Senin, 16 Mei 2011

guruku cayank aqquh bangetz...muaach

Keesokan paginya, seperti tak ada kejadian apa-apa aku, mbak Eva dan Atika
menikmati sarapan pagi bersama sambil bercerita kesana kemari.. Atika sama
sekali tidak menyinggung tentang kejadian semalam. Entah mbak Eva sudah
meyakinkannya atau Atika yang tidak ambil pusing. Pembicaraan kami begitu
akrabnya sampai-sampai Atika tidak sungkan-sungkan lagi untuk menyampaikan
problemnya tentang suaminya yang pelaut itu. Ia mendengar kabar dari temannya
bahwa suaminya sedang berurusan dengan polisi di Dubai karena ketahuan meniduri
istri orang. Aku dan mbak Eva berusaha untuk menenangkan dirinya dengan
mengingatkan bahwa itu baru kabar burung.. belum ada bukti.. “Tapi aku punya
perasaan bahwa ini benar..” kata Atika sambil termenung “Disinipun aku pernah
memergokinya melakukan hal yang sama.. kamu aja ngga kuberitau Ev.. namun dia
meminta ampun sejadi-jadinya dan bersumpah untuk tidak mengulanginya lagi..
sehingga aku luluh.. dan kumaafkan…” Atika menghela nafas panjang. “Tapi yah..
keliatannya sebuah sumpah baginya tak lebih dari sekedar kata-kata tanpa
makna..” Tak ada air mata, tak ada tangis kepedihan, dan tak ada sumpah serapah
seperti yang sering terlihat di sinetron-sinetron kita…aku jadi kagum pada
Atika. Dibalik tingkahnya yang kekanak-kanakan ternyata ia menyimpan ketegaran
yang luar biasa. “Lalu apa rencanamu Tik ?” Tanya mbak Eva “Tau lah Ev..
keliatannya aku akan tunggu dia pulang bulan depan.. baru kuajak dia bicara..”
Tiba-tiba handphone ku yang tergeletak di ranjangku berbunyi. Ternyata bossku
menelepon dari Jakarta. Ia mengharapkan bertemu aku pagi itu juga di suatu hotel
untuk membicarakan masalah bisnis. Damn..I hate this.. kenapa sih orang harus
membicarakan masalah bisnis di hari Minggu ? Sepeti ngga ada hari lain lagi�c
Kusampaikan berita buruk ini pada mbak Eva ketika Atika sudah kembali ke
kamarnya. Kelihatannya rencana kami untuk melanjutkan petualangan kemarin
terpaksa harus ditunda. Walaupun tampak kecewa, namun wanita itu tetap tersenyum
“It’s OK honey.. don’t worry.. kita masih punya banyak waktu kan..” katanya
sambil menepuk-nepuk pipiku dengan lembut.. Man.., aku benar-benar mulai
menyukai perempuan ini.. di dadaku mendadak tumbuh suatu keinginan kuat untuk
menyayangi janda cantik ini.. Heii c’mon..Fi.., you are dealing only with sex
right?.. not love… !! ya itu betul …tapi itulah aku… aku lebih menikmati
hubungan sex yang dilandasi oleh rasa sayang… kenikmatannya tidak hanya terasa
secara fisik tapi juga.. mental.. rasa…..
Hari itu praktis aku dan mbak Eva tidak saling jumpa karena aku pulang larut..
Keesokan harinya aku bangun pukul 8 pagi dan langsung pergi ke kamar mandi.
Seselesainya, dengan hanya dibalut handuk sebatas pinggang, aku berlari kecil
menuju kamarku. Ketika melewati kamar mbak Eva yang terbuka pintunya, kulihat ia
sedang mematut di depan cermin tengah bersiap hendak ke kantor “Wow cantiknya..”
godaku sambil berdiri di ambang pintu kamarnya “mau ke mana mbak? kok formal
amat?”mataku tak lepas dari tubuh ibu guruku yang sintal itu… “hi honey..
capek ya kemarin ? teganya kamu ninggalin aku sendirian… well ini baju seragam
tutor kursus yang baru.. hari ini semua tutor harus memakainya.. gimana cantik
nggak?” sambil tersenyum menggemaskan, janda cantik itu memutarkan tubuhnya di
hadapanku memamerkan baju yang tampak pas pasan membalut tubuh montoknya itu..
