Kamis, 19 Mei 2011

aku liaNamaku Lia. Aku adalah ibu rumah tangga yang telah berumur 35 tahun. Hidupku boleh dikatakan beruntung, aku mempunyai rumah yang megah di Pulomas dan harta benda yang melimpah, sehingga bagiku krisis moneter tak terlalu berpengaruh bagi perekonomian keluargaku. Suamiku, Liem, 50 tahun, mempunyai jaringan bisnis baik di Indonesia maupun di luar negri. Ia adalah pengusaha yang sukses.Walaupun dijejali dengan materi yang melimpah ruah, tetapi kehidupanku rumah tanggaku terasa hambar. Dulu, aku dikawinkan dengan Liem setelah aku menamatkan kuliahku, umurku kira-kira 22 tahun. Aku adalah anak tunggal. Aku tidak terlalu mengenalnya, keluargaku yang menjodohkanku dengannya karena pada waktu itu Liem adalah rekan bisnis ayahku, dan ayahku sangat mempercayainya. Di awal perkawinan, hubungan suami istri kami hanya sebagai formalitas saja, Liem banyak menghabiskan waktunya di luar rumah, bahkan hingga umurnya yang telah mencapai setengah abad ini, ia masih sering berada di luar. Sedangkan dirumah, sering aku merasa kesepian, karena aku belum juga dikaruniai seorang anak yang bisa mengisi kesepianku. Untuk memenuhi hasrat birahiku, aku sering menonton film Blue. Aku terangsang tiap kali melihat gerakkan penis yang menusuk-nusuk vagina.. Uuhhh.. aku mulai mempermainkan vaginaku dengan jariku,membayangkan, penis yang panjang dan besar itu, menghujam keras, menusuk-nusuk liang vaginaku. Suara-suara melenguh , gerakan-gerakan pinggul, ekspresi muka dari masing-masing pasangan yang begitu mendalami kenikmatan bersetubuh… uhhh… tak henti-hentinya tanganku memain-mainkan klitorisku… naik..turun..naik..turun..sambil berputar.. kugerakkan tanganku dengan cepat, sehingga vaginaku mulai basah dan membengkak…aaahhkkk.. walaupun penis itu hanya bayanganku saja.. tapi sudah terasa nikmat sekali.. Kadang, kugoyang-goyangkan pinggulku… Aaahhhkkk nikmat sekali… Sementara, suara ceplak ceplok terdengar dari TV, gaya dog-style.. aaahhh…aahhh..aahhhh… bercampur baur dengan lenguhan-lenguhan nikmat… aku menikmati segala suara-suara senggama yang keluar dari TV 36 inch ku itu… Ssshhhh…sssshhhhh…kugigit bibir bawahku, mendalami khayalku bersenggama dengan penis raksasa..aku merasakan kanikmatan yang makin memuncak… aaahhh…aaaahh… eranganku membahana menyamai erangan di TV… uaaaah…kupercepat gerakan jariku… aku tak tahan lagi.. sesuatu akan menyemprot keluar dari dalam liang Vaginaku… aaaaaahhhhhhkkkk…ahhhkk…ahhkkkk… otot-otot tubuhku mengejang..bagaikan tersetrum listrik ribuan volt..alam pikirku terbang ke awang-awang.. meresapi kenikmatan orgasme..aaaahhhhh.. aaaahhhhh… niikkmaaat sekali…Wuuuh.. kuhela nafas panjang.. kukira sampai disini saja masturbasiku.. Akibat lama-lama bermasturbasi dengan berkhayal disetubuhi oleh penis raksasa, aku jadi ingin betul-betul merasakan nikmatnya peniss raksasa..Tapi, penis siapa..??? Sampai pada suatu hari,pertanyaanku itu terjawab.. Hari itu, aku hendak pergi ke Gym, biasa, Fitness..Untuk mempertahankan tubuhku agar tetap langsing dan kencang. Aku mempunyai supir pribadi yang biasa mengantarku ke Gym, namanya Pak Marlon, orang dari Sorong, Irian Jaya. Pak Marlon ini telah dipercaya menjadi supir pribadi suamiku selama hampir 10 tahun. Kami mendapatkan beliau dari seorang teman. Pak Marlon ini setia menjadi supir keluarga kami, apalagi dengan gaji $500 per bulan, ia selalu dapat diandalkan. Tetapi pagi itu, kudapati seorang anak muda sedang mengelap mobil Mercy-ku. "Mana pak Marlon..?" tanyaku. "Pagi bu, maaf, nama saya Rony, saya anak Pak Marlon, hari ini bapak tidak bisa kerja sebab beliau harus menjenguk keluarga kami yang sakit di Bandung, jadi untuk sementara saya gantikan.." katanya dengan sopan. Hmmm.. anak muda ini.. kuperhatikan tubuhnya dari atas sampai bawah.. boleh juga.. badannya yang gelap dan atletis, tangannya yang kekar, dadanya yang bidang dengan bahu yang lebar. Mukanya… rasanya aku pernah lihat.. Hmmmm..mirip seperti Baby Face, penyanyi itu. Boleh juga nih, kataku dalam hati."Oke Rony.. kamu bisa antar saya ke Gym..??"tanyaku. "Bisa nyonya.." jawabnya. Dalam perjalanan, aku bertanya banyak tentang dia. Ternyata umurnya telah 23 tahun, dan ia sekarang ia telah menyelesaikan kuliahnya di — (maaf, diedit oleh Wiro) jurusan Teknik Sipil. Aku berusaha untuk akrab dengannya. Kadang pada saat aku memulai suatu pembicaraan, aku sentuh bahunya, dia tampak salah tingkah. :) Sampai di Gym, aku segera berganti baju dengan menggunakan Bicycle Pents yang pendeknya 2-3 senti dari selangkanganku, dan menggunakan baju tanpa lengan yang ketat, menampakkan perutku yang kencang. Dengan pakaian itu, tubuhku yang tinggi (169/52) dan kulitku yang putih (Chinese), serta rambutku yang bergaya Demi More di film Ghost, aku tampak sexy dan sportif. Mulailah aku menjalani latihanku. Selesai Fitness, dengan masih mengenakan pakaian senamku tadi dan handuk kecil untuk mengelap keringat, aku berjalan keluar Gym menuju mobilku di areal parkir. Rony yang sedari tadi menunggu di mobil, segera berdiri dan membukakan pintu belakang mobil untukku. Lalu aku bilang kalo aku ingin duduk di depan. Dengan cepat ia menutup pintu belakang, kemudian membuka pintu depan. Ketika itu, lengannya secara tidak sengaja menyerempet payudaraku (36), ups.. geli.. J ketika lengan itu bersentuhan dengan payudaraku. Kulihat Rony jadi salah tingkah. Aku tersenyum kepadanya. Kulihat ia memperhatikan bagian bawah tubuhku, ketika aku memasukkan kakiku jenjang dan mulus itu, dan pantatku ke dalam mobil dan mendudukkan pantatku di jok. Setelah menutup pintu, ia berlari kecil melalui depan mobil ke arah pintu pengemudi. Dari dalam mobil, kulihat bagian atas celana Rony yang menggembung. Hmmm.. Didalam mobil, kami pun kembali ngobrol. Agar lebih akrab, kularang ia memanggilku dengan sebutan nyonya, panggil saja Lia. Makin lama obrolan kami terasa makin akrab, kadang aku tertawa, mendengar obrolan-obrolan lucu yang menyerempet-nyerempet, dan dengan gemas kucubit lengan Rony yang berisi itu. Kadang kuperhatikan tangannya yang hitam dan kekar itu memegang kemudi. Sungguh macho. Suatu ketika, Rony membanting stir ke kanan secara tiba-tiba, ternyata, karena keasyikan ngobrol, Rony tidak memperhatikan sepeda motor yang ada di depannya. Ketika itu, tubuhku jatuh ke arah kanan, dan secara refleks, tanganku jatuh tepat di bagian kemaluan Rony. Upsss.. dalam hatiku. Ketika mobil kembali stabil, tak kulepas telapak tanganku di atas celananya itu. Kutatap wajah Rony yang terlihat grogi, salah tingkah, dan memerah. Tiba-tiba, muncul keberanianku untuk mengelus-ngelus "terpedo" Rony yang makin lama membengkak itu. Waaahh.. seperti memegang lontong saja, pikirku. Setelah beberapa lama ku elus, tanpa bicara, kuberanikan diri untuk membuka relsliting celananya, kusikap celananya. Tampak "terpedo" Rony yang begitu ketat dibungkus oleh celana dalamnya, dengan kepala terpedo yang menyembul ke atas CD, seakan berusaha keluar dari sesaknya bungkusan CD itu. Kuselipkan tanganku ke dalam CD nya. Wuuuh.. Gede amat, genggaman jari jempol dan jari tengahku hampir tak saling bertemu ..dan batang yang sangat keras menegang.. Untuk beberapa saat kuelus-elus penis Rony yang besar itu. Mmmmhhhh… tiba-tiba birahiku bergejolak… Segera kutundukkan kepalaku ke arah penis Rony, dan kusibakkan CD nya. Tampak penis Rony yang hitam, besar dan panjang itu dan kelilingi oleh rambut yang lebat dan keriting. Seperti di film BF, kujulurkan lidahku ke "kepala" penis Rony. Kujilat-jilat "kepala" penis yang menyerupai "topi pak tani" itu. Kumainkan lidahku di sekeliling kepala penis itu dan kemudian mengarah ke batang. Ku kecup-kecup batang penis yang panjangnya kira-kira 2 telapak tanganku itu. Cup..cup..cup.. Kudengar desahan-desahan nikmat dari Rony yang masih terus memegang setir itu, dan itu membuatku terangsang. Segera kumasukkan kepala penis itu ke dalam rongga mulutku. Kusedot-sedot penis itu dengan nafsuku yang sudah meletup-letup.. Mmmhhhh.. Mhhhh.. sambil ku naik turunkan kepalaku. Penis itu tidak seutuhnya bisa masuk ke mulutku, hanya 1/3 bagiannya saja. Mmmmhhh…mmmmhhh… enakk sekali rasanya… seperti anak kecil yang sedang dahaga, dan dibelikan es krim.. itu lah yang ku rasa saat itu.. aku dahaga akan seks.. Terus ku sedot-sedot penis itu,sembari kumainkan lidahku.. dan mulai ku kocok batang penis dengan menggunakan tanganku… Ooooohhh.. nikmatnya merasakan penis raksasa ini…Mmmmmhhhhh… Tiba-tiba aku berfikir, Hei..! mungkin inilah penis raksasa yang selama ini aku idam-idamkan… Setelah beberapa saat, kulepas penis Rony dari mulutku, dan aku kembali duduk tegak, sementara tanganku masih mengocok penis itu. "Gimana Ron, Enak ?" tanyaku sambil mengatur nafasku yang dari tadi tidak teratur. "Enak Lin, Enak banget..!!" serunya riang. Setelah beberapa lama membicarakan apa yang telah kami alami tadi, aku berinisiatif mengajaknya ke kamar apartemenku yang belum laku tersewa. Sebelum memasuki gerbang apartemen yang di jaga satpam, Rony menutup kembali bagian atas celananya yang terbuka tadi. Setelah tiba di depan pintu apartemen, kubuka pintu apartemen, dan kusuruh Rony untuk menutupnya, sementara aku langsung menuju ke kamar dan menyalakan AC Split. Setelah itu, aku berbalik, dan ternyata, Rony yang telah melepaskan seluruh bajunya langsung merangkulku dan menjatuhkan tubuh kami berdua di Kasur. Di ciuminya mukaku, dari pipi, kemudian ke bibirku. Mmmghhh.. disedot-sedotnyanya bibir bawahku dengan gemas, kemudian dimain-mainkan lidahnya ke dalam rongga mulutku yang terbuka, merasakan keenakan permainannya. Sementara tangan kirinya memegangi kepalaku, tangan kanannya beraksi berusaha melepas celana ku dengan susah payah. Kusadari kesulitannya membuka celanaku, kemudian ku dorong tubuhnya ke arah kanan, dan aku berdiri sambil melepas baju dan celanaku. Sambil kulihat Rony yang tanpa berkedip melihatku melepas bajuku dengan pelan-pelan sekali, sehingga tampak kemolekan tubuhku yang putih dan masih kencang ini. Kulihat tubuh Rony yang atletis, dengan bulu-bulu kecil dan kriting di dadanya, bentuk badannya yang berbentu huruf V, dan bagian kemaluanya yang besar itu, menjuntai, menantang, hitam legam, berbeda dengan tubuhku yang putih mulus, tanpa ada suatu cacatpun. Setelah semuanya lepas dari tubuhku, segera kujatuhkan tubuhku di atas tubuh Rony. Kucipok bibirnya yang basah, dan kumainkan lidahku seperti tadi ia memainkan lidahnya. Mmmmhhhh… lidah kami saling bertaut, kumasukkan lidahku dan kusedot lidah Rony.. Mmmmhhhhh.. Ku elus dadanya yang bidang, kumainkan putingnya. Rony tampak menikmati kegelian permainan tanganku di putingnya. Lalu, kepalaku turun ke putingnya, ku jilat putingnya, ku isap dan kadang ku gigit kecil puting Rony yang berwarna hitam gelap itu. Rony sekali lagi menikmati permainanku, tangannya mengusap-usap kepalaku dengan gemasssh. Setelah beberapa saat, di dorongnya tubuhku ke arah kiri, gantian sekarang, putingku yang merah kecoklat-coklatan di isapnya dengan ganas… Ooooohhhh.. nikmatnya… engkau pandai sekali Rony.. putingku di kanan di isapnya, dan dimainkan dengan lidahnya, sementara payudara sebelah kiri di peras dengan tangannya yang kekar itu dan dimainkan putingku dengan jarinya. Uuuuuhhh.. bagaikan terkena listrik arus lemah, geelliiii sekali kurasakan..tubuhku menggelinjang keenakan J Selama beberapa menit, kunikmati permainannya yang ganas di payudaraku. Kemudian, tangannya yang tadi memegang payudaraku, tiba-tiba beralih mengusap-usap selangkanganku.. Aaaaahhhh.. aku tersentak.. dan kurasakan aliran darahku bagaikan turun dari kepala ..nyeessss.. ooohhhh usapan lembut itu, sudah lama tak kurasakan dari seorang lelaki. Biasanya suamiku (dulu), sebelum menancapkan batangnya, ia mengelus-elus vaginaku dengan lembut, sama seperti yang kurasakan saat ini. Elusan itu lama-lama semakin cepat, memainkan klitoris di selangkanganku. Nafasku terus memburu, mengikuti gerakan jari-jemari Rony yang terus memainkan klitorisku dengan tempo yang makin cepat, sementara mulut Rony belum lepas dari payudaraku yang semakin menegang dan keras! Oooohhh… kurasakan kedasyatan permainan jari-jemari Rony..aaahh…aahhhh…ahhhh… desahku… begitu dasyatnya ,hingga kurasakan cairan mengalir melalui saluran di dalam kemaluanku. Kucoba kutahan cairan itu keluar.. Tapi tak bisa kebendung kenikmatan yang telah meletup-letup itu.. dan.. aaaaaahhhhhhggg… aaaaaahhhhggggg… Rooonnnyyyy… aaaaahhhhhhhggg…eeeeennaaaak…. sambil kutahan nafasku, kudalami kenikmatan itu… kenikamatan orgasme… Wuuufff.. tubuhku yang tadi mengejang… berubah menjadi lemas dengan segala peluh di tubuhku, aku berusaha mengatur nafasku…sementara, kurasakan kegelian di selangkanganku, kulihat, ternyata sekarang Rony telah mencicipi cairan yang keluar dari liang kemaluanku. Lidahnya menjilat-jilat vaginaku.. sambil sesekali menyedot-nyedotnya… sssrrppp..sssrrrppp.. seperti tidak mau membersihkan cairan yang tadi keluar dari dalam lobang kenikmatanku. Sambil kurasakan kenikmatan tiada tara itu, pikiranku melayang… enaknya hidup ini kalo dari dulu aku mengenal anak ini.. aku ‘gak perlu lagi repot-repot bermasturbasi di depan TV.. Selagi pikiranku melanglang buana, tiba-tiba Rony menimpa tubuhku, dan menciumi mukaku dengan lembut, "Bagaimana Lia, puas..??" tanyanya sambil tersenyum… "Wuah.. andaikan kamu dapat merasakan kenikmatan yang aku rasakan sekarang..tiada taranya.. fantastis !!" kataku.. hey, tiba-tiba kusadari penis Rony yang masih mengeras diantara perutku dan perut Rony.. "Ron, kamu belum..??" belum selesai aku berkata, kembali bibirnya memagut bibirku.. Mmmmmmhhhhh…dan kurasakan badannya agak ditinggikan, kemudian tangannya diarahkan ke bawah, dan tiba-tiba kurasakan benda yang keras menyumbat mulut vaginaku. Aku mengerti maksudnya. Kunaikan kakiku, merangkul pinggangnya. Sementara, mulut kami masih saling bertaut, dengan tangannya, ia memainkan kepala penisnya di mulut vaginaku. Birahiku kembali muncul atas perlakuan yang demikian. Mmmmhhhhh… aku sudah tak sabar ingin merasakan kenikamatan penis raksasa itu.. kataku dalam hati. Tapi Rony masih saja mempermainkan penisnya, dan itu membuatku menggelinjang kegelian dan perasaanku sudah tak sabar. Kulepaskan pagutan bibirnya, "Ron… ayo.. langsung aja" kataku dengan nafas yang tidak teratur lagi. Kemudian dengan tangannya, ia meraba-raba vaginaku untuk mencari dimana "lobang surga dunia" itu berada. Setelah menemukannya, segera ia tusukkan kepala "terpedonya" ke lobang itu. Begitu pinggulnya menekan dengan keras, secara refleks (karena sakit..) pinggulku terdorong ke depan.. "Ahhh.. Ronn.. pelan-pelan dong.." kataku sambil meringis.. Kemudian dicobanya lagi kepada penisnya dicocokkan ke lobang vaginaku. Kali ini ia mencobanya berhati-hati dan pelan..Oooohhhhggg.. ooooohhhgg.. kepala terpedo Rony terasa menyesaki lobang kemaluanku.. aku mencoba menahan rasa sakit..rasa sakit yang telah lama tak kurasakan… kemudian sedikit demi sedikit, "lontong kulit" itu masuk ke dalam liang Vaginaku.. sampai akhirnya.. bleeeesssss…masuk semua…oooohhhhhgggg kurasakan kenikmatan… fantastis…. seluruh batang penis Rony memenuhi liang Vaginaku.. "Goyang Ron…" pintaku… Langsung, Rony menggoyangkan pinggulnya, keluar.. masuk.. keluar.. masuk.. oooohhhhggg.. ooohhgggg.. sungguh nikmat… teringat aku akan film BF yang aku tonton dulu… Goyangan pinggul Rony aku barengi dengan goyangan pinggulku, sehingga terasa penis Rony menggesek-gesek dinding-dinding vaginaku yang rasanya membengkak, sehingga bisa menyedot semua batang milik Rony. Kurasakan saat itu bukan hanya tubuhku yang bergetar, kasur pun ikut bergetar akibat dorongan pinggul Rony yang kuat, terus menghujam-hujamkan penis raksasanya ke liang vaginaku. Desahan-desahan kenikmatan dari kami berdua bersahut-sahutan.. aahhhhhgggg.. aaahhhgggg.. aahhhggggg.. kadang kugigit bibir bawahku saking nikmatnya permainan kami. Aku teringat akan film BF yang aku tonton, dan aku minta kepada Rony untuk mencoba gaya standing-bamboo… Kali ini, aku berada diatas, dan Rony tidur dibawah. Dengan mudah penis Rony dapat masuk ke liang Vaginaku, dan aku pun mulai bergerak naik turun.. Rony mengimbanginya gerakanku itu… oohhhh nikmatnya… melihat payudaraku yang bergerak-gerak seiring pergerakan tubuhku, tangan Rony kemudian memegangi kedua patudaraku, dan meremas-remasnya.. sementara itu.. aku merasakan kenikmatan klimaks sudah dekat… aku terus menggenjot dengan cepat… aaaaahh..aaaahhh…aaaahh…trusss… Rony dan aku saling mendesah.. hingga akhirnya aku merasakan kembali tubuhku mengejang, tanganku mencengkram seprei dengan kuat dan sekali lagi aku mencapai orgasme… aaaaaaaaaaahhhhhgggggggg..aaahghggg. aaahgg.. aku mengerang dengan lantang. sukmaku kembali melejit ke langit ke tujuh… Oooooohh..Rony, engkau memang jagoanku… Belum habis aku menikmati dasyatnya orgasme keduaku, Rony memintaku untuk menungging, dan kemudian ia mulai menusukkan penisnya dari belakang.. Oooohhhhh.. Oohhhhh.. aku kembali merasakan kenikmatan bersenggama… suara desahan kami berdua kembali mengalun dibarengi dengan suara ceplok-ceplok…plok..plok..plok.. Rony makin mempercepat hujaman penisnya ke vaginaku.. tempo permainan semakin cepat… kudengar suara desahan Rony semakin keras… dan pada akhirnya ia melenguh keras, seperti suara orang menahan sesuatu… dibarengi dengan dihujamkannya kuat-kuat seluruh penisnya ke dalam Vaginaku.. Aaaaaaaahhhhhhhhggggggg… aaaaaahhhhhggggg.. aaahhhgggg… Akhirnya.. ia mengalami orgasme. Segera aku balikkan tubuhku, dan kuisap-isap kepala penis serta kukocok-kocok batangnya, mencari sisa-sisa sperma yang dimuntahkan penis Rony.. Hingga akhirnya tak tersisa sama sekali, dan Rony tergeletak lemas…J Sejak saat itulah aku menemukan kenikmatan seks sejati.. Sementara dengan suamiku, hubungan kami bertambah dingin, dan kukira ia tak menghiraukan akan hal tersebut, ia masih menyibukkan dirinya dengan kegiatan di luar rumah, ia tak menghiraukan lagi keindahan tubuh istrinya yang haus akan hujaman-hujaman kenikmatan. Frekwensi hubungan seks ku dengan Rony makin bertambah sering, walaupun sekarang Pak Marlon telah kembali menjadi supir keluarga kami, Rony kubekali dengan HP, yang sewaktu-waktu bila keinginanku untuk "ditusuk-tusuk oleh terpedo" Rony muncul, aku bisa langsung menghubunginya, dan bertemu di apartement (yang hingga kini, apartement itu tidak aku sewakan, dan menjadi tempat rahasia kami untuk bercinta)

Namaku Lia. Aku adalah ibu rumah tangga yang telah berumur 35 tahun.
Hidupku boleh dikatakan beruntung, aku mempunyai rumah yang megah di
Pulomas dan harta benda yang melimpah, sehingga bagiku krisis moneter
tak terlalu berpengaruh bagi perekonomian keluargaku. Suamiku, Liem, 50
tahun, mempunyai jaringan bisnis baik di Indonesia maupun di luar
negri. Ia adalah pengusaha yang sukses.Walaupun dijejali dengan materi
yang melimpah ruah, tetapi kehidupanku rumah tanggaku terasa hambar.
Dulu, aku dikawinkan dengan Liem setelah aku menamatkan kuliahku,
umurku kira-kira 22 tahun. Aku adalah anak tunggal. Aku tidak terlalu
mengenalnya, keluargaku yang menjodohkanku dengannya karena pada waktu
itu Liem adalah rekan bisnis ayahku, dan ayahku sangat mempercayainya.
Di
awal perkawinan, hubungan suami istri kami hanya sebagai formalitas
saja, Liem banyak menghabiskan waktunya di luar rumah, bahkan hingga
umurnya yang telah mencapai setengah abad ini, ia masih sering berada
di luar. Sedangkan dirumah, sering aku merasa kesepian, karena aku
belum juga dikaruniai seorang anak yang bisa mengisi kesepianku. Untuk
memenuhi hasrat birahiku, aku sering menonton film Blue. Aku terangsang
tiap kali melihat gerakkan penis yang menusuk-nusuk vagina.. Uuhhh..
aku mulai mempermainkan vaginaku dengan jariku,membayangkan, penis yang
panjang dan besar itu, menghujam keras, menusuk-nusuk liang vaginaku.
Suara-suara melenguh , gerakan-gerakan pinggul, ekspresi muka dari
masing-masing pasangan yang begitu mendalami kenikmatan bersetubuh…
uhhh… tak henti-hentinya tanganku memain-mainkan klitorisku…
naik..turun..naik..turun..sambil berputar.. kugerakkan tanganku dengan
cepat, sehingga vaginaku mulai basah dan membengkak…aaahhkkk..
walaupun penis itu hanya bayanganku saja.. tapi sudah terasa nikmat
sekali.. Kadang, kugoyang-goyangkan pinggulku… Aaahhhkkk nikmat
sekali… Sementara, suara ceplak ceplok terdengar dari TV, gaya
dog-style.. aaahhh…aahhh..aahhhh… bercampur baur dengan
lenguhan-lenguhan nikmat… aku menikmati segala suara-suara senggama
yang keluar dari TV 36 inch ku itu… Ssshhhh…sssshhhhh…kugigit
bibir bawahku, mendalami khayalku bersenggama dengan penis raksasa..aku
merasakan kanikmatan yang makin memuncak… aaahhh…aaaahh…
eranganku membahana menyamai erangan di TV… uaaaah…kupercepat
gerakan jariku… aku tak tahan lagi.. sesuatu akan menyemprot keluar
dari dalam liang Vaginaku… aaaaaahhhhhhkkkk…ahhhkk…ahhkkkk…
otot-otot tubuhku mengejang..bagaikan tersetrum listrik ribuan
volt..alam pikirku terbang ke awang-awang.. meresapi kenikmatan
orgasme..aaaahhhhh.. aaaahhhhh… niikkmaaat sekali…Wuuuh.. kuhela
nafas panjang.. kukira sampai disini saja masturbasiku..
Akibat
lama-lama bermasturbasi dengan berkhayal disetubuhi oleh penis raksasa,
aku jadi ingin betul-betul merasakan nikmatnya peniss raksasa..Tapi,
penis siapa..??? Sampai pada suatu hari,pertanyaanku itu terjawab..
Hari
itu, aku hendak pergi ke Gym, biasa, Fitness..Untuk mempertahankan
tubuhku agar tetap langsing dan kencang. Aku mempunyai supir pribadi
yang biasa mengantarku ke Gym, namanya Pak Marlon, orang dari Sorong,
Irian Jaya. Pak Marlon ini telah dipercaya menjadi supir pribadi
suamiku selama hampir 10 tahun. Kami mendapatkan beliau dari seorang
teman. Pak Marlon ini setia menjadi supir keluarga kami, apalagi dengan
gaji $500 per bulan, ia selalu dapat diandalkan. Tetapi pagi itu,
kudapati seorang anak muda sedang mengelap mobil Mercy-ku. "Mana pak
Marlon..?" tanyaku. "Pagi bu, maaf, nama saya Rony, saya anak Pak
Marlon, hari ini bapak tidak bisa kerja sebab beliau harus menjenguk
keluarga kami yang sakit di Bandung, jadi untuk sementara saya
gantikan.." katanya dengan sopan.
Hmmm.. anak muda ini..
kuperhatikan tubuhnya dari atas sampai bawah.. boleh juga.. badannya
yang gelap dan atletis, tangannya yang kekar, dadanya yang bidang
dengan bahu yang lebar. Mukanya… rasanya aku pernah lihat..
Hmmmm..mirip seperti Baby Face, penyanyi itu. Boleh juga nih, kataku
dalam hati."Oke Rony.. kamu bisa antar saya ke Gym..??"tanyaku. "Bisa
nyonya.." jawabnya.
Dalam perjalanan, aku bertanya banyak tentang
dia. Ternyata umurnya telah 23 tahun, dan ia sekarang ia telah
menyelesaikan kuliahnya di — (maaf, diedit oleh Wiro) jurusan Teknik
Sipil. Aku berusaha untuk akrab dengannya. Kadang pada saat aku memulai
suatu pembicaraan, aku sentuh bahunya, dia tampak salah tingkah. :)
Sampai
di Gym, aku segera berganti baju dengan menggunakan Bicycle Pents yang
pendeknya 2-3 senti dari selangkanganku, dan menggunakan baju tanpa
lengan yang ketat, menampakkan perutku yang kencang. Dengan pakaian
itu, tubuhku yang tinggi (169/52) dan kulitku yang putih (Chinese),
serta rambutku yang bergaya Demi More di film Ghost, aku tampak sexy
dan sportif. Mulailah aku menjalani latihanku.
Selesai Fitness,
dengan masih mengenakan pakaian senamku tadi dan handuk kecil untuk
mengelap keringat, aku berjalan keluar Gym menuju mobilku di areal
parkir. Rony yang sedari tadi menunggu di mobil, segera berdiri dan
membukakan pintu belakang mobil untukku. Lalu aku bilang kalo aku ingin
duduk di depan. Dengan cepat ia menutup pintu belakang, kemudian
membuka pintu depan. Ketika itu, lengannya secara tidak sengaja
menyerempet payudaraku (36), ups.. geli.. J ketika lengan itu
bersentuhan dengan payudaraku. Kulihat Rony jadi salah tingkah. Aku
tersenyum kepadanya. Kulihat ia memperhatikan bagian bawah tubuhku,
ketika aku memasukkan kakiku jenjang dan mulus itu, dan pantatku ke
dalam mobil dan mendudukkan pantatku di jok. Setelah menutup pintu, ia
berlari kecil melalui depan mobil ke arah pintu pengemudi. Dari dalam
mobil, kulihat bagian atas celana Rony yang menggembung. Hmmm..
Didalam
mobil, kami pun kembali ngobrol. Agar lebih akrab, kularang ia
memanggilku dengan sebutan nyonya, panggil saja Lia. Makin lama obrolan
kami terasa makin akrab, kadang aku tertawa, mendengar obrolan-obrolan
lucu yang menyerempet-nyerempet, dan dengan gemas kucubit lengan Rony
yang berisi itu. Kadang kuperhatikan tangannya yang hitam dan kekar itu
memegang kemudi. Sungguh macho. Suatu ketika, Rony membanting stir ke
kanan secara tiba-tiba, ternyata, karena keasyikan ngobrol, Rony tidak
memperhatikan sepeda motor yang ada di depannya. Ketika itu, tubuhku
jatuh ke arah kanan, dan secara refleks, tanganku jatuh tepat di bagian
kemaluan Rony. Upsss.. dalam hatiku. Ketika mobil kembali stabil, tak
kulepas telapak tanganku di atas celananya itu. Kutatap wajah Rony yang
terlihat grogi, salah tingkah, dan memerah. Tiba-tiba, muncul
keberanianku untuk mengelus-ngelus "terpedo" Rony yang makin lama
membengkak itu. Waaahh.. seperti memegang lontong saja, pikirku.
Setelah beberapa lama ku elus, tanpa bicara, kuberanikan diri untuk
membuka relsliting celananya, kusikap celananya. Tampak "terpedo" Rony
yang begitu ketat dibungkus oleh celana dalamnya, dengan kepala terpedo
yang menyembul ke atas CD, seakan berusaha keluar dari sesaknya
bungkusan CD itu. Kuselipkan tanganku ke dalam CD nya. Wuuuh.. Gede
amat, genggaman jari jempol dan jari tengahku hampir tak saling bertemu
..dan batang yang sangat keras menegang.. Untuk beberapa saat
kuelus-elus penis Rony yang besar itu. Mmmmhhhh… tiba-tiba birahiku
bergejolak… Segera kutundukkan kepalaku ke arah penis Rony, dan
kusibakkan CD nya. Tampak penis Rony yang hitam, besar dan panjang itu
dan kelilingi oleh rambut yang lebat dan keriting. Seperti di film BF,
kujulurkan lidahku ke "kepala" penis Rony. Kujilat-jilat "kepala" penis
yang menyerupai "topi pak tani" itu. Kumainkan lidahku di sekeliling
kepala penis itu dan kemudian mengarah ke batang. Ku kecup-kecup batang
penis yang panjangnya kira-kira 2 telapak tanganku itu. Cup..cup..cup..
Kudengar desahan-desahan nikmat dari Rony yang masih terus memegang
setir itu, dan itu membuatku terangsang. Segera kumasukkan kepala penis
itu ke dalam rongga mulutku. Kusedot-sedot penis itu dengan nafsuku
yang sudah meletup-letup.. Mmmhhhh.. Mhhhh.. sambil ku naik turunkan
kepalaku. Penis itu tidak seutuhnya bisa masuk ke mulutku, hanya 1/3
bagiannya saja. Mmmmhhh…mmmmhhh… enakk sekali rasanya… seperti anak
kecil yang sedang dahaga, dan dibelikan es krim.. itu lah yang ku rasa
saat itu.. aku dahaga akan seks.. Terus ku sedot-sedot penis
itu,sembari kumainkan lidahku.. dan mulai ku kocok batang penis dengan
menggunakan tanganku… Ooooohhh.. nikmatnya merasakan penis raksasa
ini…Mmmmmhhhhh… Tiba-tiba aku berfikir, Hei..! mungkin inilah penis
raksasa yang selama ini aku idam-idamkan… Setelah beberapa saat,
kulepas penis Rony dari mulutku, dan aku kembali duduk tegak, sementara
tanganku masih mengocok penis itu. "Gimana Ron, Enak ?" tanyaku sambil
mengatur nafasku yang dari tadi tidak teratur. "Enak Lin, Enak
banget..!!" serunya riang. Setelah beberapa lama membicarakan apa yang
telah kami alami tadi, aku berinisiatif mengajaknya ke kamar
apartemenku yang belum laku tersewa. Sebelum memasuki gerbang apartemen
yang di jaga satpam, Rony menutup kembali bagian atas celananya yang
terbuka tadi.
Setelah tiba di depan pintu apartemen, kubuka pintu
apartemen, dan kusuruh Rony untuk menutupnya, sementara aku langsung
menuju ke kamar dan menyalakan AC Split. Setelah itu, aku berbalik, dan
ternyata, Rony yang telah melepaskan seluruh bajunya langsung
merangkulku dan menjatuhkan tubuh kami berdua di Kasur. Di ciuminya
mukaku, dari pipi, kemudian ke bibirku. Mmmghhh.. disedot-sedotnyanya
bibir bawahku dengan gemas, kemudian dimain-mainkan lidahnya ke dalam
rongga mulutku yang terbuka, merasakan keenakan permainannya. Sementara
tangan kirinya memegangi kepalaku, tangan kanannya beraksi berusaha
melepas celana ku dengan susah payah. Kusadari kesulitannya membuka
celanaku, kemudian ku dorong tubuhnya ke arah kanan, dan aku berdiri
sambil melepas baju dan celanaku. Sambil kulihat Rony yang tanpa
berkedip melihatku melepas bajuku dengan pelan-pelan sekali, sehingga
tampak kemolekan tubuhku yang putih dan masih kencang ini. Kulihat
tubuh Rony yang atletis, dengan bulu-bulu kecil dan kriting di dadanya,
bentuk badannya yang berbentu huruf V, dan bagian kemaluanya yang besar
itu, menjuntai, menantang, hitam legam, berbeda dengan tubuhku yang
putih mulus, tanpa ada suatu cacatpun. Setelah semuanya lepas dari
tubuhku, segera kujatuhkan tubuhku di atas tubuh Rony. Kucipok bibirnya
yang basah, dan kumainkan lidahku seperti tadi ia memainkan lidahnya.
Mmmmhhhh… lidah kami saling bertaut, kumasukkan lidahku dan kusedot
lidah Rony.. Mmmmhhhhh.. Ku elus dadanya yang bidang, kumainkan
putingnya. Rony tampak menikmati kegelian permainan tanganku di
putingnya. Lalu, kepalaku turun ke putingnya, ku jilat putingnya, ku
isap dan kadang ku gigit kecil puting Rony yang berwarna hitam gelap
itu. Rony sekali lagi menikmati permainanku, tangannya mengusap-usap
kepalaku dengan gemasssh. Setelah beberapa saat, di dorongnya tubuhku
ke arah kiri, gantian sekarang, putingku yang merah kecoklat-coklatan
di isapnya dengan ganas… Ooooohhhh.. nikmatnya… engkau pandai sekali
Rony.. putingku di kanan di isapnya, dan dimainkan dengan lidahnya,
sementara payudara sebelah kiri di peras dengan tangannya yang kekar
itu dan dimainkan putingku dengan jarinya. Uuuuuhhh.. bagaikan terkena
listrik arus lemah, geelliiii sekali kurasakan..tubuhku menggelinjang
keenakan J Selama beberapa menit, kunikmati permainannya yang ganas di
payudaraku. Kemudian, tangannya yang tadi memegang payudaraku,
tiba-tiba beralih mengusap-usap selangkanganku.. Aaaaahhhh.. aku
tersentak.. dan kurasakan aliran darahku bagaikan turun dari kepala
..nyeessss.. ooohhhh usapan lembut itu, sudah lama tak kurasakan dari
seorang lelaki. Biasanya suamiku (dulu), sebelum menancapkan batangnya,
ia mengelus-elus vaginaku dengan lembut, sama seperti yang kurasakan
saat ini. Elusan itu lama-lama semakin cepat, memainkan klitoris di
selangkanganku. Nafasku terus memburu, mengikuti gerakan jari-jemari
Rony yang terus memainkan klitorisku dengan tempo yang makin cepat,
sementara mulut Rony belum lepas dari payudaraku yang semakin menegang
dan keras! Oooohhh… kurasakan kedasyatan permainan jari-jemari
Rony..aaahh…aahhhh…ahhhh… desahku… begitu dasyatnya ,hingga kurasakan
cairan mengalir melalui saluran di dalam kemaluanku. Kucoba kutahan
cairan itu keluar.. Tapi tak bisa kebendung kenikmatan yang telah
meletup-letup itu.. dan.. aaaaaahhhhhhggg… aaaaaahhhhggggg…
Rooonnnyyyy… aaaaahhhhhhhggg…eeeeennaaaak…. sambil kutahan
nafasku, kudalami kenikmatan itu… kenikamatan orgasme… Wuuufff..
tubuhku yang tadi mengejang… berubah menjadi lemas dengan segala peluh
di tubuhku, aku berusaha mengatur nafasku…sementara, kurasakan
kegelian di selangkanganku, kulihat, ternyata sekarang Rony telah
mencicipi cairan yang keluar dari liang kemaluanku. Lidahnya
menjilat-jilat vaginaku.. sambil sesekali menyedot-nyedotnya…
sssrrppp..sssrrrppp.. seperti tidak mau membersihkan cairan yang tadi
keluar dari dalam lobang kenikmatanku. Sambil kurasakan kenikmatan
tiada tara itu, pikiranku melayang… enaknya hidup ini kalo dari dulu
aku mengenal anak ini.. aku ‘gak perlu lagi repot-repot bermasturbasi
di depan TV..
Selagi pikiranku melanglang buana, tiba-tiba Rony
menimpa tubuhku, dan menciumi mukaku dengan lembut, "Bagaimana Lia,
puas..??" tanyanya sambil tersenyum… "Wuah.. andaikan kamu dapat
merasakan kenikmatan yang aku rasakan sekarang..tiada taranya..
fantastis !!" kataku.. hey, tiba-tiba kusadari penis Rony yang masih
mengeras diantara perutku dan perut Rony.. "Ron, kamu belum..??" belum
selesai aku berkata, kembali bibirnya memagut bibirku.. Mmmmmmhhhhh…dan
kurasakan badannya agak ditinggikan, kemudian tangannya diarahkan ke
bawah, dan tiba-tiba kurasakan benda yang keras menyumbat mulut
vaginaku. Aku mengerti maksudnya. Kunaikan kakiku, merangkul
pinggangnya. Sementara, mulut kami masih saling bertaut, dengan
tangannya, ia memainkan kepala penisnya di mulut vaginaku. Birahiku
kembali muncul atas perlakuan yang demikian. Mmmmhhhhh… aku sudah tak
sabar ingin merasakan kenikamatan penis raksasa itu.. kataku dalam
hati. Tapi Rony masih saja mempermainkan penisnya, dan itu membuatku
menggelinjang kegelian dan perasaanku sudah tak sabar. Kulepaskan
pagutan bibirnya, "Ron… ayo.. langsung aja" kataku dengan nafas yang
tidak teratur lagi. Kemudian dengan tangannya, ia meraba-raba vaginaku
untuk mencari dimana "lobang surga dunia" itu berada. Setelah
menemukannya, segera ia tusukkan kepala "terpedonya" ke lobang itu.
Begitu pinggulnya menekan dengan keras, secara refleks (karena sakit..)
pinggulku terdorong ke depan.. "Ahhh.. Ronn.. pelan-pelan dong.."
kataku sambil meringis.. Kemudian dicobanya lagi kepada penisnya
dicocokkan ke lobang vaginaku. Kali ini ia mencobanya berhati-hati dan
pelan..Oooohhhhggg.. ooooohhhgg.. kepala terpedo Rony terasa menyesaki
lobang kemaluanku.. aku mencoba menahan rasa sakit..rasa sakit yang
telah lama tak kurasakan… kemudian sedikit demi sedikit, "lontong
kulit" itu masuk ke dalam liang Vaginaku.. sampai akhirnya..
bleeeesssss…masuk semua…oooohhhhhgggg kurasakan kenikmatan…
fantastis…. seluruh batang penis Rony memenuhi liang Vaginaku..
"Goyang Ron…" pintaku… Langsung, Rony menggoyangkan pinggulnya,
keluar.. masuk.. keluar.. masuk.. oooohhhhggg.. ooohhgggg.. sungguh
nikmat… teringat aku akan film BF yang aku tonton dulu… Goyangan
pinggul Rony aku barengi dengan goyangan pinggulku, sehingga terasa
penis Rony menggesek-gesek dinding-dinding vaginaku yang rasanya
membengkak, sehingga bisa menyedot semua batang milik Rony. Kurasakan
saat itu bukan hanya tubuhku yang bergetar, kasur pun ikut bergetar
akibat dorongan pinggul Rony yang kuat, terus menghujam-hujamkan penis
raksasanya ke liang vaginaku. Desahan-desahan kenikmatan dari kami
berdua bersahut-sahutan.. aahhhhhgggg.. aaahhhgggg.. aahhhggggg..
kadang kugigit bibir bawahku saking nikmatnya permainan kami. Aku
teringat akan film BF yang aku tonton, dan aku minta kepada Rony untuk
mencoba gaya standing-bamboo… Kali ini, aku berada diatas, dan Rony
tidur dibawah. Dengan mudah penis Rony dapat masuk ke liang Vaginaku,
dan aku pun mulai bergerak naik turun.. Rony mengimbanginya gerakanku
itu… oohhhh nikmatnya… melihat payudaraku yang bergerak-gerak
seiring pergerakan tubuhku, tangan Rony kemudian memegangi kedua
patudaraku, dan meremas-remasnya.. sementara itu.. aku merasakan
kenikmatan klimaks sudah dekat… aku terus menggenjot dengan cepat…
aaaaahh..aaaahhh…aaaahh…trusss… Rony dan aku saling mendesah..
hingga akhirnya aku merasakan kembali tubuhku mengejang, tanganku
mencengkram seprei dengan kuat dan sekali lagi aku mencapai orgasme…
aaaaaaaaaaahhhhhgggggggg..aaahghggg. aaahgg.. aku mengerang dengan
lantang. sukmaku kembali melejit ke langit ke tujuh… Oooooohh..Rony,
engkau memang jagoanku… Belum habis aku menikmati dasyatnya orgasme
keduaku, Rony memintaku untuk menungging, dan kemudian ia mulai
menusukkan penisnya dari belakang.. Oooohhhhh.. Oohhhhh.. aku kembali
merasakan kenikmatan bersenggama… suara desahan kami berdua kembali
mengalun dibarengi dengan suara ceplok-ceplok…plok..plok..plok..
Rony
makin mempercepat hujaman penisnya ke vaginaku.. tempo permainan
semakin cepat… kudengar suara desahan Rony semakin keras… dan pada
akhirnya ia melenguh keras, seperti suara orang menahan sesuatu…
dibarengi dengan dihujamkannya kuat-kuat seluruh penisnya ke dalam
Vaginaku.. Aaaaaaaahhhhhhhhggggggg… aaaaaahhhhhggggg.. aaahhhgggg…
Akhirnya.. ia mengalami orgasme. Segera aku balikkan tubuhku, dan
kuisap-isap kepala penis serta kukocok-kocok batangnya, mencari
sisa-sisa sperma yang dimuntahkan penis Rony.. Hingga akhirnya tak
tersisa sama sekali, dan Rony tergeletak lemas…J
Sejak saat itulah
aku menemukan kenikmatan seks sejati.. Sementara dengan suamiku,
hubungan kami bertambah dingin, dan kukira ia tak menghiraukan akan hal
tersebut, ia masih menyibukkan dirinya dengan kegiatan di luar rumah,
ia tak menghiraukan lagi keindahan tubuh istrinya yang haus akan
hujaman-hujaman kenikmatan. Frekwensi hubungan seks ku dengan Rony
makin bertambah sering, walaupun sekarang Pak Marlon telah kembali
menjadi supir keluarga kami, Rony kubekali dengan HP, yang
sewaktu-waktu bila keinginanku untuk "ditusuk-tusuk oleh terpedo" Rony
muncul, aku bisa langsung menghubunginya, dan bertemu di apartement
(yang hingga kini, apartement itu tidak aku sewakan, dan menjadi tempat
rahasia kami untuk bercinta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar