearahku seakan menyelidik meskipun sama sekali
tidak kelihatan marah.
" Ngg … nggak kok mbak….?", sahutku makin gugup.
" Terus tadi mbak perhatikan kamu kelihatan serius ngeliatin mbak …?",
tanyanya terus mengejar.
Aku berusaha sedapat mungkin menenangkan perasaanku yg kalang kabut tak karuan.
Bagaimanapun aku risi juga bila ia mengetahui ketidak jujuran ucapanku.
" Mmm … nggak ada apa-apa kok mbak … cuman …mm ….mbak Marisa kelihatan
sangat cantik sekali malam ini …", ujarku spontan. Lebih baik aku memujinya
daripada harus berterus terang hal yg bukan-bukan.
" Iiiih … kamu bisa aja Er …. makasih deh ..", katanya pelan. Eits …
untung ternyata ucapanku manjur juga. Pipinya yg putih mulus itu bersemu merah
menambah kecantikan wajahnya yang alami. Aku jadi semakin berani.
" Bener kok ….mbak Marisa kelihatan cantiik sekali … andai saja saya punya
pacar seperti mbak … ", ujarku kemudian semakin percaya diri.
" Iiiihhh …. hik…hik.. kamu ini … bisa juga yaa ngerayu … memangnya masa
kamu belum punya pacar sih .."
" Sekarang sih lagi pendekatan mbak …."
" Oh ..yaaa …."
" Iyaa .. orangnya cantiik sekali seperti mbak Marisa ….."
" Masaa … mbak boleh dikenalin nanti …."
" Boleh … namanya Esmeralda …"
" Haahh .."
Semula mbak Marisa kelihatan agak bingung namun sejenak kemudian ia ketawa
setengah ngakak. Sambil mengambil duduk persis disebelahku jemari tangannya yg
halus lentik mencubit gemas pinggangku. Aku tak sempat menghindar dan cubitannya
benar2 sakit sekali. Aku menggeliat dan memekik kesakitan sambil berusaha
melepaskan diri dari cubitannya, namun mbak Marisa sama sekali tak mau
melepaskannya sembari terus tertawa makin keras. Baru kali ini aku melihatnya
bisa tertawa lepas bahagia seperti itu.
" Auuuwwww …. sakit mbak …", teriakku keras.
" Hik …hik ….biarin … tau rasa kamu … ngebohongin mbak .."
Sial … cantik sekali mbak Marisa ini. Saat itu begitu dekat sekali mukaku
dengan wajah bidadarinya itu, sampai hembusan nafasnya yg harum bahkan bau
badannya yg wangi begitu memabokkan perasaanku. Darah perjakaku seakan bergolak,
nafsu birahiku spontan naik ‘over voltage’, alat vitalku tanpa dikomando
langsung menegang keras …NGACENG !!… , Duh Gusti … apa yg sedang terjadi
padaku ini, aku terbuai sudah dengan segala kesempurnaan yang ada pada diri mbak
Marisa .. kecantikan wajahnya, keseksian tubuhnya, keharumannya …. seakan lupa
diri saat tanpa dapat kucegah lagi kedua tanganku meraih pinggangnya yang seksi
itu lebih dekat kearahku. Tak kuhiraukan lagi betapa sakit cubitan jemari
tangannya tadi.
" Mbak …kau cantik sekali …", bisikku tanpa sadar. Sejenak Marisa sedikit
kaget menyadari apa yg sedang kulakukan terhadapnya.
" Eehh .. Ery … ada apa …", bisiknya pula seakan tak mengerti.
Pelukan kedua tanganku ke tubuhnya semakin bertambah erat. Ooouuhh …. Bisa
kurasakan betapa halus dan mulusnya kulit tubuhnya dari balik gaun tidur tipis
yg tipis. Seakan begitu cepat dan ringan saja ketika kedua tanganku yg kekar
telah meraih tubuhnya dan dalam sekejab telah berada diatas pangkuanku. Kedua
bulatan pantatnya yang montok seksi itu mendarat persis diantara kedua pahaku.
Batang penisku yg ngaceng seakan tergencet nikmat diantara sela-sela belahan
pantatnya yang padat dan lunak.
Oooouggghh ….nikmatnya ….
" Erryyyy …. ada apa …", pekiknya kaget melihat dirinya telah berada didalam
pelukanku.
" Mbak ….. aku menyukaimu ….a..ku …ingin bercinta denganmu ….", bisikku
tanpa sadar. Seakan nafsu telah menutup semua akal sehatku.
" Iiiiiihhhh …. apaa …. gilaa kamu Er ", …..dan plaaakk …
Sebuah tamparan keras tangan kanannya mendarat telak dipipiku. Anehnya aku
seolah tak merasakan apa-apa … aku cuman menoleh sekilas lalu kembali
memandang wajah cantiknya yg kini hanya berjarak tak lebih dari 20 centi saja.
Pandangan matanya tampak berapi-api … bibirnya tampak bergetar seolah menahan
kemarahan … hidungnya mendenguskan nafas yg sedikit memburu ….
What the hell …. apa yg terjadi …terjadilah … sudah terlanjur … dan aku
tak akan mundur, bahkan pikiran gilaku mengatakan untuk memperkosanya saja jika
perlu.
" Aku mencintaimu Marisa …. Sungguh …", bisikku pelan seakan membela diri.
Sedetik … dua detik … sampai mungkin hampir satu menit … kami berdua hanya
saling berpandangan satu sama lain. Tidak ada gerakan … tidak ada perlawanan
darinya. Tubuhnya masih berada dalam pelukanku. Wajah cantiknya itu terlihat
sedikit pucat dan pandangan matanya tak segarang tadi. Bibirnya yg begitu indah
merah merona tanpa lipstik kini terkatup rapat.
" Maafkan aku Marisa …. aku sungguh ingin bercinta denganmu …"
" Ka …kamu gila Ery … sadarkah kamu … aku sudah bersuami Er … dan … k
….kau …. ingin bermain cinta …sadarkah kamu Ery …", bisiknya lemah.
Dari sikap dan ucapannya itu seolah aku bisa menduga apapun yg aku lakukan
terhadapnya tampaknya ia sudah siap menerima. Terlihat semenjak pertama kali aku
memeluk tubuhnya sampai membawanya kedalam pangkuanku Marisa sama sekali tidak
melakukan perlawanan sedikitpun. Itu berarti ia sebenarnya mau saja kusetubuhi.
What the hell … ia bersuami atau tidak … ada orang yg tahu atau tidak, yg
penting aku akan menggelutinya malam ini sampai puas, aku akan menyenggamainya
seperti ketika Agus menyetubuhi Farida, akan kumuntahkan air maniku sepuasnya
kedalam tubuh mbak Marisa ini. Malam ini akan kulepas status perjaka ting-ting
ku.
" Apapun yg terjadi Marisa … aku mohon lupakanlah suamimu untuk malam ini ….
anggaplah aku suamimu malam ini …. jadilah istriku malam ini Marisa … ",
bisikku semakin ngelantur terbawa oleh nafsu.
" Ja … jangan Ery ….", bisiknya semakin lemah.
Aku tersenyum penuh kemenangan mendengarnya … I wanna fuck you Marisa … and
I wanna fuck you until you pregnant …..
Secepat kilat kudekatkan mukaku ke wajah cantiknya … oh .. Esmeralda-ku …
sekali lagi tidak ada perlawanan sedikitpun ketika mulutku menyentuh bibir
merahnya yang terasa begitu hangat dan lunak. Mmmm …. Aku mulai mengulumnya
sepenuh perasaan .. menikmati kelembutan kedua belah bibirnya yang hangat. Kedua
hidung kami saling bersentuhan mesra. Dengusan nafasnya yang harum sedikit
memburu. Sejenak aku terbuai dalam alam kenikmatan yang baru pertama kali ini
kurasakan. Kukecup kedua belah bibirnya sebelah atas dan bawah secara
bergantian. Terasa ada balasan walaupun sedikit ragu. Aku tahu mbak Marisa
mengiginkan belaian dan cumbuan lelaki.
Ketika lidahku yang panas kujulurkan masuk kedalam mulutnya yang indah, akhirnya
ia pun membalasnya mengulum mesra penuh perasaan dengan kedua belah bibirnya
yang hangat lunak.
Mmmmm …. terasa nikmat …. aku semakin terbuai ke alam sorga …
Sejenak kemudian kulepaskan kecupan dan cumbuan mulutku dari bibir Marisa.
Kupandangi wajah cantiknya yg kini kelihatan seolah semakin cantik, tidak ada
rona kemarahan di wajahnya, bibirnya yang basah sehabis kukulum tadi kini
tersenyum manis sekali …, kedua bola matanya yang indah kini menatapku
malu-malu.
Aku tersenyum penuh gairah …
" Jangan menyembunyikan keinginanmu yang terpendam Marisa … aku tahu kau
merindukan belaian laki-laki … kau butuh pemuasan sex yg selama ini tidak
pernah kau dapatkan … aku akan memuasimu malam ini Marisa …", ujarku
perlahan sok tahu.
" K.. kau sudah gila Er …", sahutnya sambil tersenyum sedikit ragu. Duh ..
cantiknya dia.
" Sudahlah sayang ….. Kita nikmati saja malam yang dingin ini …", bisikku
semakin edan.
Perlahan kurenggangkan pelukanku pada tubuh Marisa lalu kuangkat dan kurebahkan
tubuhnya yang montok seksi itu diatas karpet tebal miliknya itu bersandarkan
sebuah bantal untuk menyangga kepalanya. Rambutnya yang panjang terurai kukecup
mesra dan sekali lagi kukecup kembali bibirnya yang indah menawan, kali ini
Marisa membalasnya dengan kecupan yang tak kalah mesra.
Akhirnya kami berdua tertawa kecil menikmati suasana indah nan romantis yang tak
ternyana ini.
Lalu aku berdiri dihadapan tubuh mbak Marisa yang masih tergolek pasrah diatas
karpet.
Wajahnya yang rupawan bak bidadari itu tersenyum kecil, kedua matanya menatapku
dalam-dalam seakan mengagumi ketampanan wajah dan tubuhku yang atletis.
Dengan perlahan tapi pasti jemari tanganku mulai membuka kancing kemejaku satu
persatu
sampai terbuka lalu dengan cepat kulepas dan kulempar sekenanya kebelakang.
Marisa tersenyum geli melihatku.
" Aku tidak menyangka sama sekali Er … kalo malam ini ada laki-laki yang telah
begitu beraninya telah menyentuh tubuhku … bahkan malah nekat hendak
menyetubuhiku … suamiku sendiri sudah lebih dari 4 tahun ini Er ….tak pernah
kuijinkan lagi menyentuh tubuhku …"
" Kenapa Marisa …?", tanyaku heran, sembari melepas kaos singletku.
" Aku tak mau disetubuhi laki-laki mandul …", ujarnya terdengar sedikit
serius. Gilaaa …pikirku. Mungkin mbak Marisa ini sudah kebelet ingin punya
anak. Aku tersenyum.
" Saya bisa membuatmu hamil Marisa … saya bisa memberimu keturunan …",
sahutku gemas.
Marisa tersenyum makin manis. Edaan … perasaanku wajahnya kelihatan makin
cantik saja.
" Baiklah … lakukanlah Ery … hamili aku …", bisiknya penuh gairah.
" Siapa yg akan bertanggung jawab Marisa …", tanyaku sedikit khawatir juga
kalo sampai membuatnya hamil dan ia akan menuntutku.
" Hamili saja aku Ery … itu anakku dan suamiku … sejujurnya ia sendiri yg
mengusulkan ide gila ini setahun yg lalu … agar aku tidur dengan laki-laki
yang kusukai …. hehhh … sejak semula kurasa memang laki-laki itu kamu Ery
…", ujarnya semakin bergairah.
Waaah …. edan juga suaminya ini, bisa-bisanya dia menyuruh isterinya tidur
dengan pria lain hanya demi untuk sekedar mendapatkan anak… gilaaa …
Aaaah … sekali lagi what the hell ….
Kini aku telah bertelanjang dada dan kulihat mbak Marisa menatap kagum bentuk
tubuhku yg atletis bahkan lenganku yang besar kelihatan berurat karena terlalu
banyak latihan beban yang berlebihan.
Dengan tak sabar segera kubuka sabuk celana dan ritsleting celana katun
coklatku. Lalu dengan cepat kuplorotkan kebawah sampai lepas dan kulempar
sekenanya kebelakang.
Marisa tersenyum makin geli melihat tingkahku.
" Iiiihh … kamu nafsu sekali Ery … hik…hik…", katanya setengah tertawa
kecil. Namun sejenak kemudian wajahnya langsung memerah ketika celana dalamku
mulai kuplorotkan ke bawah sehingga batang penisku yang sudah sangat ngaceng
sepanjang 16,5 centi itu langsung mengacung keluar dengan gagahnya.
Wuuushhhhh …… toooiiing …..lalu manggut-manggut naik turun.
" Woowww … hik ..hik .. ", Marisa memekik kecil melihat adik kandungku yang
sangat perkasa ini. Rruaar biaasaa …. ,kebetulan sudah sebulan ini aku tidak
melakukan onani … dan aku tidak bisa membayangkan sudah berapa banyak air
maniku yang tersimpan dalam kantung zakarku. Tetapi yang jelas dari kebiasaan
onaniku yang paling tidak seminggu sekali bisa menyemburkan sampai 12 kali
muncratan air mani atau mungkin sekitar 1 lepek kecil. Jadi kalo sebulan yaa….
bayangin sendiri saja …
Setengah malu-malu Marisa menatap alat kejantananku yang sudah siap untuk
mengoyak-oyak liang kemaluannya. Aku jadi makin tambah ngaceng saja membayangkan
enaknya dijepit liang vagina mbak Marisa ini.
" Saya masih perjaka mbak ….", bisikku terus terang kepadanya.
Mbak Marisa tersenyum setengah malu-malu. Kedua pipinya masih bersemu merah.
" Mmm … aku tau Ery … aku percaya kamu masih perjaka …", sahut Marisa
setengah serak.
" Mbak tau ….bagaimana?.. ", tanyaku heran juga.
Marisa hanya tersenyum kecil.
" Itu salah satu rahasia wanita …dan tidak semua orang tahu Ery ..", katanya
lagi setengah menggoda.
" Ajari saya bermain cinta mbak ….", pintaku makin bernafsu.
Marisa tersenyum lebar lalu ia bangkit dari tidurnya dan berdiri sekitar 2 meter
dari hadapanku.
" Oke … aku akan membuatmu menyesal tidak melakukan hal ini sejak dulu Ery …
aku akan memberimu kenikmatan sorga dunia yang belum pernah kamu rasakan
sebelumnya ….mmmm …. Sekarang berbaringlah di karpet Er … aku akan
mengajarimu bermain cinta …mmm …", sahutnya pelan setengah berbisik,
wajahnya yang cantik itu kini sekarang seolah ingin menelanku.
Wuuuiiiikkk … mendengar ucapannya yang tak kunyana dan sangat merangsang itu
batang penisku yang sudah ngaceng jadi semakin gerah tak karuan …
montang-manting tak bisa diam … urat-urat disekujur batang kontolku itu sampai
menyembul keluar semua, bahkan kepalanya yang sebesar sawo manis itu sampai
merah kepingin segera masuk ke sarang perawan eh …
Melihatku masih belum juga rebah, mbak Marisa jadi gemas ia maju selangkah lalu
dengan cepat ditamparnya alat vitalku yang sedang ngaceng cukup keras …. Plokk
… sebelum akhirnya ia mendorong tubuhku sampai rebah terlentang diatas karpet.
Pasrah … dan ngaceng …!!!
" Aawww … mbak … sakiit dong …", bisikku lemah seolah tak bertenaga
melihat batang penisku yg baru ditamparnya itu sampe merah dan montang-manting
tak karuan.
Selanjutnya aku hanya bisa mendelik makin ngaceng melihat mbak Marisa secara
perlahan-lahan mulai membuka kancing gaun tidurnya sebelah atas. Hanya 3 buah
kancing ketika dengan gayanya yang menggairahkan ia mulai melepas pelan-pelan
dan begitu gaun itu terlepas dari pundaknya yang putih mulus secepat itu pula
gaunnya runtuh ke bawah …sruuttt ….
" Woooowwww…..", aku mendesah kaget lalu melongo terkagum-kagum menyaksikan
keindahan tubuhnya yang begitu putih bersih, mulus dan seksinya luar biasa. Buah
dadanya yang juga putih montok terlihat begitu sangat besar tersembunyi dibalik
BH mungilnya yg berwarna coklat susu. Seperti mau meledak saja payudara mbak
Marisa ini saking besarnya. Begitu montok dan sama sekali tak terlihat kendor.
Aku tak sanggup membayangkan nikmatnya seandainya batang penisku kujepitkan
diantara kedua buah payudara raksasanya itu lalu kugesekkan sampai air maniku
keluar. Waaah … aku harus melakukannya nanti.
3 detik kemudian dengan perlahan mbak Marisa mulai membuka tali pengait BH nya
diantara kedua kubah penutup gunung kembarnya itu dan sst …
Mataku melotot serasa hendak loncat keluar ketika secara nyata telah terpampang
sudah dua bulatan besar payudaranya setelah Bh nya dilepas. Ooooouuhh ….begitu
besar, begitu putih mulus, montok, kelihatan padat dengan kedua puting-puting
susunya yang berwarna coklat muda kemerahan. Indahnya …eemaaaakkk ….
Aku tak tahan dan sontak berdiri menghampiri tubuh mbak Marisa yang sudah hampir
telanjang bulat. Dengan cepat jemari kedua tanganku telah meraih dua bulatan
payudara montoknya kedalam genggamanku. Seakan kesetrum dan seolah terasa begitu
kecil jemari tanganku membelai dan mulai meremas kedua buah dada mbak Marisa
yang begitu padat dan kenyal itu. Sumpah … baru kali ini aku memegang dan
meremas buah dada seorang wanita
Oohh. ….enaknya …. ambooiiiii …..
Mbak Marisa yang tak menyangka aku akan berbuat begitu, namun akhirnya ia hanya
pasrah dan membiarkan kedua jemari tanganku bermain-main, memegang dan
meremas-remas dua gumpalan besar payudaranya sepuasnya.
" Besar sekali mbak …", bisikku seakan tak percaya dengan penglihatanku saat
ini.
" Hik…hik… kamu nakal sekali Ery … aawww … pelan-pelan sayang ….mmmm
…aawww …iiihhh … nafsu sekali kamu Er…. Aaawww ….hik..hik… mmm",
pekik mbak Marisa keenakan setiap jemari tanganku dengan gemas memuntir dan
meremas-remas kedua buah payudaranya yang kiri dan kanan berulang kali.
Tak puas sampai disitu kudekatkan muka dan mulutku ke buah dadanya sebelah kanan
lalu dengan rakus mulutku mulai menghisap dan mengulum puting susunya dengan
sepenuh perasaan. Kupejamkan kedua mataku menikmati pengalaman pertama dalam
hidupku ini. Aku menyesal tidak melakukan hal seperti ini dari dulu-dulu.
" Oooowww … Eryy … geli ahh …mmmm … aduuuhh … putingku jangan digigit
dong … awww ….iiihhhh …. nakal …mmmm …uuhhhh ….ih..geliii …",
pekik Marisa kegelian. Jemari kedua tangannya kini mengerumasi rambut kepalaku
sampai awut-awutan, terkadang malah ditekannya kepalaku kedepan sampai muka dan
mulutku yang sedang menyusu sampai ikut tertekan menikmati kelembutan dan
kelunakan buah dadanya yang besar. Aku semakin bernafsu … cepok …cepok
ketika akhirnya secara bergantian mulutku mulai menghisap puting payudaranya
sebelah kiri dan dengan dibantu lidahku bibirku mulai mengenyot dan menyusu buah
dadanya itu dengan harapan air susunya keluar.
" Oowwww …. aduuuh ….Erryyy ….geliiii ..mmmmm ….aaahhhh …..iihhhhh
….mmmm ….aduuuuhh ..putingku sakit Eryyy …", pekik mbak Marisa semakin
keras.
Sementara aku semakin asyik mengenyot dan menghisap puting-puting buah dada
montoknya secara bergantian dan sementara mbak Marisa semakin asyik merintih
keenakan ….. jemari kedua tanganku mulai bergerak menyusuri sekujur tubuh
mulusnya yang seksi, mulai dari punggungnya yang halus mulus terus bergerak
kebawah ke pinggulnya yang bulat aduhai begitu menggemaskan. Aku meremas pelan
… dan semakin lama semakin kuat saking gemasnya. Begitu kenyal dan padat.
Mulus lagi.
Batang penisku yang ngaceng semakin menggila bergerak naik turun makin cepat
seperti piston, kurasakan sudah berkali-kali cairan madziku menetes keluar
menandakan sudah saatnya untuk melakukan senggama. Namun jemari tanganku masih
belum berhenti menjamah tubuh mbak Marisa yang merangsang ini, dengan cepat
jemari tangan kiriku merambah kesela-sela pahanya yang terasa hangat dan lunak,
kurasakan sebuah lekukan kecil lubang duburnya yang sempit sekali, dengan gemas
jari telunjukku langsung kutusukkan memasuki lubang duburnya itu. Sekali tusuk
langsung masuk setengahnya …. Woww … begitu sempitnya dan rasanya panas
sekali telunjukku didalam situ.
" Aaawwww ……aduuuhhh … duburku sakiiit …Eryy …aawww …", pekik mbak
Marisa kesakitan. Aku tak peduli, kini giliran jemari tangan kananku yang
merambah selangkangannya dari arah depan.
Ooohhhhh … sambil terus kukenyot dan kuhisap puting susunya sebelah kiri, kini
kurasakan jemari tanganku telah mengelus-elus bukit kemaluannya yang ternyata
tidak memiliki sehelai rambutpun. Aku agak heran juga sejak kapan mbak Marisa
melepas celana dalamnya but peduli setan. Bukit kemaluannya itu ternyata juga
cukup besar karena aku dapat menggenggamnya dengan seluruh telapak tangan
kananku. Terasa begitu lunak dan hangat dan saat jari tengahku kuselipkan
diantara labia mayoranya yang besar langsung kutusukkan pula menembus liang
vaginanya yang ternyata juga sangat sempit sekali. meskipun aku sudah berusaha
menekan namun kurasa yang masuk paling cuman 1,5 centi saja. Astaga …. Sempit
sekali ….. gimana penisku yang besar dan panjangnya 16,5 centi bisa masuk kalo
sempit begini.
" Aaaawwwww …… aduuuuuhhh …. sakiiiit Eryyy …..", pekik mbak Marisa
kesakitan.
Kucabut jariku dari liang vaginanya, akhirnya bukit kemaluannya hanya
kuremas-remas saja dengan perasaan gemas. Aku memang tidak ada pengalaman
secuilpun tentang senggama karena aku memang belum pernah melakukannya, tetapi
yg jelas aku harus bisa memasukkan batang penisku sepanjang 16,5 centi ini
sampai kandas kedalam liang vagina mbak Marisa. Sampai disitu aku tak mampu
menahan diri lagi, nafsu sex-ku sudah diubun-ubun dan aku ingin segera
menyetubuhi mbak Marisa.
Cepookk …..
Kulepaskan mulutku dari puting-puting buah dadanya lalu dengan tak sabar segera
kupegang batang penisku yang sudah ngaceng nggak karuan lagi itu untuk segera
kumasukkan ke dalam liang vagina mbak Marisa.
" Aaah …. mbak …ngghh …sudah nggak tahan nih …gimana caranya nih …",
pintaku bernafsu setengah rada bloon juga.
" Iiiiih … kamu ini Er … jangan terlalu bernafsu begitu sayang … nanti air
manimu terlalu cepat keluar sayang … kamu bisa enjakulasi dini …iiihh
…hik..hik… penis sebesar itu lagian mana cukup masuk ke lubang kemaluanku Er
… hik …hik…", bisik mbak Marisa sembari mengerling setengah genit
menggodaku.
" Aduuh …. mbak …udah nggak tahan nih …..", pintaku lagi setengah memohon.
" Iiiih …udah ah ….. penismu jangan dipegang-pegang gitu … nanti isinya
keluar lho ….hik..hik.."
" Ya …ampuun … mbak Marisa genit aah ….", sahutku sembari menahan nafsu.
" Semua laki-laki itu memang sama … kalo udah maunya … dasar laki-laki …
sudah rebah sana …", katanya sambil mendorong tubuhku kembali rebah terlentang
diatas karpet.
Begitu aku rebah tidur, mbak Marisa pun lalu mengikutiku dan lansung
mengangkangi tubuhku. Aku kembali terkagum-kagum menyaksikan keindahan tubuh
mulusnya yang sangat sempurna ini. Ooohhh … baru kulihat sekarang bukit
kemaluannya yang agak berwarna kecoklatan dibanding bagian tubuhnya yang lain
itu tampak besar membentuk sebuah bukit kecil indah dan merangsang. Sebuah
belahan memanjang vertikal yang membelah labia mayoranya itu terlihat tebal dan
tertutup rapat seolah menyembunyikan lubang vaginanya yang sangat terlarang. Duh
… merangsangnya bukit kemaluan milik mbak Marisa ini. Tak tahan menyaksikan
pemandangan indah itu jemari tangan kananku mulai meremas batang penisku yang
ngaceng lalu kuusap-usap pelan dengan rasa nikmat sembari memandangi keindahan
tubuhnya.
Mbak Marisa tersenyum kecil melihat ulahku, dengan gayanya yang aduhai,
pantatnya yang seksi dan bahenol itu langsung menduduki kedua belah pahaku.
Aahhh …lututku sampe gemetaran saking gugupnya merasakan kehalusan dan
kemulusan kedua bulatan pantatnya yang sangat merangsang birahi itu.
" Mbak … aahhh …", bibirku seolah ikut tergetar menyaksikan kesemua itu.
Seakan mimpi rasanya melihat seorang bidadari cantik bertelanjang bulat dengan
segala keindahan tubuhnya yang begitu sempurna kini malah menduduki tubuhku.
Marisa makin tersenyum manis melihatku bertambah gugup. Dipegangnya tanganku yg
masih menggenggam batang penisku yang ngaceng lalu dengan mesra dibawanya
kedadanya membelai kemontokan buah dadanya yang besar menantang. Tanpa dikomando
kedua jemari tanganku langsung kembali bergerilya membelai dan meremasi kedua
buah payudara montoknya dengan gemas. Begitu kenyal dan padat.
" Er …. sebelum kita bersetubuh ada syarat yg harus kamu penuhi dulu …",
bisiknya mesra padaku.
" Apapun itu mbak … akan saya kerjakan ….", sahutku pasrah.
" Mmm …. kau harus memuasiku lebih dulu Er … maksudku aku ingin kamu
mencumbu …. mmm … kemaluanku dulu … aahhh …", bisiknya malu dan setengah
ragu.
" Katakanlah mbak … pasti akan saya lakukan …", ujarku semakin bernafsu,
agak heran juga hatiku mendengar permintaannya yg menantang itu.
" Ngghh … dulu mbak selalu melakukannya bersama suami …nggh..", katanya lagi
setengah ragu.
" Katakanlah mbak … jangan kuatir … pasti Ery lakukan …apa itu mbak ….?"
" Mmmm … Ery kamu mau khan meminum cairan kemaluanku …", katanya lalu
menunduk malu.
Aku tersenyum menahan geli mendengar pengakuan polosnya itu, aku pikir mbak
Marisa ini ada sedikit kelainan sex juga. Ada-ada saja. Masa aku disuruh minum
cairan lendir orgasmenya … jangankan setetes dua tetes … satu gelaspun akan
kuminum dengan senang hati seandainya mbak Marisa bisa mengeluarkan sebanyak
itu.
" Saya mau sekali mbak …..", kataku penuh gairah.
Marisa tersenyum manis walaupun kutahu ia sedikit malu juga harus berterus
terang seperti itu.
" Makasih Ery ….", katanya pelan setengah berbisik. Sejenak lalu diangkatnya
tubuhnya kembali, pinggul dan kedua paha mulusnya yang sejak tadi duduk
mengangkangiku kini dengan cepat bergerak menuju ke arahku. Aku begitu takjub
dan kagum menyaksikan keindahan bukit kemaluan miliknya yang besar dengan
lekukan labia mayoranya yang merangsang. Tidak ada sama sekali gelambir kecil yg
biasa sering kulihat pada film2 porno menandakan mbak Marisa ini jarang sekali
bersenggama. Bahkan labia mayoranya yang besar dan tebal itu selain mulus karena
bulu kemaluannya telah dicukur habis, ternyata masih menutup rapat satu sama
lain menyembunyikan clitoris dan lubang vaginanya.
Bau alat kemaluan milik mbak Marisa terasa mulai menusuk hidungku begitu kedua
paha mulusnya dengan cepat telah berada diatas mukaku dan mengangkangiku. Alamak
…..alat vitalku semakin ngaceng saja melihatnya.
" Mmmmm …. bau kemaluanmu enak sekali Marisa …", bisikku setengah serak.
Aku tak bisa melihat wajahnya karena mukaku sudah hampir tertutup dengan bukit
kemaluannya yg besar. Hanya kurang dari 10 centi jaraknya dari mukaku ketika
akhirnya kudengar ia berkata.
" Ery …. cumbui clitorisnya sampai cairanku keluar sayang …", bisiknya pelan
terdengar bernafsu. Habis berkata begitu tiba-tiba saja pandanganku menjadi
gelap, mukaku seakan tertimpa sebuah daging hangat dan lunak. Mmmbbfff … mbak
Marisa telah menekankan seluruh bukit kemaluannya yang montok itu ke mukaku.
Semula digesek-gesekkannya seluruh bukit kemaluannya yang empuk itu ke mukaku.
Bau alat kemaluannya itu terasa menyengat namun entah mengapa aku begitu
menyukai bau khasnya itu. Hidungku yang terselip diantara belahan labia
mayoranya menggesek clitoris dan celah vaginanya yang mulai sedikit basah. Mulut
dan lidahku tak mau kalah mulai ikut mengecup, mencumbu dan menghisap nikmat
bibir-bibir kemaluannya yg tebal. Begitu empuk dan lunak. Gemas rasanya lidah
dan mulutku menjilat dan menghisap daging terlarangnya itu.
Kupejamkan kedua mataku menikmati pengalaman indah pertamaku ini, mencumbu
bagian terlarang bidadari cantikku ini. Kuremas lembut kedua belahan pantat mbak
Marisa yg menduduki pundakku. Aku kira mbak Marisa begitu sangat menikmatinya.
Berulang kali mulutnya memekik kecil lalu mengerang panjang keenakan sambil
menggeliatkan pinggulnya memutar menikmati jilatan dan sedotan mulutku pada
bibir-bibir kemaluan dan clitorisnya.
" Oouuh yaahh …Ery …. ooouuhh …yaahhh … terus sayang …. ouuuuhh
yaaaahhh …mmmm ….Eryyyy …. uuhhhhhh …nikmatnya ….nngggghhhh …"
Cukup lama sekali kukira aku mencumbu alat kelaminnya itu, mungkin sekitar 10-15
menitan, sampai akhirnya saat kuhisap dan kugigit gemas daging clitorisnya yang
sebesar kacang tanah itu tiba-tiba mbak Marisa mengangkat pinggulnya keatas.
" Eryyyyy …. buka mulutmu sayang …aduuuuhhhh … aku mau keluar sayang …..
uuuuuhhhh …… oouuuuuugghhhh …..", pekiknya keras. Rupanya mbak Marisa
sudah hampir sampe ke puncak orgasmenya. Sambil pinggulnya diangkat, jemari
tangan kirinya menyibakkan bibir labia mayoranya yg sudah basah habis kujilati
sedang jari telunjuk kanannya menggosok-gosok daging clitorisnya dengan cepat.
Dapat kulihat jelas dari jarak sekitar 10 centi liang vaginanya yg mungil dan
sudah basah itu sedikit membuka. Melihat pemandangan merangsang itu segera
kubuka mulutku lebar-lebar menunggu cairan orgasme tumpah keluar. Dan 5 detik
kemudian …..
Pruutt …… cpruuutttt ……..
Wow …. Tiba-tiba saja beberapa semprotan bening dari liang kemaluan mbak
Marisa tumpah keluar langsung nyelonong masuk ke dalam mulutku … mmmm ada rasa
asin, amis dan gurih bercampur jadi satu … langsung kutelan nikmat semuanya.
Baru sekali ini aku melihat seorang wanita juga mampu menyemburkan cairan
orgasme.
Mbak Marisa mengerang dan merintih panjang menikmati puncak orgasmenya.
Pinggulnya yang seksi aduhai sampai menggeliat-geliat hebat saking enaknya.
Wuuffff ….. indah sekali.
" Nnnggggggggggggghhhh …….uuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhh"
Kudekatkan mulutku ke lubang kemaluannya yg masih meneteskan cairan
kenikmatannya itu …. Kuhisap dan kusedot sekuatnya sampai kurasakan tidak ada
sisa lagi cairan yg keluar. Lidahku mengecap sedap menikmati lendir orgasme mbak
Marisa sebelum akhirnya kutelan habis.
" Uuuuuuhhhh ….. Eryyyy …. oouhhh …. makasih sayang ….uuuhhh ..nikmatnya
tadi sayang …", bisik mbak Marisa letih setelah orgasmenya berakhir. Kedua
belah pantatnya dihempaskan ke dadaku yang bidang. Lemas.
Kini dapat kulihat kembali wajah cantiknya yang tampak berkeringat basah. Namun
rona-rona kepuasan dan kebahagian terpancar diwajahnya.
Sejenak kubiarkan ia mengatur nafasnya yang sedikit memburu. Kubelai-belai mesra
kedua pahanya yang putih mulus sembari kupandangi alat kemaluannya yg kini
tampak semakin merangsang sehabis orgasme. Uh … aku sudah tak sabar ingin
segera merasakan jepitan liang vaginanya.
Seakan mengerti mbak Marisa lalu menggeser tubuhnya kebawah tubuhku kembali.
Wuuiiih … enak rasanya saat kulit dada dan perutku bergesekan dengan kedua
paha mulusnya itu.
" Mmmm … Er kamu siap kehilangan keperjakaanmu sayang …", bisik mbak Marisa
lembut. Wajahnya yang cantik itu nampak sedikit berkeringat. Dan ouuuuhh … aku
merintih nikmat dan seakan tak percaya ketika dengan penuh kelembutan jemari
lentik mbak Marisa yang halus itu lalu memegang sembari memberi sedikit remasan
gemas pada batang penisku yang sudah ‘over ngaceng’ dan membawanya ke celah
bukit kemaluannya yang sangat merangsang birahi kelelakianku.
Ooouhhh … aku kembali meremas-remas dan memuntir gemas kedua buah dadanya yang
montok dan kenyal itu sambil berbisik dalam hati.
" Selamat tinggal perjaka …….". Ooouuhhh… remasan jemari tangannya membuat
air madziku langsung mengalir deras keluar membasahi kepala penisku namun
tiba-tiba dengan cepat, jari telunjuk tangan kirinya seolah membendung aliran
air madziku yg kental itu sampai menempel di jari telunjuknya. Aku merintih
nikmat. Mbak Marisa tersenyum manis lalu membawa jari telunjuk kirinya yang
sudah basah oleh cairan madziku yg kental itu ke mulutnya dan sambil memejamkan
mata seolah begitu menikmati, mulut dan bibirnya mulai menghisap nikmat cairan
kentalku yang menempel di jari telunjuknya.
Astagaaa …. Aku terperangah melihat tingkahnya yg menggemaskan itu ……
" Oouuhh … Marisaa … perjakai aku sekarang ….. oouhh …", bisikku gemetar
tak kuat menahan nafsu.
Mbak Marisa membuka kedua belah matanya kembali sambil tersenyum manis
memamerkan deretan gigi putihnya. Duh … begitu indah bibir merahnya yg
menggemaskan itu.
" Aahhh …", aku kembali merintih nikmat ketika Marisa kembali meremas batang
penisku.
" Alat vitalmu besar sekali Er ….", bisiknya lembut, lalu kemudian mbak Marisa
mengangkat pinggulnya keatas dan sedikit digeser keatas pinggangku sehingga
bukit kemaluannya yang besar merangsang itu tepat berada diatas batang penisku
yang ngaceng. Perlahan lalu ditempelkannya kepala penisku ke belahan bukit
kemaluannya dan diselipkan disitu. Uuuhhhh … begitu lunak dan hangat, jemari
kedua kakiku seakan gemetaran menyaksikan pemandangan indah ini, sembari terus
diremas-remas dan dikocok perlahan batang penisku yang ngaceng mbak Marisa mulai
menurunkan pinggulnya kebawah dan sleppss … kurasakan ujung kepala penisku
mulai memasuki sebuah lubang sempit diantara dua bibir labia mayoranya ….
" Uuuugghh …", bibirku tanpa terasa bergetar menahan sejuta rasa.
" Mmmmm ….uuhhh … iihh ….besar sekali penismu Er …aww ..", rintih mbak
Marisa sedikit kesakitan ketika secara perlahan-lahan kulihat kepala penisku
yang sebesar sawo manis itu mulai tenggelam menembus ke dalam liang vaginanya.
" Aaahhhh ….Marisa ….ooouuhhhh". Aku mengerang merasakan kenikmatan saat
liang vaginanya menjepit begitu ketat kepala penisku yg besar. Seakan diremas
dan diurut oleh daging hangatnya yang lunak itu.
" Aaahhhh terus mbak … perjakai aku ….ouuuhh …teruss ..yaaahhh
…eenaaknya Marisa …oouuhh ….". Aku menggeliat keenakan. Kupejamkan kedua
mataku menikmati sensasi sex yang baru pertama kali kurasakan ini.
" Oowww … Ery …..oouuhh …besar sekali sayang …mmmmhhff ….woowwww
…..", rintih mbak Marisa sembari kurasakan ia terus menekan pinggulnya
kebawah. Seakan tiada hambatan dan begitu lancar selain rasa ketat dan hangat
yang kurasakan pada separuh batang penisku yang telah berhasil memasuki lubang
vaginanya.
" Aaaahhhh …. terus Marisa ….. aaaaahhhh …", pekikku semakin keenakan.
Mili demi mili kurasakan lubang ketat vaginanya semakin dalam menjepit batang
penisku. Seakan mencengkeram hebat saking sempitnya. Sekujur tubuhku seolah
gemetaran menikmati sensasi sex ini. Kukonsentrasikan seluruh perasaan nikmatku
pada jepitan hangat lubang kemaluan mbak Marisa yang secara terus menerus mili
demi mili menenggelamkan seluruh alat vitalku.
" Uuuuuuh ….. mmmm … alat vitalmu keras sekali Er …. uuuuh……."
Akhirnya dengan satu hentakan kuat ….amblas sudah seluruh batang alat vitalku
tenggelam kedalam liang vaginanya yang sangat ketat dan hangat. Selesai sudah
penetrasi pertamaku ini … dan hilang sudah keperjakaanku …mbak Marisa telah
merenggutnya dariku …. Aku merintih nikmat merasakan batang penisku sepanjang
16,5 centi itu terjepit begitu hebat …. Seakan diremas, diurut dan dikenyot
oleh daging lubang vaginanya yang hangat.
" Woooowww …. Luar biasa sekali Er … penismu benar-benar besar dan panjang
sekali sayang …. Uuuuh … "
" Ooouuhhh …. Marisa ….nikmaat sekali ….. aaaahhhhh …….", erangku
keenakan. Lutut dan sekujur kakiku sampai gemetaran menahan rasa nikmat yg baru
pertama kali ini kurasakan. Aku benar-benar tidak menyangka jepitan hangat liang
vagina milik mbak Marisa ini sampai membuat jiwaku seakan melayang-layang ke
awang-awang.
" Mmmmm … kamu sudah bukan perjaka lagi Ery … ", bisiknya lembut sambil
dielusnya pipiku mesra.
" M…mbak …..", bisikku gemetar keenakan.
" Nggak pa-pa Ery …. wajar untuk pertama kali … mungkin air manimu akan
cepat keluar … mmm …kenapa sayang … sempit yaaa …lubang vagina mbak
…hik..hik …", bisiknya mesra setengah menggoda.
Aku tak sanggup menjawab lagi selain hanya meram melek keenakan.
Sambil setengah tertawa kecil direbahkannya tubuh bugilnya ke badanku sehingga
kedua buah dadanya yang sebesar melon itu menekan dan menempel ketat di dadaku
yang bidang.
Uugghhh …. Nikmat sekali rasanya.
Kupeluk gemas tubuhnya yang mulus dan montok itu. Wajahnya yang cantik menunduk
ke arahku dan sejenak kemudian kami berdua kembali asyik saling bercumbu bibir.
Sementara itu kurasakan kedua paha mulusnya yang mengangkangiku kini menjepit
pinggangku dengan ketat. Aku menggelinjang keenakan merasakan otot-otot daging
vaginanya yang menjepit batang penisku seakan memlintir dan meremas begitu
ketat.
Kupejamkan kedua mataku dan sejenak kemudian kurasakan pinggulnya mulai bergerak
turun naik menyetubuhiku.
" Aaahhhh …. "
Aku mengerang-erang keenakan diantara cumbuan bibir mbak Marisa saat liang
vaginanya yang sempit dan hangat itu mulai menggesek batang penisku keluar
masuk.
Woooowwwww ….. rasanya membuat badanku adem panas saking ueeeenaknya.
" Ooouuuhh …. Marisa …….ooouuuuuhhhh …..yaaaaahhh ……ooouuuuhh..",
erangku nikmat.
Begitu hebatnya mbak Marisa menggoyang pinggul turun naik tanpa mengenal lelah
sedikitpun …
Menit demi menit berlalu … waktu serasa begitu panjang dan lama sekali. Kami
berdua bercumbu mesra sembari saling mendesah keenakan menikmati pergesekan
luarbiasa pada alat kelamin kami yang telah menyatu.
Entah sudah tak terhitung berapa puluh kali liang vagina mbak Marisa menggesek
keluar masuk batang penisku yang seolah telah luluh lantak … dijepit, diremas,
dipilin-pilin dan dikenyot seperti permen. Begitu hebatnya pinggul mbak Marisa
bergerak naik turun menghunjam-hunjamkan seluruh alat vitalku sepanjang 16,5
centi itu ke dalam lubang kemaluannya. Terkadang cepat … terkadang begitu
lambat …. bahkan terkadang digerakkan memutar dari kiri ke kanan dan
sebaliknya membuat batang penisku seolah diplintir-plintir tak karuan.
" Nnnggghhhh. ….Marisa…..ooouuuuuhhhh ……nikmaat sekali ……aahhh…"
" Uuuhhh …. Eryy …nnnnggghhhh … "
Semakin lama mbak Marisa bergerak semakin cepat menaik turunkan pinggulnya
membuat alat vitalku semakin hebat menggesek keluar masuk ke dalam lubang
kemaluannya. Buah zakarku sampai terguncang-guncang saking kuatnya mbak Merisa
menghentak kebawah. Aku merasa tak ada lagi batang penisku yang tersisa diluar
karena begitu mbak Marisa menghentakkan pinggulnya kebawah seluruh batang
penisku serasa dicengkeram hebat oleh daging hangatnya sampai kandas.
Jiwaku seakan berkelojotan merasakan nikmatnya senggama yg sangat luar biasa
ini. Sambil saling berpelukan erat kurasakan mbak Marisa merintih dan mengerang
semakin keras.
" Oooooouuuuuuhhhh ….Eryyyy ….. oooouuuuuuuhhhhh …… oouuuuuuhhhhhh…."
Aku menduga mbak Marisa sebentar lagi akan orgasme ….. wooooowwwww …….
Benar saja…. Semenit kemudian kurasakan otot-otot daging vaginanya tiba-tiba
menjepit alat vitalku dua kali lebih hebat membuatku sampe merem melek keenakan.
Sekujur tubuhku sampe gemetaran menahan rasa nikmat yang tak terkira. Setengah
menit kemudian tiba-tiba tubuh mbak Marisa terasa kaku dan kedua pahanya yang
mulus itu diluruskan kesamping kiri dan kanan sambil mengejan kuat berulang
kali. Aku sendiri ikut-ikutan kelojotan seperti cacing kepanasan merasakan liang
vaginanya bagaikan mesin penjepit yg luar biasa kuatnya … seakan diremas-remas
dan dikenyot habis-habisan alat vitalku yang sudah ‘over heat’ itu.
Mbak marisa mengerang panjang sambil mengejan-ngejan nikmat berulang-ulang …
sejenak kemudian kurasakan seluruh batang penisku seperti disiram cairan hangat
banyak sekali. Wooowwww … ambooi rasanya.
" Ooouuhhhh Eryyyyy ….. oooouuuuuhhhhhh ……….", pekiknya nikmat di puncak
orgasme keduanya.
Beberapa detik kemudian mbak Marisa akhirnya terdiam kelelahan. Lubang
kemaluannya masih menjepit batang penisku sampai kandas. Panas rasanya alat
vitalku dijepit dan digesek seperti tadi. Kupeluk dan kubelai mesra pinggang dan
punggungnya yang putih mulus menetramkan perasaannya yg baru terpuaskan.
" Kau puas Marisaku …..", bisikku penuh kasih sayang.
Ia mengangkat wajahnya yang tampak basah berkeringat dan letih. Bibirnya yang
merah tersenyum manis penuh kepuasan yg tak terkira.
" Ery …. oohh ….. kau kuat sekali Ery …. kamu sendiri belum juga keluar
sayang …ohhh ….kau hebat Ery … mmm .. cupp …cuppp ..", katanya pelan
sambil mengecup bibirku penuh kemesraan.
Aku tersenyum bangga, aku sendiri juga tak mengira dapat mengimbangi bahkan
lebih tahan lama saat bersenggama dengannya tadi. Padahal jepitan dan gesekan
liang vaginanya luar biasa ketat dan nikmatnya.
" Fiiiuuhhh .. Marisa …. ulangi seperti tadi lagi … biar kusemprotkan air
maniku ke lubang kemaluan … mmbbfff..". Mbak marisa membungkam mulutku yg
ngeres itu dengan jemarinya yang lentik.
" Iiiiihh …. Kamu Ery …..ngomongnya kok kotor begitu …?", katanya protes.
" Eee … tadi mbak Marisa khan juga ngomong jorok …", sahutku juga protes.
" Masa iya …sayang …", bisiknya tak percaya.
Kami berdua ketawa cekikikan sampe akhirnya mbak Marisa kembali menggoyang
pinggulnya turun naik menyetubuhiku. Menghunjam-hunjamkan kembali seluruh batang
alat vitalku ke dalam liang vaginanya yang hangat dan sempit. Aku kembali merem
melek dan mengerang-erang keenakan. Sebaliknya mbak Marisa yg sudah terpuaskan
kini hanya tersenyum sambil memandangiku yg sedang mendesah nikmat.
" Uuuuhh .. Ery … keras dan panjang sekali penismu sayang ….uuuuhhhh ….
ayo sayang … keluarkan air manimu ….uuuuhh …..", bisiknya penuh gairah
nafsu.
Aku masih sempat tersenyum geli diantara desah kenikmatanku mendengar ucapannya.
" Aaaahh … Marisa-ku ……teruss …sayang ….ooohhhgg ….aaaahhh
…..yaaaahhh ….. terus … Marisa-ku …mmmm ….oouuhhhgg … nikmat sekali
sayang ….mmm", erangku keenakan.
Begitu sabar dan hebatnya mbak Marisa menggoyangkan pinggulnya naik turun
memuaskan nafsu kelelakianku yang belum tuntas. Digoyangkannya pinggulnya kekiri
dan kekanan sambil dibawa turun naik membuat alat vitalku seakan dihisap,
dibetot, dikenyot dan diplintir-plintir hebat oleh liang vaginanya itu.
Uughh ….. Aku menggeram menahan rasa nikmat dan kurasakan juga akhirnya air
maniku yg mulai bergerak naik hendak muncrat keluar. Sekujur tubuhku yang sedang
disetubuhinya mulai menggelepar pertanda puncak kenikmatan enjakulasi sudah
dekat.
" Oooouuuhh ….. terus Marisa-ku …. yaaahhh …. sedikit lagi sayang
…ngggggghhh ….ooooouuhhhh …. yaaahh … Marisa-ku …. k..kau hebaat
sayang …nggghh ..yaaahh ….sedikit lagi air maniku kek …ke …luar sayang
….ooouuuhhhh ……"
Mbak Marisa semakin bersemangat melihatku mulai hendak enjakulasi, pinggulnya
digerakkan semakin ganas naik turun sambil digoyangkan memutar seolah hendak
memlintir dan memerah alat vitalku yang sudah hendak muncrat. Begitu hebatnya
jepitan liang vaginanya mengocok batang penisku sampai-sampai aku sendiri tak
sanggup menanggung rasa nikmatnya yang sangat luarbiasa.
" Uuuuuhh ….ayo Ery ….. keluarkan air manimu sayang ….uuhhhh ….",
bisiknya genit sambil sesekali mengecup bibirku gemas.
" Ooouhhh … yaaaahhhh ….. mau keluar nih Marisaa ….aaaaahhhhh ……",
teriakku keras sekali. Segera kupeluk erat pinggul montok aduhai-nya yg masih
terus bergerak turun naik menyetubuhiku lalu secepat kilat segera kugulingkan
tubuhnya kesamping sehingga kini gantian badanku yang menindih tubuh montoknya.
Mbak Marisa memekik kecil kaget melihatku begitu perkasa dan ganti menindihnya,
dengan mesra kedua pahanya yang sangat mulus itu diangkat keatas dan menjepit
pinggangku kuat. Seluruh batang penisku seakan tertancap kandas kedalam lubang
kemaluannya yang masih menjepit dengan hebatnya.
" Uuuuhhhh kau kuat sekali Er ….mmm ….benar-benar laki-laki idaman …uuuuuw
…", bisiknya manja.
Mbak Marisa tidak tau kalo air maniku sebenarnya sudah berada dileher kepala
penisku siap untuk kusemburkan keluar, namun aku sengaja masih menahannya
sejenak sekuat tenaga.
" Aaaahhh …Marisa-ku sayang …. kau ingin anak laki atau perempuan …?",
bisikku gemas menahan rasa nikmat.
" Iiiihhhh …. hik …hik … kau ini ngomong apa sih …. mmmm …. laki-laki
saja Ery sayang …. supaya tampan seperti kamu …mmm..", bisiknya mesra.
Aku mendelik nikmat saat tiba-tiba kurasakan liang vaginanya sedikit menyempit,
alat vitalku yang sedang diujung enjakulasi itu langsung collaps … Dan
Craatttttt ……..
" Aaaaaaaaaaaagggghhhh ………..". Aku menggeram nikmat ke puncak enjakulasi.
Kukecup bibir mbak Marisa lembut lalu bersamaan dengan itu mulai kusemburkan air
maniku ke dalam lubang kemaluannya yang menjepit nakal batang penisku itu.
Mbak Marisa memekik kaget saat dirasakannya air maniku menembak dengan kuat ke
dalam rahimnya yang sangat terlarang. Kedua jemari tangannya langsung
mengusap-usap dan meremas-remas pantatku agar aku lebih nikmat memuntahkan air
mani kedalam lubang kemaluannya.
Craaattt ….. cruuuuutttt ……. Cratttt ………. Crruutttt……..
cruuuuutttttt ……..
Semburan demi semburan kuat air maniku mulai keluar memenuhi liang vagina mbak
Marisa. Sungguh tak terperikan rasa nikmat yg kurasakan. Jiwaku seakan ditarik
keatas awang-awang terbang ke dalam sorga kenikmatan yang luar biasa.
" Ooowww ….Eryy … iiihhh …. ooowww ……banyak sekali sayang … mmmm
….uuuuuhhh …terus sayang ….mmmm …. aaahhh kental sekali air manimu
sayang ….mmmmm …", bisiknya penuh gairah.
Gantian kini pinggulku yang kugerakkan turun naik menyetubuhi mbak Marisa.
Kuhunjam-hunjamkan secara perlahan alat vitalku yang sedang enjakulasi kedalam
lubang kemaluannya yang hangat dan sempit.
" Oouuhh…. Marisa-ku ……nggghhhhhggghhh …. nikmatnya sayang
…ngggggghh…..", erangku melepas rasa nikmat yang tak terkira. Begitu
hebatnya liang vagina mbak Marisa menjepit alat vitalku … memerah air maniku
yang terus menyembur-nyembur tak henti-hentinya. Saking banyaknya air maniku
yang keluar sampai pergesekan batang penisku dengan liang vaginanya jadi
bertambah licin dan mantap.
Kukecup dan kukulum bibirnya yang merahnya sepenuh perasaan.
" Nnnnghh … Ery … banyak sekali air manimu sayang … uuhhh … yaaahhh …
terus sayang … uuhhh … semburkan lagi sayang …. uuuhh ….", bisiknya
manja menikmati tubuhnya yang sedang kusemai dengan bibit-bibit calon manusia
itu.
" Oouuuuhhhh ……. Marisaa ……", keluhku nikmat merasakan alat vitalku
masih juga terus menyemburkan air mani.
Crreeetttttt …..crrretttttttt………..cretttrrrrt …………
Aku tak tahu lagi sudah berapa semburan yang kutumpahkan kedalam liang rahimnya,
yang kurasakan hanyalah betapa kenikmatan yg sedang melanda tubuhku itu seakan
membuat jiwaku seakan ringan saja terbang ke atas sorga.
Secara teratur dengan ritme tetap aku masih menaik turunkan pinggulku terus
menyetubuhi mbak Marisa. Begitu nikmat mengeluar masukkan alat vitalku yang
masih memuntahkan cairan sperma itu menggesek daging liang vaginanya. Begitu
ketatnya lubang kemaluan mbak Marisa mengocok-ocok batang penisku dan menyedot
spermaku keluar.
" Ooouuhhh … sudah .. Marisa sayaang … air maniku jangan disedot lagi ….",
bisikku ditelinganya sembari meringis nikmat.
Marisa ketawa cekikikan …
" Iiiihhh …. nakal .. siapa yang nyedot … penismu aja yang ngocor terus
…hik ….hik …
uuuuhh … banyak sekali sih Er …. hik..hik… kamu minum apa sayang bisa
sebanyak ini …", sahutnya manja.
" Sperma Tarzan …..", ujarku sekenanya.
" Iiiiihh …. jorok aahh …. hik ..hik …", pekiknya kaget.
Akhirnya kurasakan ludes juga air maniku disedot lubang kemaluan mbak Marisa.
Namun pinggulku masih terus bergerak turun naik menyetubuhinya seakan tiada rasa
puas dalam hatiku untuk terus menggeluti tubuh mbak Marisa yang montok dan
bahenol ini. Ia sampai merintih-rintih kecil melihatku seolah semakin bertambah
ganas mengeluar masukkan alat vitalku yang masih over voltage menggesek liang
vaginanya sampai kandas.
" Aduuh …. Ery … sudah ah …. berhenti dong …. masih belum puas juga sih
… mbak bisa pingsan nih .. kecapekan ..hik …hik ..", keluhnya manja.
Enjakulasiku berakhir sudah. Begitu luar biasa nikmatnya. Perasaanku sekarang
seolah begitu ringan. Seolah tiada beban. Begitu tentram dan damai.
" Nnnnngghhhh ….. Marisaku …. Isteriku …. nnnggghh ….pinggulku nggak
bisa berhenti nih …. remnya blong ….", bisikku gemas.
" Iiiiihhhh …. Ery …. sudah ah ….hik …hik …. nakal sekali kamu sayang
…. aduuh … kemaluanku sakiit Er …", rintihnya kesakitan.
Jemari tangannya dengan gemas mencubit pantatku yang masih bergerak turun naik
menyetubuhinya.
" Eryyyyy ….. udah dong …. hik …hik … aawwww ….. sakit sayang ….
jangan cepat-cepat masukinnya sayang …. aaawwww …". Mbak Marisa semakin
merintih kesakitan.
Aku tak peduli karena aku semakin gemas dan bernafsu mendengar rintihannya yang
merangsang itu. Entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang kurang lengkap dalam
tubuhku. Alat vitalku terasa masih sedikit gatal-gatal dan masih ngaceng seolah
masih menyimpan keinginan yang terpendam.
" Aduuuhh … Eryyy …. iiiiihhhh … udah ah sayang …. nnggggghhhhhhh ….",
bisiknya lirih. Namun diakhir ucapanya itu aku merasa mbak Marisa mulai
merasakan kenikmatan lagi. Mmmmm …. Aku semakin bersemangat menggoyangkan
pinggulku yang sebenarnya sudah ‘letoy’ itu turun naik dengan mantap.
Bagaimanapun aku juga tak ingin terlalu terbawa ego-ku sendiri. Kuatur gerakan
pinggulku turun naik dengan kecepatan sedang sehingga hunjaman alat vitalku ke
dalam lubang kemaluannya yang sempit itu tidak terlalu membuatnya sakit namun
sebaliknya memberinya rasa nikmat.
" Marisa-ku … air maniku mau keluar lagi nih ….", bisikku mulai merasakan
kenikmatan senggama itu kembali.
" Ooouuhhh … Ery …. k …kau luar biasa sayang …. nnnggngggghhh … terus
sayang … jangan berhenti ….oouuhhh ….", bisiknya sembari menikmati
genjotan alat vitalku yang mulai menggelitik clitorisnya ke sorga kenikmatan.
Kedua pahanya yang mulus kembali menjepit pinggangku erat. Kedua tangannya
memeluk tubuhku mesra dan jemari tangannya mengelus mesra punggungku yang
berkeringat basah. Bagaikan seekor kuda liar tanpa mengenal lelah sedikitpun aku
terus menggoyang pinggul turun naik menyenggamai bidadari cantik mbak Marisa.
Begitu nikmat dadaku yang bidang menindih kedua bulatan payudara raksasanya yang
kenyal dan padat itu. Kedua puting susunya terasa keras dan runcing menusuk
kulit dadaku. Geli-geli rasanya.
Kami saling bercumbu bibir sembari menikmati rasa nikmat pergesekan alat kelamin
kami yang saling beradu untuk mencari kenikmatan sorga dunia.
" Eryyy …aahh …cupp …cuppp … oouuhhhh …. terus sayang ..jangan
berhenti …. sedikit lagi ….ooouhhh…. yaaahh …nggggghhh …..ooowwww
…", rintih mbak Marisa nikmat.
Akupun demikian, aku mulai merasakan kenikmatan sex yang luar biasa. Dan kali
ini ternyata berlangsung begitu lama. Mungkin sekitar setengah jam-an lebih
karena kami berdua sudah sama-sama terpuaskan tadi, tetapi justeru terasa jauh
lebih nikmat. Kami berdua bisa sama-sama berkonsentrasi dan merasakan secara
lebih mendalam dan lebih menjiwai persenggamaan ini. Setiap mili alat kelamin
kami saling menggesek, kami bisa merasakan nikmatnya itu sampai ke tulang
sumsum. Sehingga tidak heran kalo persenggamaan ini berlangsung sangat lama,
karena mbak Marisa semakin keenakan bila alat vitalku kukeluar masukkan secara
perlahan kedalam liang vaginanya. Ia sampai melenguh panjang keenakan ketika
kubenamkan secara perlahan batang penisku kedalam lubang kemaluannya sampai
kandas, begitu pula ketika kutarik batang penisku itu pelan-pelan keluar dari
lubang kemaluannya sampai-sampai ia menggigit pundakku karena gemas.
" Aaahhh … Eryyyy …. nnggghhh …. nikmaatnya sayang …. terus sayang
….ulangi lagi …..aaaahh …..uuuuhhhh ……yyaaaaahhhh ..mmmm …",
rintihnya.
" Marisa-ku …aaahhh … kita keluarkan sama-sama ……", bisikku menahan rasa
nikmat yang sudah mulai memuncak.
" Nnnggghhh …. i..iyaaa…. sayang …. aaahhh ….aku sudah mau keluar
…nggghhh …..lekas Eryyyyy …..", bisik mbak Marisa ke telingaku ketika
dirasakannya puncak orgasmenya sudah sampai.
" Aaaaahh ….tung .. gu sebentar Marisa …….eegggghhh …..aaaaaaahhhhhh
…. ayo Marisaa …sekaraaaannggggg ……", erangku nikmat ketika
enjakulasi-pun akhirnya terpuaskan untuk kedua kalinya.
Kali ini agak kupercepat goyangan pinggulku agar alat vitalku dapat menggesek
liang vaginanya lebih hebat, sehingga puncak kepuasan sex itu lebih terasa
nikmat.
Dan …sambil berpelukan mesra, akhirnya kami berdua saling mengerang-erang dan
menggeliat-geliat melepas puncak kenikmatan itu bersama-sama. Tubuh kami berdua
saling mengejan saking tak kuatnya merasakan rasa nikmat yang luar biasa.
Otot-otot liang vagina mbak Marisa menjepit alat vitalku dua kali lebih ketat
membuat air maniku sontak kembali menyembur-nyembur keluar dengan hebatnya.
Crrrettt ….. cccrrrooot ……… crreeeeettttt ……….. Crrreeeettttt
………
" Marisaaaaaaaaaaaaa …………………aaaaaggghhh "
" Eryyyyyyyyyyyy ………… nngggghhhhh "
Kami berdua sama-sama memekik-mekik nikmat. Seakan terbang saja jiwaku terhempas
kedalam pusaran kenikmatan yang tiada tara. Cairan lendir mbak Marisa terasa
menyembur lemah membasahi dan menghangati seluruh alat vitalku yang terbenam
kandas dalam liang kemaluannya.
Cruuuoooottttttt ………..crreeetttt …..
Air maniku kurasakan mulai menyembur lemah dan akhirnya terasa ludes tak tersisa
lagi. Kantong zakarku seolah kopong karena isinya telah terkuras, disedot
kemaluan mbak Marisa.
Tak terasa begitu cepat sekali rasa nikmat itu berakhir, pinggulku terhempas
lunglai diatas tubuh mbak Marisa. Alat vitalku seakan terbenam dalam lautan air
mani didalam liang vaginanya. Kurasakan batang penisku itu mulai bergerak
menyusut didalam situ. Loyoo. Mbak Marisa menciumi bibirku dengan gemas.
Berkali-kali mulutnya mengulum bibirku sampai lama sekali. Dari wajahnya
terbayang betapa sangat puasnya dia malam ini. Begitu terlihat cantik dan alami
meski tampak basah berkeringat. Kedua matanya yang kelihatan sedikit letih
memandangku mesra.
" Ooh …Eryy …. aku benar-benar puass sekali … kau jantan sekali sayang …
mmmbbff ….cupp …cuupp ….", katanya gemas.
" Aku juga Marisa …. begitu nikmat sekali ….mmm …. indah sekali Marisa
…..", bisikku letih.
Lima menit kemudian aku melungsur keluar dari tubuh mbak Marisa dan tergeletak
lemas disamping tubuh bugilnya.
Malam itu aku menginap di tempat Mbak Marisa sampai pagi, namun sebelum tidur
aku masih sempat mengintip lagi ke kamar si Agus dan benar saja kulihat mereka
memang sedang tertidur lelap kecapekan dan masih telanjang bulat, hanya edannya
kulihat alat vital si Agus yang sudah loyo itu ternyata masih menancap di lubang
dubur Farida. Mungkin mereka sempat maen (sodomi) lagi ketika kutinggal tadi.
Dari sela-sela paha Farida yg putih mulus kulihat leleran cairan kental berwarna
putih (seperti buih) banyak sekali. Mungkin air mani si Agus yg tumpah keluar
dari dalam liang kemaluan Farida.
Sampai sekarang hubungan sex ini masih tetap berlangsung. Dan seperti yg telah
saya duga sebelumnya mbak Marisa saat ini telah menunjukkan tanda-tanda
kehamilan. Entahlah bagaimana selanjutnya aku masih bingung, hanya saja mbak
Marisa mengatakan supaya aku jangan khawatir mengenai kehamilannya karena ini
katanya sudah menjadi tanggung jawabnya bersama suaminya nanti (edaan nggak),
tapi entah bagaimana reaksi suaminya.
Ketika sahabatku Agus kuceritakan tentang hub.sex ku ini, semula ia tak percaya
sama sekali dan menuduhku ngayal. Namun suatu malam yg telah kurencanakan, ia
kusuruh mengintipku dan baru benar-benar percaya ketika kusetubuhi mbak Marisa
untuk ke-29 kalinya. He…he… katanya ia sampai sempat onani segala melihat
tubuh mbak Marisa yg begitu indah mulus dan montok, bahkan gilanya ia masih
sempat merekam adegan persetubuhan kami itu dgn handycam-nya selama kurang lebih
10 menit.
Ada kejadian lucu pada beberapa hari yg lalu ketika suatu siang sehabis pulang
dari kampus, aku benar-benar tak dapat menahan kerinduanku pada mbak Marisa,
sambil sedikit setengah memaksa, aku meminta mbak Marisa memenuhi keinginan
sexualku. Meski pada mulanya ia menolak karena sikon yg tak memungkinkan disaat
kegiatan salonnya yg sedang ramai namun akhirnya ia mau juga, mbak Marisa
mengajakku melakukannya di dapur saja daripada di kamarnya dan ia menyuruhku
melakukannya dengan cepat karena takut ketahuan pegawai salon.
Ketika kami melakukan persetubuhan itu, masih dengan pakaian lengkap. Mbak
Marisa hanya menarik turun celana jeans dan CDnya sebatas paha, begitu pula
denganku hanya kuplorotkan sebatas paha pula. Mbak Marisa menyuruhku agar
melakukannya dari sebelah belakang, dan ia lalu berdiri agak setengah membungkuk
membelakangiku diatas sebuah meja di dapur. Alat vitalku yang sudah sangat
ngaceng itu kuselipkan diantara kedua belah paha mulusnya dan menembus labia
mayoranya yang tebal merangsang. Hanya kurang dari 10 detik, seluruh batang
penisku sepanjang 16,5 centi itu telah kubenamkan seluruhnya kedalam liang
kemaluannya yang hangat dan sempit. Sambil kuremas gemas kedua belah payudara
montoknya dari belakang, aku mulai asyik menggoyang pinggul menyetubuhi mbak
Marisa. Namun kenyataan berkata lain, 20 menit kemudian yang kebetulan sekali
saat itu kami berdua sudah hampir sampai ke puncak kenikmatan secara hampir
bersamaan. Ketika tiba-tiba salah satu pegawai mbak Marisa yaitu Sherly
nyelonong masuk ke dapur hendak mengambil gelas untuk minum. Kami berdua
terhenyak kaget, begitu pula dengan Sherly. Begitu kagetnya mbak Marisa sampai
lubang vaginanya mengerut mengecil menjepit alat vitalku yg saat itu sedang
mendekati klimaks-nya, prrttt .. rasanya jepitannya yg luarbiasa membuat alat
vitalku langsung muncrat memuntahkan air mani kedalam lubang kemaluannya.
" Eeeehhh … mbak …. Maaf …!!", pekik Sherly kaget setengah ketakutan
melihat kami berdua sedang berhubungan intim.
" Sherlyy ..!!!", pekik mbak Mbak Marisa pula.
Sebaliknya aku malah meram melek keenakan merasakan air maniku yg
menyembur-nyembur hebat kedalam liang kemaluan mbak Marisa. Rasa nikmatnya
membuatku seakan tak peduli dengan kejadian mengejutkan itu.
" Ma … maaf m ..mbak …. Saya mau ambil gelas …..", seru Sherly masih
kaget.
Sejenak mbak Marisa akhirnya dapat menguasai keadaan.
" Ya sudahlah … Sherly .. lekas ambil sana …", ujar mbak Marisa setengah
ketus.
Sherly langsung ngibrit keluar begitu benda yg dicarinya sudah didapat. Kami
berdua saling ketawa cekikikan mengingat kejadian lucu tadi, lalu melanjutkan
lagi permainan sex kami yg sempat terganggu 1 ronde lagi.
Sejak kejadian itu Sherly semakin berani menggodaku dan hampir tiap hari ia
menelpon mengajakku pergi menemaninya ke diskotik. Saya tahu ia pasti punya
hasrat lain selain hanya sekedar pergi ke diskotik. Aku masih belum mengiyakan
permintaannya, berhubung sebenarnya saya sedang naksir pada Silvi yaitu salah
satu pegawai mbak Marisa yg lain, orangnya setahun lebih tua tetapi masih imut2
dan manis seperti Deyana Lomban (atlet badminton) dan saat inipun hubungan kami
sudah dapat dibilang pacaran, hanya saja sedikit ngeri juga mengingat kejadian
ketika Sherly memergokiku sedang bersetubuh dgn mbak Marisa. Aku khawatir Sherly
mengadukan soal ini kepada Silvi. Kadang terpikir olehku untuk mengiyakan saja
kemauan Sherly menemaninya ke diskotik atau menggagahinya sekalian untuk sekedar
tutup mulut (kalo perlu) … ha …ha..

aku nady,,,heeemppph.....

Setelah selesai dari universitas, aku mendapat lowongan kerja di
perusahaan Jepang untuk setahun, lalu pindah ke klinik kesehatan di
Jakarta, di bagian adiministrasi nya. pada mulanya hanya partime saja,
karena orang yang sebelumnya sedang cuti melahirkan. dan di tempat ini
aku bertemu dengan pacarku yang sekarang Nady, kerjanya bagian maintain
komputer network di tempat kerja, tapi kalau dengan aku dia maunya di
panggil Nad saja, karena kedengaran spt kependekan dari Nathan, dan
kedengarannya lebih keren. ibu Lusi yang ambil cuti melahirkan,
ternyata memutuskan tidak akan bekerja lagi, tapi akan menjaga bayi,
mengurus rumah dan suaminya. kadang kadang masih ketemu jika mengedakan
rutin check up untuk bayinya.
Pada hari sabtu, memang agak sepi, dan
kantor kita hanya buka setengah hari. jam tutup sudah 15 minit yang
lalu, aku hanya membereskan kerjaan hari ini yang tinggal sedikit, dan
menyiapkan appointment untuk minggu depan. aku kira cuma tinggal aku
sendiri di kantor. ternyata dari balik pintu masuk terdengar sapaan
"Tamara masih di sini ??" ternyata Nady masih di sini juga dan cuma
tinggal aku dan dia saja yang masih di kantor setelah aku check di
masing masing ruang dokter lainnya. Pengen tahu si Nady seperti apa ??
tingginya 172cm, dengan berat badan 77Kg, dada nya lapang juga utk
ukuran badan dia, dan orang nya enak untuk di ajak ngobrol, aku sering
juga menceritakan masalahku kepada dia, dan dari situ aku merasa dekat
dengan nya, dan kebetulan dia juga masih single.
sekarang dia sudah
berdiri di samping ku dan bertanya "sibuk nggak hari ini ??", aku tahu
dia cuma basa basi saja, aku cuma bilang "lumayan…., agak capek
nich…" kataku sambil mengurut pundak ku, rupanya dia menangkap
signalku, dan mulai pindah ke belakang kursi ku, dan langsung menaruh
tangan nya di pundak ku, dan mulai meremas nya dan aku hanya bisa
menahan eranganku. Tangannya berasa mantap di pundakku, dan setelah 10
menit di pundak, tangannya mulai turun ke punggungku, pundak ku sudah
mulai lega, dan dia berkata "yuk kebelakang aja, kan udah nggak ada
orang…….". aku hanya tersenyum, dan sebelum ke belakang aku kunci
pintu, dan ganti tanda "buka" menjadi "tutup".
Waktu aku masuk ke
salah satu ruang praktek yang di situ, Nady telah mengeser pembaringan
pasien ke tengah ruang, dan dia bilang "berbaring saja di sini, lebih
enak daripada duduk di kursi mu". Setelah telungkup di pembaringan itu
tangannya langsung menuju ke pundak dan punggung ku, setelah agak lama
di situ, mulai turun ke betisku, ternyata dia mahir juga dengan
pijatannya. lalu dia berkata "buka saja bajunya biar lebih leluasa
memijatnya" aku kurang lebih tahu apa yang dia mau, dan ini adalah saat
yang aku tunggu tunggu. karena pakaian atas dan bawahku jadi satu maka
aku nggak ada pilihan lain, jadi aku lepas semua, dan terpajang lah
badanku yang langsing dan berkulit kuning langsat, tidak terlalu hitam
atau putih pucat, yang mana aku boleh berbangga karena aku merawatnya
sebulan sekali aku mandi lulur. Juga BH ku, tapi aku sambar handuk
kecil untuk menutupi buah dadaku yang memakai BH ukuran 36C dengan
puting yang menonjol keluar dan berwarna coklat muda. Nady pura pura
nggak ngelihat, tapi aku pergoki dia curi lihat, dan waktu aku lihat
bagian depan celana nya, sudah kelihatan ada tonjolannya. waktu aku
telungkup di atas meja, tangan nya dengan lincah memijit pundak dan
punggung ku. aku merasakan kehangatan minyak kayu putih yang di oleskan
sedikit di tangannya. sembari memijat kita berbincang bincang masalah
kerja, hubungannya dengan bekas teman universitasnya dan mode trend
yang lagi nge in. aku merasa senang di pijit spt ini, krn aku sudah
lama nggak dipijit, dan aku juga tahu dia sedang kesepian, krn baru
putus dengan pacarnya. Untuk membuat suasana lebih menarik aku minta
dia untuk membuka saja bajunya, dengan alasan spy keringatnya nggak
menempel di situ. tujuanku sih cuma mau melihat dadanya yang lapang
itu. waktu dia berbalik aku cepat cepat buka celana dalamku, dan duduk
di pinggir meja periksa, handuk yang tadinya menutupi dadaku aku
lingkarkan dan ikat ke pinggang ku. waktu Nady berbalik aku bisa
melihat expresi wajah nya yang kaget dan benggong, krn tidak menyangka,
akan melihat pemandangan yang spt itu. Sambil tersenyum aku berkata
"kamu nggak keberatan kan mijit dadaku…….." dia masih terbenggong,
dengan terbata bata dia menjawab "dadanya pegel juga ya….." dan aku
sudah ambil initiative untuk turun, dengan satu tangan memeganggi
handuk kecil itu supaya tidak lepas, dan dadaku berasa berguncang
ketika turun dari meja periksa, aku tuntun dia untuk mencuci tangannya,
yang berbekas minyak kayu putih. setelah selesai dengan satu tangan aku
usap dadanya yang lapang itu dengan satu tangan, dan aku mainkan
putingnya juga. Dengan tangan yang sama aku tarik kepalanya dari
belakang spy menunduk sedikit, dan aku bisa mencium bibirnya. dengan
beberapa kecupan kecil aku selipkan tangan ku ke pinggiran celananya,
dan menarik dia supaya mendekat ke meja periksa lagi. Dia bantu aku utk
naik ke meja periksa, kita masih ciuman, tangannya seolah olah dengan
refleks nya sudah ada di dadaku meremas remas kedua buah dada ku.
lidahnya mencari cari lidahku, aku pun nggak mau kalah aku hisap
lidahnya seperti menghisap es lilin. memekku sudah berasa basah, dan
satu tangan ku masih di belakang kepalanya Nady, dan tangan satunya
menggosok gosok memek ku. Dia hanya tersenyum saja ketika aku minta dia
untuk jilatin memek ku, setelah agak lama kita ciuman. dia menundukkan
kepalanya untuk menciumi dadaku, dan putingnya yang sudah berdiri tegak
itu di jilatin dan di hisapnya, dari mulut ku terdengar suara
aaahhhh…………. uuuuuuhhhmmmmmmmm………. ….. ke enakan,
sedangkan tangannya sekarang sudah mengantikan tanganku menggosok memek
ku, yang mana menambah kenikmatan yang sudah lama tidak aku rasakan.
Tidak lama kemudian, tangannya naik lagi untuk bermain main di kedua
buah dada ku dan mulutnya yang mengantikan posisi tangannya sekarang
lidahnya menjilatin pinggiran memekku dan sekali kali menerobos masuk
ke lubang memek ku yang membuat ku berdesah ke enakan. Napas ku menjadi
berat di buatnya, dan tanganku mengacak rambut Nady, sekalian menuntun
kemana mulutnya akan menghisap dan menjilatnya, dan kadang kadang
mengusap usap punggung nya, dan kadang kadang aku garuk punggungnya
dengan kuku ku. ketika di temukan itil ku, di jilat dan hisap itil ku,
sebagai pelampiasan rasa geliku, tanpa sadar aku cakar punggungnya, dan
nggak di sengaja rupanya ada jerawat di punggungnya yang tercakar, dan
Nady pun berteriak dengan keras nya AAAAKKKKHHHHH…………….
Tamara……. jerawatku kamu cakar, aaaahhhh………. sakit
nich……. dan aku buru buru minta maaf, Nady masih mengeliat liat
kesakitan, sambil punggungnya di tempel ke tembok. Aku buru buru minta
maaf sambil mengusap punggungnya, tapi tidak di hirau kan olehnya,
kemudian dia menyambar bajunya, dan pergi keluar ruangan. sekarang
gantian aku yang terbengong bengong. aku tidak bisa mengejarnya, aku
tahu dalam kantor nggak ada orang lagi, tapi aku sedang bugil.
Aku
pikir yah…….. hilang deh…. kesempatan untuk bermain dengan Nady, aku
mulai mengenakan pakaianku, ketika aku sedang mencoba mengaitkan BHku,
dia kembali dengan membawa satu tas kecil, dan berkata "tangan kamu
jahil jerawat gua kegaruk dan sakit sekali" dan aku berkata " maaf donk
jangan marah ya…… yuk kemari lagi ini ada yang nunggu
nich………" sambil menunjuk ke memek ku. "tapi harus pakai
ini………" katanya sambil menunjuk kan tali yang diambilnya dari tas
itu. karena aku merasa bersalah dan memek ku juga sudah gatal maka aku
setuju saja. Aku lihat sepertinya tali untuk panjat tebing dengan warna
keabu abuan. Maka di ikatnya tangan ku di ujung ujung meja periksa, dan
di ganjalnya kepalaku dengan bantal, supaya bisa melihat juga dia
sedang apa katanya. dengan perlahan diletak kan tangannya di lutut ku
sambil tersenyum dia naik ke meja periksa dari arah kaki ku dan
kepalanya mulai menuju dadaku, di cium, dan di jilatin dadaku yang
sebelah, dan dengan tangan satunya meremas dan memilin puting dadaku
yang sebelah. dan suara aaaahhhh………. dan uuhhhmmmm………. saja
yang aku bisa keluarkan dari mulutku. setelah beberapa saat aku minta
dia untuk membuka celananya dan mengeluarkan kontolnya supaya aku bisa
mengisapnya, tapi dia bilang "ntar…. yang ini belum selesai" dan dia
mulai turun ke memek ku lagi dan cium paha bagian dalam, juga gigitan
kecil tak di lewatkan juga, pinggiran memek ku di jilatinnya dengan
perlahan, dengan waktu yang sama bagian atas memek ku, dekat itilnya di
jilatinnya juga, yang membuat aku mengeliat lliat, tapi aku tak berdaya
untuk memegang apa apa karena tangan ku masih terikat di meja. Aku
sudah nggak tahan lagi, maka ku tendang perlahan dia, dengan merengek "
ayo donk…. kontolnya di keluarkan biar aku hisap". Akhirnya di
lepasnya juga celana dan celana dalamnya, dan aku bisa melihat
kontolnya sudah membesar, dan berdiri juga. "Nad, di lepas donk talinya
supaya aku bisa pegang kontol mu…." kata ku, tapi nggak di hiraukan
olehnya. dia naik lagi ke atas meja periksa, berlutut sehingga lututnya
ada di bawah ketiakku, dan kontolnya terayun ayun di depan mulutku.
"tangan kamu nakal jadi mendingan di ikat saja" katanya sambil
mengangkat batang kontolnya, dan lidah ku langsung menjilat buah
pelirnya, dan mengecupnya, ternyata di buah perlirnya bersih, rupanya
telah di cukur oleh Nady, maka aku masukkan satu pelirnya ke mulutku
dan ku hisap perlahan, Nady pun mendesah
hhh…… ke enakan,
masih ku hisap pelirnya spt sedang makan permen chupa chup, tak lama
aku hisap, ku kunyah perlahan, yang membuat desahan Nady menjadi
erangan panjang, "AAAKKKhhhhhh……… Mara……. pegel
aaaakkkhhhhhh……….. jangan stop……. enak Mara………" setelah
ku kunyah agak lama, di tariknya biji pelir dari mulut ku, dan dia
masuk kan kontolnya ke mulutku. Aku tak dapat menahannya karena tangan
ku masih terikat di meja itu, permulaannya aku cuma hisap kepalanya,
setelah beberapa saat masuk setengah dari kontolnya, dan Nady masih
mengocok kontolnya di mulutku, sampai pada akhirnya dapat ku telan ke
seluruhannya. Setelah beberapa saat dia mengocok kontolnya di mulut ku,
di keluarkan kontolnya dari mulutku, dan kini dia membalik kan badannya
sehinggga kontolnya dapat di masukkan lagi ke mulut ku dan dia bisa
jilatin memek ku. lidahnya di keluar masukkan memek ku, yang membuatku
kegelian dan mendesah…… Nady tahu kalau aku ke enakan maka di
hisapnya juga itil ku, yang membuat aku semakin kegelian, dengan
kontolnya di mulutku, aku berusaha memberitahu dia untuk memasukkan
kontolnya ke memek ku, tapi yang keluar cuma "eeeemmhhh……. ontol a
asukan e memek u aaaahh….." aku berasa ada yang masuk, tang ternyata
jari nya dia. jarinya di kocokkan di memekku, dan di hisapnya itil ku
juga. aku sudah tak tahan lagi, "uuuuukkhhhhhh……………….
aaaakhhhhh……………. " dan badan ku mengejang beberapa saat, dan
berasa seperti mau kencing, "cret…cret.. cret.." aku berasa ada yang
keluar dari memekku. Climaks ku telah sampai.
Nady juga berasa badan
ku yang mengejang tadi, maka di cabut kontolnya dari mulut ku dan turun
dari meja periksa, dengan tersenyum dia bertanya "sudah ngecret
ya……. enak nggak ?……." aku hanya tersenym saja, dan jarinya
masuk lagi ke memek ku, berlutut di ujung meja, diangkatnya kedua
kakiku ke pundaknya, dan kemudian dengan perlahan jarinya di masuk kan
ke lubang pantatku, aku berasa sakit "Nad………. jangan Nad…..
sakit……… aaaakkhhh………" sambil ku angkat sedikit pantatku
untuk menghindar, tapi tak di hiraukan oleh Nady, masih juga di
kocoknya lubang pantat ku. Memang lubang pantat ku masih perawan, dan
akupun nggak pernah memainkan nya. "Nad………. dengar nggak sih….
sakit……… aaaakkhhh………" rengek ku, dan aku mulai meronta
ronta. dia turun dari meja, dan di ambilnya botol kecil dan di taruhnya
di perut ku, tulisan di botol "Vaseline" dia naik lagi ke atas meja,
dan di naikkan kakiku ke pundaknya lagi, "Nad….. jangan sakit
lho……" di bukanya tutup botol dan di coleknya salep itu dari botol
dan di oleskan di lubang pantatku, dan jarinya masuk sedikit, seolah
olah mengolesi dinding bagian dalam lubang pantatku itu. "sudah nggak
sakit kan…….. sekarang, rileks saja pantatnya, nanti kan berasa
enak…." katanya sambil tersenyum ke aku. Aku masih berasa ada yang
licin mengocok lubang pantat ku, sekitar 5 menit lubang pantat ku di
kocok dengan jarinya, lalu di cabut jarinya dari situ dan aku berasa
lega, dan kosong. Aku lihat di coleknya salep itu lagi, dan di oles kan
ke lubang pantat ku, dan ada sedikit sisa di usap kan ke kontolnya, dan
dia ambil lagi salep vaseline itu, dan kali ini di oles kan semuanya ke
kontolnya. Kembali jarinya masuk ke pantat ku, kali ini cuma sebentar,
lalu di arahkan kepala kontolnya ke lubang pantatku. kontolnya lebih
besar dari jarinya, itu membuatku panik, dan aku meronta, tanganku
masih terikat di kaki meja, kakiku berusaha menendang Nady, tapi dengan
sigapnya dia amankan kakiku, dan dengan perlahan di masukkan kepala
kontolnya. Aku berasa kepala kontolnya yang besar itu berusaha
menerobos masuk. "Tam… relaks saja ototnya, jangan di tahan, kamu
pasti berasa enak nantinya…….." di cabutnya kontolnya, dan di olesi
salep itu lagi, dengan tersenyum memberi semangat dia berkata "santai
saja….. jangan di tahan". Aku berusaha sesantai mungkin, dan berusaha
tidak memikirkan besar kontolnya. Aku berasa kepala kontolnya dengan
perlahan mulai di masukkan ke lubang pantatku. ternyata benar juga,
kalau aku kendorkan otot ku nggak terlalu sakit. kepala kontolnya sudah
hampir masuk semua, dan dia stop sebentar. "benarkan……. mendingan
sekarang…." dan sekarang mulai digerakkan lagi masuk lebih dalam.
AAaaakkhhhhh……………… Nad……… pelan pelan donk………
sakit…. nngghhhh………. uuhhmmmmm……….." sekarang baru terasa
lumayan, nggak terlalu sakit, dan kocokan Nady dipercepat, tangannyapun
nggak tinggal diam, dadaku di remas nya, putingnya di pilin pilin nya
yang kanan dan kiri bergantian. dia nggak banyak omong, kalau sedang
ngentot. setelah puas main in buah dadaku. jari tangan nya mulai masuk
ke memek ku lagi, dan membuat aku kegelian, dia tahu kalau memek ku
jadi sensitive, makanya memekku di korek korek, pertamanya cuma dengan
satu jari, dan lama lama, dia gunakan dua jari, dan makin basah saja
memek ku di buat nya. Nady akan masukkan jari yang ketiga tapi aku
bilang kalau sakit, dia nggak jadi masukkan, tapi itil ku sekarang yang
jadi sasaran, dan kali ini lubang pantat ku sedang di sumpal dengan
kontolnya, dan itil ku di main in ama Nady lyang membuatku tambah
terangsang saja. dan lagi aku berasa ingin kencing, aku hanya bisa
menahan, sambil mengapit pundak Nady kuat kuat, sampai dia merasakan
tubuhku mengejang selama 30-40 detik, klimaks ku tercapai lagi. Nady
hanya berhenti sebentar, kontolnya masih di dalam lubang pantatku,
sambil tersenyum dia bertanya "klimaks lagi ya………., kok nggak
tunggu tunngu saya…….".
Perlahan di cabut kontolnya dari
lubang pantatku, dia turun dari meja periksa, "lepaskan tangan ku
donk….. kalau sudah selesai, masa saya di ikat di sini terus sampai
senin nanti…" kataku, aku pikir dia mau sudahan.Nady hanya tersenyum
"aku mau kasih kamu yang lebih enak lagi, jangan kaget ya…….."
katanya, dan dia berbalik membelakangi ku, di ambilnya sesuatu dari tas
kecilnya, aku masih belum tahu apa itu. waktu berbalik aku hanya bisa
terbengong saja. ku lihat di kontolnya bergantung satu batangan lagi,
spt penis mainan, Nady menerangkan kalau ini cuma mainan, dia titip
dari teman nya yang datang dari luar negri, bahannya dari karet yang
sudah di olah. dia naik lagi ke meja periksa, dan kaki ku di naikkan
lagi ke pundaknya. "Dy, masukin donk kontol kamu ke memek ku………"
rengek ku, kemudian aku berasa kalau ada yang masuk ke lubang memekku,
"apa itu…. yang masuk ??" tanya ku, "katanya mau di entot pakai
kontolku….. kamu kan bisa lihat yang mainan ada di sebelah
atas…….." sahut Nady. Memek ku sudah basah, jadi kontolnya Nady
nggak perlu di kasih salepnya itu. AAaahhhh………. aku hanya bisa
mendesah, di kocoknya kontol Nady disitu, dan tangannya pun nggak
tinggal diam, mulai gerayangin aku punya dada, wahh…….. rasanya
selangit deh……… setelah 9-10 menit di cabut kontolnya, "kok di
cabut ??" tanyaku, "coba yang baru ah….." jarinya Nady masuk ke memek
ku yang sudah basah ini dan di usapkan lendir dari memek ku ke kontol
mainan nya, dan dia juga usapkan ke kontolnya sendiri.
dengan
perlahan di masukkan kontol mainan itu ke memek ku dan juga kontolnya
ke lubang pantat ku lagi. kali ini sudah mendingan nggak spt yang
pertama kali. aku terasa penuh sekali, ke dua lubangku terisi semua,
Nady mengocok kontolnya secara perlahan dan lambat laun di percepat,
aku pun nggak mau kalah, ku goyang juga pinggulku, sambil mengeliat dan
meronta ronta kegelian, tangan ku masih terikat di ujung ujung meja,
jadi aku nggak bisa memegang apa apa. dan waktu di masukkan kontol Nady
ke lubang pantat ku otomatis kontol mainannya juga ikut masuk ke memek
ku, waktu di kocok rasanya ujung kontol itu bersentuhan di balik
dinding tipis di dalam ku. dari ekspresi mukanya aku bisa melihat kalau
Nady sedang konsentrasi, tapi kontolnya masih mengocok di kedua lubang
ku, tapi tangannya meremas remas dadaku, dan memainkan putingku, tak
lama dia main dengan buah dadaku, dia bilang kalau akan mencapai
klimaks nya, dan aku bilang "tahan dulu sebentar lagi aku juga akan
ngecret juga" lalu aku pindahkan kaki ku ke pinggang nya supaya dapat
mengapit pinggang nya lebih erat. Setelah berhenti sebentar, tapi
kontolnya masih dalam lubang pantat ku, Nady mulai mengocok kontolnya
lagi di lubang pantat ku, dan kontol mainan nya di lubang memekku juga
ikut keluar masuk mengikuti kontolnya. Nady mulai dengan perlahan, dan
makin di percepat, tangannya masih meremas buah dadaku, dan tak berapa
lama aku berasa kalau mau sampai klimaks ku, dan kakiku mengapit
pinggang Nady agak keras, dan dia tahu kalau aku mau ngecret lagi, dan
di percepat juga kocokannya. dari napas nya aku juga berasa kalau dia
juga hampir sampai ke klimiaksnya, akhirnya "Akh…. Akh…. Akh….
ah………….. Naady……. Akh……………" dan Nady pun
berteriak "AAkkkhhhh………… uummmhhhhhhh………. mara enak……
aaahh……………."
aku lepas kan pinggang Nady, dan diapun dengan
lemasnya berbaring di atas ku, dan kaki ku masih mengapit pinggangnya.
kurang lebih lima menit kita berbaring tak bergerak di meja itu lalu
dengan perlahan Nady bangun dan di ciumnya bibirku, dan juga di
belakang telinga ku, aku hanya mengeiat kegelian, lalu dia kembali
mencium bibirku lagi dan ku hisap lidahnya perlahan. setelah itu dia
berbisik "lain kali kalau mau lagi minta aja langsung jangan malu malu"
sambil tersenyum. Dia turun dari meja dan di lepasnya ikatan tangan ku.
dan waktu aku turun dari meja, aku berasa ada yang meleleh dari
selangkangan ku ternyata pejuh Nady keluar dari lubang pantat ku dan
punyaku mengalir keluar dari memek ku. Lubang pantat ku agak sakit utk
beberapa hari. Dan sejak itu aku sering kerja lembur dengan Nady. atau
hanya menemani dia saja jika aku tidak ada kegiatan lain