aku mengangguk sambil tersenyum. Mbak Eva berhenti berputar dan menatap tubuh
setengah telanjangku yang hanya ditutupi sebuah handuk.. mata bundarnya menatap
sesuatu yang menonjol dari balik handukku di daerah selangkanganku “Wowww
seksinya… sini dong masuk..” godanya sambil menjulurkan tangan kanannya
menyuruhku masuk “ah, ngga ah.. ngga enak sama Atika dan Maria.. ” jawabku
sambil celingukan, takut pembicaraan ini terdengar oleh Atika atau Maria. Mbak
Eva mendelikkan matanya seraya sekali lagi mengayunkan tangan kanannya ke arahku
“Cck.. c’mon Fi.. do you think I’m nuts? Mereka udah pergi setengah jam yang
lalu..ayo lah masuk..” melihat aku masih ragu-ragu, dengan tak sabar tubuh
montok itu menghampiriku.. merapatkan tubuhnya ke tubuhku yang setengah
telanjang.. melingkarkan tangannya di pinggangku…matanya menatapku dengan
manja “honey.., mana morning kiss saya..?” sambil tersenyum kupeluk bahunya
dengan erat.. kutundukkan wajahku.. dan dangan lembut kucium bibir ranum milik
janda cantik itu.. mbak Eva tampak sangat menikmati ciumanku ini.. matanya
terpejam.. nafasnya mendesah.. dan bibirnya dengan lembut mengecup sambil
sesekali menghisap bibir dan lidahku.. jari jemari lentik guruku itu mulai
bergerak turun menyusup ke balik handukku menuju buah pantatku.. penisku yang
hanya ditutupi handuk kecil itu segera berdiri tegang.. bagian bawah kepala
penisku itupun langsung tergencet oleh perut mbak Eva yang langsung menyalurkan
getaran-getaran kenikmatan ke seluruh urat syarafku.. jari-jemarinya mulai
meraba kedua buah pantatku .. mula-mula rabaannya melingkar perlahan.. makin
cepat.. makin cepat..sampai akhirnya dengan suara mendesah diremas-remasnya
dengan penuh nafsu.. aku mencium dan menjilati telinga mbak Eva membuat tubuh
janda cantik itu menggelinjang-gelinjang “ohhhhh Fi…. gellliii…ssssss….”
kuturunkan bibirku dari kuping ….. menelusuri leher….. terus turun ke
dada…. jari jemarinya pun terasa semakin keras meremas-remas pantatku. Seraya
mengecupi areal dadanya, jemariku membuka satu persatu kancing seragam
kebanggaannya itu hingga terlihat belahan buah dadanya yang besar menyembul dari
balik BH hitam tipis yang pernah kulihat di jumpa pertama kami. Kuteruskan
membuka kancing bajunya hingga sebatas perut, lalu kuselipkan tangan kiriku ke
balik cup BH kanannya, lalu kuambil buah dada besar itu keluar dari cupnya.
Karena tali BH nya belum terlepas maka cup tersebut menahan bagian bawah buah
dada itu.. sehingga bentuknya menghadap ke atas dengan puting yang langsung
mengarah mukaku.. amboiii seksinya… tanpa mebuang waktu kulahap buah dada itu
dengan gemas.. kusedot-sedot dan kujilati putingnya yang sudah menegang itu..
Tiba-tiba tangan kanan mbak Eva berputar ke arah depan. Dengan sekali sentak
maka terjatuhlah penutup satu-satunya tubuhku itu. Kulirik kaca lemarinya,
disana terlihat badan tegpku yang bugil tengah menunduk menghisap buah dada
wanita berbadan montok yang masih dibalut pakain kantornya. Di kaca itu pula
kulihat mbak Eva mengalihkan tangan kanannya ke arah selangkanganku dan… slepp
!! dalam sekejap penis besarku itu sudah berada dalam genggamannya. Ketika
memegang penisku mbak Eva sekali lagi tak dapat menutupi kekagumannya.. karena
ketika menggenggam kemaluanku jempolnya tidak dapat bertemu dengan jari-jarinya
yang lain menandakan betapa besarnya diameter penisku itu.. Dengan lembut dan
penuh perasaan ia mulai mengocok penisku.. ke atas.. ke bawah.. ke atas.. ke
bawah.. ufffff… tak bisa ku ceritakan nikmat yang kurasakan di selangkanganku
itu.. apalagi ketika sesekali ia menghentikan kocokannya dan mengarahkan
jempolnya ke urat yang terletak di bawah kepala penisku..
“aaahhhh..mbaak..aaahhhhh.. ” aku hanya bisa mengerang keenakan seraya terus
mengecup dan menjilati buah dadanya yang kedua-duanya kini telah kukeluarkan
dari BH hitamnya. Sambil mencium, kulanjutkan membuka kancing bajunya sampai
habis.. namun aku tak ingin menelanjangi perempuan ini.. aku ingin merasakan
tubuhku yang bugil ini menyetubuhi seorang perempuan yang masih menggunakan
pakaian kantornya.. wow bayangan sekajap itu mampu membuat sensasi yang
sedemikian hebat membuat urat-urat penisku semakin menegang saja… Tiba-tiba
mbak Eva mendorong tubuhku hingga terduduk di atas ranjang busanya dan ia
sendiri kemudian berlutut di hadapan selangkanganku. Ia menengadahkan kepalanya
dan menatap mataku dengan pandangan penuh nafsu.. bersamaan dengan itu, ia
menciumi kepala penisku..kemudian menjilati lubang penisku yang sudah dipenuhi
dengan cairan lengket berwarna bening “honey..” suaranya yang serak terdengar
sayup “I don’t know why I am doing this.. but to be honest with you.. saya belum
pernah melakukan oral sex sebelum ini.. my ex husband did’nt like this.. so,
please kasih tau saya kalau rasanya ngga enak.. ” Aku tersenyum dan menundukkan
kepala untuk mencium bibirnya “It’s OK mbak.. jangan kawatir.. juast have it
your way..” mbak Eva menyeringai mendengar kata-kataku yang mirip sebuah iklan
itu.. Tiba-tiba ia memasukkan penisku ke dalam mulutnya.. dan apa yang kurasakan
berikutnya adalah kenikmatan yang tak terlukiskan..mbak Eva memasukkan dan
mengeluarkan penisku di dalam mulutnya dengan gerakan yang cepat sambil
menggoyang-goyangkan lidahnya sehingga menggesek urat bawah kepala penisku itu..
“Aaaaahhh… Ouuhhhh… mbaaak.. its great.. mbak.. you’re doing it good..
ouhhh..” aku hanya bisa terduduk sambil mengerang nikmat dan mbak Eva tampak
begitu menikmati penisku yang berada di dalam mulutnya sampai-sampai ia
memejamkan matanya. Tangan kiriku kembali meremas-remas buah dada mbak Eva
sedangkan tangan kananku menyibakkan rok bawahnya ke atas dan meraba pahanya
yang mulus ke atas…. terus ke atas…. sampai tersentuh bagian bawah buah
pantatnya yang dilapisi oleh CD tipis berwarna hitam. “Mmmh..
Mmmmhh…Emmhhhh..” rintihnya sambil terus mengulum penisku ketika kuraba-raba
vaginanya dari luar CDnya.. mbak Eva semakin memperkuat sedotannya sehingga
memaksaku untuk semakin mengerang tak keruan… deakan tak mau kalah, kumasukkan
tanganku ke balik CDnya dari arah perut dan dengan mudah jemariku mencapai
vagina yang sudah sangat basah itu.. begitu basahnya sampai-sampai terdapat noda
basah di CD hitam itu. Dalam 3 detik kusibakkan bulu-bulu lebatnya itu dan
jariku menyentuh sebuah daging sebesar kacang yang sudah menonjol keluar di
bagian atas vagina guruku ini.. jari tengah dan telunjukku segera mengocok klit
mbak Eva dengan cepat. “Mmmmmmhh.. mmmmhhh…aaaahhh..” mbak Eva melepaskan
penisku dari mulutnya untuk berteriak histeris menikmati kocokanku di klitnya.
Sekitar 5 menit kami saling mengocok, meremas, dan menghisap diikuti dengan
gelinjangan dan jeritan-jeritan histeris, ketika tiba-tiba mbak Eva
menengadahkan mukanya ke arahlu dan merintih “Fi.. honey.. please do it now..”
Tanpa menunggu kata-kata selanjutnya ku angkat tubuh janda cantik itu dari
posisi berlututnya. Kusuruh dia meletakkan kedua tangannya di atas meja
menghadap cermin rias sehingga mbak Eva kini berada dalam posisi menungging.
Tampak buah dadanya bergelayut seakan menantang untuk diperah. Kupeloroti CDnya
hingga kaki, kurenggangkan kedua kaki mulusnya, dan kusingkap roknya.. lalu
kugosok-gosokkan penisku di belahan pantatnya sebelum kuturunkan menulusuri
tulang ekornya.. anus.. dan … kutempelkan di pintu belakang vaginanya.
Perlahan-lahan kusodokkan penisku ke dalam vagina kecil yang sudah sangat banjir
itu.. “aaaaahhhhh…” mbak Eva menggigit bibirnya menikmati centi demi centi
penisku yang tengah memasuki vaginanya…. semakin dalam kumasukkan penis
besarku itu.. semakin dalam.. “oooohhhh…hhoneyy..ooohhhh..” dan
..”AAAAAAKHH…” jeritnya ketika dengan keras kusodokkan penisku
sedalam-dalamnya di vagina guruku yang cantik itu. “My god….” terdengar suara
bisikan orang dengan nada takjub sekaligus ngeri datang dari arah pintu kamar
mbak Eva yang sedari tadi memang terbuka.. suara seorang wanita… aku terkesiap
karena kaget.. dengan hati-hati kulirik ke arah pintu masuk.. SHIT!! kulihat
Atika sedang mengintip perbuatan kami dari balik pintu sambil menjepitkan
tangannya dengan kedua paha di selangkangannya .. sudah berapa lama dia berdiri
disitu?? Oh man.. apa yang harus kulakukan ?? kulihat mbak Eva tidak menyadari
kehadiran adiknya. Tampak janda cantik itu masih menggigit bibirnya menikmati
besarnya penisku yang terbenam penuh di dalam vaginanya. Akhirnya aku mengambil
keputusan.. let’s finish the fucking first.. and deal with Atika later. Dengan
segera kupompakan penisku dengan cepat dari arah belakang.. kutempelkan perut
dan dadaku di punggung perempuan itu dan kedua tanganku dengan keras
meremas-remas dan memelintir kedua puting buah dada mbak Eva yang sudah sangat
keras itu.. “ohhhh..ohh.. auuw.. honey.. jangan keras-keras ngeremesnya..
sakiitt..ouww..” rintihnya sambil terguncang-guncang oleh sodokan penisku.
Dengan sigap kuturunkan tangan kananku untuk mencari klitnya yang segera
kutemukan tanpa kesulitan. Dengan lincahnya kuputar dan kukocok kian kemari
daging sebesar kacang itu membuat tubuh mbak Eva menggelinjang keras dan
jeritannya terengar sampai ke luar kamar. Kulirik ke arah pintu kamar..Atika
dengan ekspresi takjub dan terangsang memperhatikan aku menyetubuhi kakaknya
dengan ganas. Atika tampak betul menikmati ketidak berdayaan kakaknya yang hanya
diam dalam posisi menungging dan menjerit-jerit histeris menerima
sodokan-sodakan penisku. Melihat ekspresi Atika dalam mengintip, akupun semakin
bernafsu untuk memperlihatkan padanya bagaimana aku memuaskan nafsu birahi
kakaknya. Tiba-tiba mbak Eva mengangkat kepala dan badannya ke arahku dengan
menengok ke arah kiri dan menjulurkan lidahnya. Dengan cepat kusambut lidah yang
menggairahkan itu dengan lidahku dan kamipun berciuman dengan posisi mbak Eva
yang tetap membelakangi aku.. Karena ia menegakkan badannya, mbak Eva menaikkan
kaki kirinya ke atas meja riasnya untuk memudahkan aku terus menyodokkan
penisku. Sambil terus melumat bibirnya dan menyodok, tanganku kembali
meremas-remas kedua buah dadanya. Tangan kiri mbak Eva menjambak rambut di
belakang kepalaku untuk mempererat tautan bibir kami. bulu ketiaknya yang lebat
menyebarkan wangi khas yang membuat aku semakin bernafsu lagi. Saat itu aku
benar-benar berada dalam kondisi full capacity. Semua anggota badanku digunakan
semaksimal mungkin untuk mencapai puncak kenikmatan. Bibir mengulum, tangan
meremas buah dada, dan penis memompa vagina. Tiba-tiba mbak Eva merintih-rintih
sambil terus mengulum lidahku. Tampak alisnya mengerut, wajahnya mengekspresikan
seakan-akan kesakitan, ia dengan cepat membimbing tangan kananku yang masih
asyik meremas buah dadanya untuk kembali memainkan klitorisnya, goyangan
pinggulnya menjadi semakin cepat tak terkendali, dinding vaginanya mulai terasa
berdenyut-denyut, tiba-tiba “aaaahhh.. honey… honeyy… FIIII.. SAYA
KELUAAAARRR…AAAAAHHH..” Seketika itu juga aku merasakan penisku disiram oleh
cairan hangat dan dinding vagina wanita berusia 40 itu terasa memilin-milin
penisku.. mbak Eva melepaskan bibirnya dari bibirku, pinggulnya masih bergoyang
dengan irama perlahan menikmati sisa-sisa orgasmenya, sambil memejamkan matanya
ia tersenyum. “kamu bener-bener hebat Fi.. aku belum pernah mengalami sensasi
seks seperti ini.. never…” Kembali aku melirik ke arah pintu, kulihat Atika
masih mengintip dengan ekspresi bahagia bercampur iri. Bahagia karena ternyata
kakaknya mendapat kepuasan sexual yang belum pernah dirasakannya selama ini, iri
karena kakaknya mendapatkan kepuasan itu saat ini dan bisa memperolehnya lagi
kapan saja sedangkan Atika masih harus menunggu sebulan lagi sampai suaminya
pulang. Itupun kalau si suami bisa memuaskannya lahir batin. Terutama sesudah
kasus di Dubai. Aku mencium pipi mbak Eva aku berbisik “Saya belum keluar
mbak..” Perempuan itu membuka matanya dan memandangku dengan penuh kasih sayang
“honey.. saya jamin.. kamu akan keluar dalam waktu tidak lebih dari 3 menit..”
Ia mencabut penisku dari vaginanya dan membalikkan badannya. Kembali ia berlutut
di hadapanku sambil mulai mengocok penisku “my god Fi… punya kamu ini kok
keliatannya makin lama makin besar aja sih..” Kulihat Atika masih juga mengintip
dengan mulut sedikit ternganga. Ia tak bisa menyembunyikan rasa takjubnya
melihat besarnya ukuran penisku dibandingkan dengan jemari dan mulut kakaknya.
Tanpa menunggu jawabanku, mbak Eva mulai mengulum dan menyedot penisku dengan
cepat. Tangannya yang satu mengocok penisku dan yang lainnya meremas-remas kedua
bola ku. Kombinasi tangan, bibir, dan lidahnya ini benar-benar tidak mampu
mebuatku bertahan lebih lama lagi. Kurasakan penisku semakin menegang.. semakin
menegang…”mbaaak..saya.. saya mau mbaak..” mbak Eva mempercepat kocokan dan
sedotannya seraya mengangguk memberi tanda OK untuk memuncratkan maniku di dalam
mulutnya. Aku mengerutkan alisku, wajahku menyeringai nikmat, mataku
terpejam..”mbaaakk..saya ngga kuat lagi mbaakk..OAAAAAAHHHH” craaat..craaat..
craaat.. pada 3 muncratan pertama ini mata mbak Eva terbelalak ketika menerima
muncratan maniku di dalam mulutnya.. tampak ia gelagapan sejenak karena belum
terbiasa..beberapa tetes mani mulai mengalir keluar dari ujung bibirnya.. mbak
Eva memejamkan matanya dan GLEK.. dia menelan semua mani yang ada di
mulutnya..dan dengan cepat mengeluarkan penisku dari mulutnya seraya masih terus
mengocoknya dan..crat..crat..crat.. 3 muncratan berikutnya mengenai mata, pipi,
dan bibirnya.. kulirik Atika ternganga melihat kakaknya yang berusia 40 tahun
itu bisa dengan buasnya menjilati air mani seorang bekas muridnya yang baru
seminggu tinggal di rumahnya. Kulihat Atika meremas buah dadanya sendiri
beberapa kali sebelum ia menyelinap dan hilang dari pandanganku. Aku mengangkat
tubuh mbak Eva dan kupeluk ia erat-erat “I think we need to hurry.. we’re
getting late..” bisikku. “Yes you’re right.. honey… saya pergi duluan ya…
see ya tonight ” janda montok itu mengedipkan matanya sambil membenahi bajunya.
Aku bergegas keluar sambil memikirkan Atika. Bagaimana aku menjelaskan semua ini
padanya ? Aku masuk kembali ke kamar mandi untuk take the second shower ..
sayup-sayup terdengar teriakan mbak Eva “honey… saya duluan ya.. byeee..” lalu
terdengar suara mobilnya keluar dari garasi. Sambil menikmati siraman air hangat
beberapa skenario penjelasan keluar di benakku tapi tak ada satupun yang
kelihatannya masuk akal untuk Atika.. tapi..wait a minute… kenapa aku harus
menjelaskan padanya? kenapa tidak melibatkannya saja sekalian dalam permainan
ini… dan dia punya alasan untuk melakukan ini.. kesepian…. suami
pengkhianat….. YES!! THAT’S THE ANSWER !! Cepat-cepat aku menyelesaikan
mandiku kemudian dengan mengenakan handuk di pinggang aku berjingkat menuju
kamar Atika. Aku yakin ia ada di dalam. Kuintip dia dari jendela.. YES.. dia ada
di dalam.. tapi apa yang sedang dilakukannya..? Tampak Atika tidur
membelakangiku menghadap lemari kaca. Kuperhatikan dengan seksama tubuh tinggi
semampai mirip Dian Nitami itu. Baru kusadari bahwa Atika memiliki tubuh yang
sangat menggairahkan. Tinggi semampai, kulit putih dengan otot kencang tanpa
kerutan, wajah manis, buah dada sedang dan ketat, pinggul besar…..BOY.. I
really.. really want her.. and I mean..NOW… tanpa sadar penisku kembali
berdiri tegak. Dalam hati aku mengutuk suami Atika..Stupid husband !! Sudah
punya istri begini cantik dan menggairahkan, masih saja cari-cari di luar…
(untung aku berlum menikah.. jadi bisa maki-maki seperti itu..). Sambil
berbaring Atika menggesek-gesekkan kedua pahanya. Ia juga memasukkan jari tangan
kanannya ke dalam CD tipisnya yang berwarna pink. CD nya terlihat karena rok
mini hitamnya telah melorot sampai di bawah pinggul. Dari kaca di hadapannya
kulihat tangan kiri Atika sambil memejamkan matanya sedang meremas-remas buah
dadanya yang sedang namun penuh terisi sambil sesekali memilin-milin puting
merah jambunya yang terlihat tegang berdiri itu.. god.. rupanya ia sedang
bermasturbasi untuk menyalurkan birahinya yang bangkit akibat melihat aku
menyetubuhi kakaknya. Hmm perfect time.. pikirku. Diam-diam aku masuk ke dalam
kamarnya dan dengan berjingkat mendekati kasur busanya. Kujatuhkan handukku
sehingga dalam waktu sedetik aku sudah dalam keadaan telanjang bulat dan penisku
sudah berdiri dengan gagah perkasa menanti tempat untuk berlabuh.Lapat-lapat
kudengar istri kesepian itu merintih seirama dengan gerak tangannya di
selangkangan. Secepat kilat dan tanpa terdengar aku berbaring dibelakangnya,
menyusupkan tangan kiriku melalui kepala kirinya untuk memiting lehernya dengan
siku sebelah dalam. Bersamaan dengan itu, dengan tak kalah cepatnya aku
menyusupkan tangan kananku ke dalam CD Atika, meminggirkan jermarinya dengan
paksa, dan mulai mengocokkan jari tengah dan telunjukku di klitnya yang sudah
sangat membengkak itu…
“WAAAAAAA” Atika menjerit kaget melihat tubuhnya dipiting oleh seorang laki-laki
bugil yang tangannya kini tengah mempermainkan klitorisnya. Ia pun terlihat
shock ketika penis besarku menggesek kulit punggungnya yang putih mulus itu
“R..Rafi !!! NGAPAIN KAMU !!” bentaknya sambil merapatkan kedua pahanya dan
berusaha menarik tangan kananku yang semakin cepat mempermainkan klit dan
vaginanya yang sudah banjir tak keruan itu.. Tangan kiriku yang kupergunakan
untuk memiting dengan cepat kuturunkan ke arah dadanya dan dengan sigap meremas
kedua buah dadanya yang nampak ranum dan telah terlepas dari BH pink nya. Puting
nya yang berwarna merah jambu kecoklatan itu sudah menegang pertanda birahinya
sudah sampai di puncak “OUH..bangsat kamu Fi.. BANGSAAAT..” makinya sambil
meronta-ronta mencoba melepaskan dari pelukanku, remasanku di kedua buah
dadanya, dan kocokanku di klitorisnya “leppaskan aku.. LEPASKAN !!” “Aku akan
melepaskan kamu kalau kamu jawab pertanyaanku” Aku berbisik sambil menempelkan
pipi kiriku ke kupingnya “Berapa lama kamu mengintip kami tadi..?” Atika
terkejut dan menghentikan rontaanya, sehingga tanpa sadar pinggulnya mulai
bergerak menahan rasa geli dan nikmat atas kocokan jariku di klitorisnya “Jawab
Tika…” kataku sambil mulai menjilati telinga kanannya. Atika meringis
kegelian. “Sejak.. sejak dia menghisap barangmu pertama kali…” SHIT ! So she
saw the whole thing !! Tiba-tiba tubuh Atika kembali meronta dan ia menjerit
“You bastard.. you.. you fucked my sister !!” Perempuan ini rupanya tidak
gampang menyerah.. harus ada sedikit shock therapy. “YES, I FUCKED HER !! I
FUCKED YOUR SISTER !! But I fucked her because she needed it… she wanted it
..so bad .. AS BAD AS YOU DO !!!” bentakku sambil dengan kasar sambil menurunkan
CD nya dan dengan bantuan kaki kulempar CD itu ke lantai. Atika tampak shock
mendengar kata-kataku ini badannya bergetar menahan emosi sedang matanya
terlihat membenarkan perkataanku itu. Ia menghentikan rontaannya. Dengan cepat
kuletakkan kembali jemari kananku di vagina adik mbak Eva itu dan.. .”AAAUWW..”
Atika menjerit sambil menggigit bibirnya ketika kutusukkan jari tengahku ke
dalam vaginanya. Ia meringis sambil menggeleng-gelengkan kepalanya..
“No.no..Fi.. you can’t do this.. I AM MARRIED !!!”"Yes you’re right Tik.. you’re
married.. dan sementara kamu kesepian disini.. suamimu berpesta pora dengan
isteri orang di tempat lain.. wake up Tika.. wake up.. kamu begitu sering
kesepian..begitu sering dikhianati.. dimataku kamu terlalu cantik dan terlalu
baik untuk diperlakukan seperti ini oleh suamimu.. you don’t deserve this..”
Atika terdiam tak ada lagi perlawanan dalam dirinya.. ia memejamkan matanya
rapat-rapat..di ujungnya terlihat air mata menetes selama 5 detik..yang kemudian
dihapus oleh tangannya sendiri… sesaat kemudian seraya masih menggigit bibir,
pinggulnya mulai bergelinjang seirama dengan tusukan-tusukan tanganku di
vaginanya. Terdengar bunyi kecipak pertanda vaginanya sudah dalam keadaan yang
sangat banjir..Aku yakin, air matanya itu adalah air mata dendam pada suaminya
yang menerlantarkan dan mengkhianatinya…bukan karena perlakuanku padanya saat
ini… Tampak Atika menahan nafasnya ketika kumasukkan juga jari telunjukku ke
dalam vaginanya “ssssshh… ssssshhh..” desisnya tanpa memberikan perlawanan
lagi.. YESS dia mulai menikmatinya.. Aku mulai menciumi lehernya.. menjilati
kuping kanannya… Tubuh Atika mulai menggelinjang geli.. “Atika sayang..”
bisikku lembut “Gimana kalau untuk sementara kamu melupakan bahwa kamu isteri
orang ? Pikirkan saja tentang kesendiranmu.. kesepianmu.. sakitmu karena
dikhianati.. kamu butuh belaian laki-laki Tika.. persis sperti kakakmu dan kamu
berdua memiliki aku… you can share right ? You have nothing to loose…”
Sambil berkata demikian ku arahkan penisku ke pintu vaginanya. Dari arah
belakang kutempelkan kepala penisku tepat di bibir dalam vaginanya.. Atika
terkseiap, kurasakan otot-otot badannya menegang.. ia menoleh ke arahku dengan
pandangan memohon.. “Fi.. please… not now…a..aku masih ragu.. aku takut..”
“takut apa non..?” tanyaku mesra seraya mulai memasukkan kepala penisku ke dalam
vaginanya dan kuputar-putar di dalamnya.. “HHH..Fi…g.ggellii..j..jangan Fi..
please..” bisiknya memelas bercampur dengan rintihan kenikmatan “a..aku takut
karena aku belum pernah nyeleweng.. ouhh..” Aku terus memutar kepala penisku di
dalam vaginanya sambil ku dorong milimeter demi milimeter.. “Fi..ouh..please..
jangan dulu j..jangaAAAAKHHH…AAAAAHH..!!!” Atika menjerit keras ketika dengan
sekali sodok kuamblaskan penis raksasaku ke dalam vagina yang ternyata lebih
kecil dari milik kakaknya. Kulihat mata Atika terbelalak.. mulutnya ternganga..
wajahnya mencerminkan rasa terkejut bercampur cemas.. nafasnya semakin memburu..
buah dadanya bergerak naik turun dengan cepat.. “Tika..” bisikku mesra “Setelah
ini kamu tidak akan pernah berpikir lagi bahwa kamu isteri orang..” Aku mulai
memompapenisku perlahan-lahan.. kemudian makin cepat.. makin cepat.. “Aahhh..
Fi.. pelan-pelannn.. pelan-pelaannn.. punyamu besar betul..aku takut sakiit,,
Ufff.. no wonder Eva loves to suck it sooo much…” Selepas 5 menit Atika mulai
menaikkan paha kanannya untuk memudahkan goyanganku… dan rintihannya sudah
berubah menjadi erangan-erangan keras.. ia pun sudah membiarkan tanganku dengan
bebas meremas-remas buah dadanya dan memelintir putingnya yang ternyata lebih
kencang dari kakaknya.. Ooohh Atika.. akhirnya menyerah juga kamu..
gerakan-gerakan Atika mulai terlihat rileks dan natural namun suasana tegang
akibat pemaksaanku di awal permainan ini ternyata belum cair. Well keliatannya
aku harus membuat suasana yang enjoy untuk kedua belah pihak.. Tiba-tiba
kuhentikan pompaanku dan kukeluarkan penisku dari vaginanya. Atika menoleh ke
belakang menatapku dengan pandangan bertanya-tanya “W..why ?” “You want me to
stop..? I don’t know.. may be for some reason.. ya know..” pancingku sambil
tersenyum menggoda.. Atika menyeringai lebar.. belum pernah kulihat ia tersenyum
semanis itu.. kubalikkan badan Atika, kupegang kedua pipinya, kudekatkan wajahke
ke wajahnya… lalu dengan lembut ku kecup bibirnya yang mungil itu ?Tika..”
bisikku dengan suara serak “Aku akan menggantikan suamimu selama dia tidak
disini.. dan tak akan kubiarkan kamu sendirian dan kesepian lagi..” Atika
menatapku dengan pancaran mata penuh kebahagiaan “Promise..?” tanyanya sambil
terus menatapku. Hening sejenak sebelum aku menjawab dengan mantap “I promise !”
Tiba-tiba Atika merangkul leherku dan mencium bibirku dengan buas membuatku
sempat gelagapan sejenak.. bibirnya yang mungil itu melumat bibirku dan lidahnya
menjelajahi seluruh rongga mulutku. Nafasnya yang mendengus-dengus bercampur
dengan rintihan kenikmatan ketika buah dadanya bergencetan dengan dada bidangku.
Dengan tak kalah buasnya ku dorong tubuh Atika sehingga terhempas di atas kasur
lalu dengan sekali renggut kubuka baju dan BH nya yang memang sudah hampir lepas
sedari tadi. Atika pun dengan tak kalah cepatnya melepaskan roknya dan
melemparkannya ke lantai sehingga kami berdua sudah dalam keadaan bugil. Dengan
segera kutindih tubuh sintal wanita berparas mirip Dian Nitami. Kami dengan
buasnya saling berciuman, menggigit, menjilat telinga, leher, dan
puting.Suara-suara kecupan dan rintihan terdengar riuh di dalam kamar bernuansa
biru muda itu. Air liur kami berceceran di seluruh tubuh. Tak kusangka gaya
bercinta Atika seperti itu … beda sekali dengan kakanya yang halus dan
lembut.. Atika dalam menyalurkan birahinya cenderung berperilaku histeris. Ini
terbukti dengan jeritan-jeritannya dan gerakan-gerakan tubuhnya yang nyaris tak
terkontrol. Tanpa membuang waktu lebih lama lagi kutempelkan kepala penisku di
liang vaginanya dan dengan sekali tojosan penisku tenggelam di dalam vagina
berbulu lebat itu.. “OAAHHH.. besar sekali.. FUCK ME HARD FI.. FUCK ME HARD !!!”
jeritnya histeris. Tanpa basa basi aku memompakan penisku dengan keras dan cepat
ke dalam vagina kecil itu. Tubuh langsing Atika terguncang-guncang dan buah
dadanya tampak terlempar ke kiri dan ke kanan. Paha atasku berbenturan dengan
pantat Atika menimbulkan suara yang berirama
cepat…”plak..plak..plak..plak..plak..” Aku terus memompa sambil mengulum kedua
buah dadanya. Pompaanku ini terus berlangsung selama 5 menit. Tiba-tiba aku
merasa seluruh syarafku menegang..penisku mulai berdenyut-denyut “Tika.. I think
I am gonna cum..” erangku sambil mempercepat sodokanku. Atika memelukku dengan
erat dan mencium bibirku sekuat-kuatnya .. pinggulnya berputar-putar semakin
cepat juga “Mmmph.. me too…hh.. me too..hhh.. emphhh… emmmph.. EMPHHHHHHH
FIIIIII” jeritnya seraya memanggil namaku ketika kurasakan seluruh otot
perempuan itu menegang. Atika mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi sambil
menyemburkan cairan hangat di dalam vaginanya ..disaat yang hampir bersamaan aku
menyemprokan cairan maniku ke dalam vagina kecil yang sudan sangat becek itu..
selama kurang lebih 5 menit kami bertindihan dengan lemas menikmati
sensasi-sensasi seksual di seluruh tubuh kami.. ketika aku mengangkat wajahku
tampak wajah Atika bersemu merah tanda ia mencapai kepuasan yang tiada taranya..
bibirnya menyunggingkan senyum dan matanya masih terpejam. Aku mengecup bibirnya
“puas Tik?” Atik membuka matanya seraya menghela nafas “Kamu benar-benar seperti
oase di padang pasir buatku Fi.. thanks to open my eyes..” Kami berdua berbaring
dan berpelukan dengan mesra untuk beberapa saat “Tika.. I hate to say this.. but
I have to go to the office..” “No Fi.. please.. not until I taste your cum..
like what Eva had..” Bisiknya sambil tersenyum. Aku tertawa. My god.. this
girl.. setengah jam yang lalu ia masih meronta-ronta menolakku.. tapi sekarang
malah minta nambah… dasar.. “Lunch time OK?” aku bergegas ke kamar mandi
lagi.. Another shower !!
Siang itu aku sengaja pulang ke rumah untuk lunch dan memuaskan birahi Atika
yang ternyata sangat besar.. hampir aku tak percaya bahwa perempuan yang
berlibido nyaris seperti seorang penderita hipersex itu bisa menjalani hidup
tanpa sentuhan lelaki selama 4 bulan berturut-turut. Siang ini, aku memenuhi
permintaan Atika untuk menyetubuhinya di atas meja dan di bawah pancuran air
kamar mandi. Dan… tentunya, seperti permintaannya, kubiarkan dia menelan habis
maniku ketika ia membuatku orgasme dengan kepiawaian oral sexnya.

1 komentar: