Selasa, 17 Mei 2011

genjotan herman

Tak lama setelah saya mengirim kisah nyata saya itu, saya banyak
menerima kiriman e-mail dari para pembaca yang menyukai kisah saya
dan banyak dari mereka yang ingin bercinta dengan saya sehingga terus
terang saya sering bermasturbasi sambil membaca e-mail mereka satu
persatu dan tentunya saya membuka e-mail saya ketika Erick tidak ada
di rumah.
Diantara e-mail yang saya terima, saya mengenal satu cowok Indonesia
yang kebetulan membaca kisah saya dan dia juga berada di Roma, Italy.
Nama cowok itu adalah Herman Irwanto. Karena dia berada di Roma, maka
pada suatu kesempatan ketika Erick berada di luar rumah, saya
mengajak Herman untuk datang main-main ke rumah saya. Herman Irwanto
adalah seorang pemuda yang cukup tampan, tingginya sekitar 180 cm dan
memiliki perawakan yang sedikit mirip dengan bule. Menurut
pengakuannya, dia masih keturunan orang Italy makanya perawakannya
mirip seperti bule. Sewaktu dia datang ke rumah saya, dia melihat si
Polly yang berada di dalam kandang dan dia langsung tersenyum kepada
saya karena dia mengetahui apa yang saya lakukan bersama Polly
sebelum dia mengenal saya.
Saya sebenarnya mengenal dia hanya karena keisengan saya menjawab e-
mail Herman yang berada di mailbox saya. Keisengan dan kata-
kata "ngeres" saya kepada Herman membuat dia semakin ingin bertemu
dengan saya dan akhirnya karena saya membutuhkan kehangatan sewaktu
kekasih saya tidak ada, saya memberikan alamat kepada Herman yang
kebetulan berada di Italy. Sehingga 1 hari setelah perkenalan saya
dengan Herman lewat Hotmail, saya kemudian mengajaknya datang ke
rumah saya disaat Erick tidak ada di rumah.
Kemudian saya mengajaknya masuk ke rumah saya yang lumayan besar.
Herman duduk di ruang tengah sementara saya menyiapkan air sirup
untuknya. Ketika saya sedang menyiapkan sirup untuknya, tiba-tiba
saya merasakan ada pelukan di belakang saya dan saya baru menyadari
bahwa Herman sudah ada di belakang saya dan dia menciumi leher saya
yang jenjang. Ciumannya yang lembut membuat nafsu erotis saya bangkit
kembali dan dengan gerakan refleks saya langsung berbalik ke arahnya
dan langsung mencium bibirnya. Saya langsung memainkan lidah saya di
dalam mulutnya sementara tangan Herman sedang mengusap-usap paha saya
dan dilanjutkan bermain di balik rok saya. Dengan tenangnya, Herman
melepaskan celana dalam saya dan menggendong saya ke dalam kamar
saya. Saya masih terus mencium bibir Herman.
Sewaktu di ranjang, saya hanya diam saja sewaktu Herman menelanjangi
saya. Sewaktu saya sudah tanpa busana, Herman membuka pakaiannya
sehingga saya bisa melihat sosok laki-laki macho di depan saya. Saya
sempat menelan ludah melihat batang kemaluannya yang berukuran 23 cm
yang lebih besar beberapa cm dari batang kemaluan Erick dan tentunya
lebih besar dari Penis Polly.
Dengan tangkasnya, Herman langsung mendekati liang kenikmatan saya
dan dengan tangkasnya dia langsung menjilati liang kenikmatan saya.
Klitoris dan bibir kemaluan saya disapu bersih oleh lidahnya dan hal
ini membuat saya menjadi gemetaran karena menahan kenikmatan yang
tiada tara ini. Saya kemudian mendorong kepala Herman supaya lebih
semangat memainkan lidahnya di kelamin saya dan selain itu, saya
sudah hampir mendekati klimaks yang begitu saya impikan selama ini.
Jilatan-jilatannya yang ahli akhirnya membuat saya menyerah, kemudian
secara tiba-tiba saya jepit kepala Herman sehingga dia susah
bernafas. Saya merasakan sesuatu yang maha dasyat yang keluar dari
liang kenikmatan saya. Cairan saya banyak sekali dan langsung disapu
bersih oleh Herman dengan lidahnya sehingga nafsu seks saya menjadi
bangkit kembali karena ulah Herman ini.
Kemudian Herman menghentikan permainan oralnya dan dia mulai
mengacungkan batang kemaluannya yang semakin besar sehingga membuat
saya menelan ludah berkali-kali karena saya yakin sebentar lagi saya
akan menikmati kenikmatan yang tiada tara dari batang kemaluannya
yang maha besar itu. Sambil berusaha memasukkan batang kemaluannya ke
dalam liang kenikmatan saya, dia menjilati payudara saya yang semakin
mengeras karena nafsu saya tersebut. Payudara saya ini habis dilumat
oleh mulut dan permainan lidahnya, sementara batang kemaluannya
berhasil menyeruak masuk ke dalam liang kenikmatan saya sehingga saya
menjadi blingsatan sewaktu batang kemaluannya menguasai liang
kenikmatan saya. Herman terus-menerus menekan tubuh saya dengan
batang kemaluannya di dalam liang kenikmatan saya sementara tangannya
sudah aktif dan mengelus-elus payudara saya yang mulai mengeras.
Kemudian dengan tenaganya yang luar biasa, dia menggendong saya
secara mendadak sehingga secara refleks, saya juga menyilangkan kaki
saya yang cukup panjang ke belakang punggungnya. Sambil terus
mengocok batang kemaluannya di dalam liang kenikmatan saya, dia
menggendong dan membawa saya ke ujung dinding kamar saya. Saya
bersandar pada dinding sementara tubuh saya masih berada dalam
gendongannya. "Ohhh.. nikmattt.. sekali", para pembaca, Herman benar-
benar membuat saya semakin menyukai permainan seks ini.
Sambil terus menggenjot saya, dia berkata kepada saya "Florence
sayang, mana yang lebih enak bercinta dengan Herman atau dengan
Polly?" dan saya menjawab sambil mendesah, "Arrrgghhh… sama
Hermannn.. ehmmm.." dan sehabis saya mengucapkan kata-kata itu, mulut
saya habis dilumat oleh mulutnya dengan kasar, kemudian Herman
menurunkan saya dan menyuruh saya untuk telungkup di ranjang. Setelah
saya membelakanginya, Herman dengan cepatnya memasukkan batang
kemaluannya yang sudah berkilat karena bercampur cairan kewanitaan
saya ke dalam anus saya. Tentunya saya merasa kesakitan karena terus
terang saya belum pernah melakukan anal seks. Tetapi ketika batang
kemaluan Herman menusuk-nusuk lubang dubur saya, saya merasakan
sesuatu sensasi yang sungguh susah dilukiskan oleh kata-kata.
Herman sepertinya tidak perduli dengan apa yang dia lakukan karena
dia terus-menerus menggenjot tubuh saya dengan batang kemaluannya
yang besar itu. Herman menggenjot tubuh saya sambil tangannya meremas
payudara saya sehingga saya semakin berteriak tidak karuan.
Tidak lama kemudian, Herman mengeluarkan batang kemaluannya kembali
dan dia langsung tiduran di ranjang. Saya mengerti apa maksudnya,
saya langsung bangkit dan kemudian duduk di atas tubuhnya. Saya
mengarahkan rudalnya untuk masuk ke dalam liang kenikmatan
saya. "Blesss", masuklah batang kemaluannya yang besar dan saya mulai
menggoyang-goyangkan tubuh saya ke atas dan ke bawah sambil saya
meliuk-liuk membentuk suatu sillhoute. Sambil terus menggenjot tubuh
Herman, saya memencet payudara saya. Hingga tidak berapa lama, saya
merasakan ada sesuatu yang ingin keluar dari dalam liang kenikmatan
saya dan saya yakin bahwa saya akan mencapai masa orgasme sehingga
saya berteriak kepada Herman dan saya mengaku kepadanya bahwa saya
akan keluar.
Herman semakin mempercepat gerakannya sambil tangannya memeluk saya
dengan kencang. Desakan batang kemaluan Herman yang panjang di dalam
liang kenikmatan saya akhirnya membuat saya mengeluarkan suatu cairan
keindahan dan saya bergetar hebat untuk beberapa menit dan sewaktu
saya sedang menikmati tiap menit kenikmatan ini, saya kembali sadar
bahwa Herman tidak boleh menembakkan spermanya di dalam liang
kenikmatan saya karena saya takut hamil. Akan tetapi karena saya
begitu nikmatnya sehingga saya lupa untuk memperingatkan Herman dan
akhirnya Herman menembakkan cairan kentalnya lewat rudal privatnya ke
dalam liang kenikmatan saya sehingga saya kembali merasakan sensasi
yang luar biasa ketika spermanya membasahi liang kenikmatan saya.
Herman kembali mencium saya sambil berkata, "Lain kali jika mau
bercinta, jangan sama Polly, kamu bisa telpon saya", dan setelah itu
saya istirahat dalam pelukannya dan saya mencium keningnya karena
saya suka atas permainannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar