Kamis, 19 Mei 2011

Libidoku tak tertahankan...aaaasssstttt

Pagi ini aku duduk didepan rumah ketika tiba tiba liwat didepanku Siska, seorang
cewek yang bekerja sebagai penjual kosmetik disebuah supermarket. Ia tersenyum
manis melihatku, aku hanya bisa mengangguk saja ketika ia menyapaku. Padahal
sebenarnya aku sangat tertarik sekali kepadanya. Siska benar benar cewek yang
seksi sekali, badannya tidak terlalu tinggi, tetapi kulitnya putih dan montok.
Keberaniannya untuk memakai rok mini membuat aku selalu ingin mengetahui apa
yang ada dibalik roknya yang sangat minim itu. Namun semuanya hanya menjadi
lamunanku saja, karena selama ini kami hanya bertegur sapa dijalan saja. Namun
saat ini , ketika isteriku tidak dirumah dan keadaan benar benar sepi,
keberanianku mendadak muncul. Saat itu Siska yang sudah berjalan agak jauh
melewati rumahku aku kejar dan aku panggil, dia menoleh. Mulanya dia agak ragu,
namun ketika aku memanggilnya lagi, ia segera kembali dan mendatangi aku.
Didepan pintu pagar ia bertanya sopan ..ada apa Oom, kok tumben manggil. Aku
hanya tersenyum dan membalasnya, kamu mau masuk kerja ya, kok udah rapi jam
berapa sih masuknya…mampir dulu dong. Saat itu memang dia sudah sangat rapi
dan cantik sekali, wajahnya yang putih tidak terlalu kena makeup namun justru
memancarkan keseksiannya sebagai akibat dari rok mini serta blouse yang
dipakainya. Dia tersenyum dan mengatakan kalau memang dia berangkat agak pagi
karena mau mampir kerumah temannya untuk suatu keperluan. Aku mempersilahkan dia
masuk dan dia menurut saja, bahkan dia tanya…Ibu dimana…kok sepi… Aku
jawab dengan ringan kalau isteriku sedang keluar kota. Kulihat dia hanya
mengangguk angguk saja, kugiring dia duduk diteras samping rumahku yang lebar
dan rimbun itu. Kita duduk disini saja ya, biar santai, sambil saya ganti
pakaian dulu. Dia segera duduk disofa sambil tangannya meraih majalah yang ada
disitu. Aku jadi agak senang, karena majalah yang diraihnya itu adalah majalah
porno yang aku dapat dari luar negeri. Didalam aku segera mengganti piyamaku
dengan kaos dan celana pendek tanpa celana dalam, karena aku berniat
memanfaatkan saat ini untuk menikmati keseksiannya. Ketika aku keluar, kulihat
dia masih asyik memperhatikan majalah porno itu, dari belakang kuperhatikan
gambar apa yang menjadi perhatiannya, ternyata gambar cewek yang sedang dijilati
nonoknya. Dengan bergaya tidak tahu aku segera duduk didepannya. Siska tertawa
menyeringai sambil berkata : "aduh Oom majalahnya kok serem sekali ya". Aku
tidak menanggapi, tetapi aku hanya tersenyum saja. Aku membuka omongan dengan
menanyakan dimana dia bekerja sebenarnya, lalu produk apa saja yang kira kira
bisa aku pakai dari omong omong itu aku tahu kalau dia bekerja di Sarinah
dicounter kosmetik mahal untuk pria . Dalam sekejap aku sudah menghabiskan uang
800 ribu untuk memesan kosmetik pada dia. Siska sangat senang karena aku
demikian boros membelanjakan uangku untuk kosmetik itu, entah disengaja entah
tidak, duduknya mulai tidak rapi sehingga pahanya agak renggang. Saat itu aku
sekilas melihat celana dalamnya yang berwarna kuning, kontolku langsung bergetar
karena pemandangan yang sekilas itu.
Ketika kurasakan sudah cukup aku membuat dia masuk dalam pengaruhku, akupun
mulai melaksanakan jebakan yang aku rencanakan tadi.
"Siska, kamu suka berenang nggak ? Dia menjawab spontan..suka sekali Oom kenapa
ya ? Aku menjawab lagi, enggak Oom punya baju renang yang bagus sekali yang Oom
beli di Amerika, tetapi Tante tidak berani memakainya, kamu mau ya ? Mau saja
Oom, asalkan tante nggak marah kan?" Aku segera mengambil pakaian renang yang
aku maksudkan itu, memang aku pernah membeli beberapa baju renang yang seksi dan
aku berikan kepada beberapa kenalanku yang berani memakainya, saat ini aku masih
mempunyai beberapa buah dan aku pilih yang paling seksi buat Siska. Meskipun
pakaian renang ini bukan bikini, tetapi potongannya benar benar akan membuat
tubuh yang memakainya jadi menonjolkan keseksiannya.
Ketika kutunjukkan pada Siska, matanya berbinar binar.. aduh Oom bagus sekali
ya, tetapi ini pasti mahal sekali harganya. Aku hanya mengangguk kataku, biar
mahal kalau yang memakai pantas kan jadi tambah bagus. Kalau Siska nggak
keberatan, Oom kepengen lihat Siska pakai pakaian renang ini mau kan ?
Siska pertamanya agak ragu ragu mendengar tawaranku itu, tetapi akhirnya dia
bertanya, dimana saya bisa ganti Oom. Disini saja diruang tamu, aku sengaja
menunjuk kedalam ruang tamuku. Oom tunggu disini ya katanya. Aku hanya
mengangguk dan Siska masuk keruang tamuku untuk mencoba pakaian renang itu. Aku
menahan diriku untuk tidak masuk kedalam melihat Siska ganti, karena aku kuatir
dia lepas dari perangkapku itu. Dengan hati berdebar debar aku menunggunya
keluar, namun ternyata ia tidak kunjung keluar juga. Tiba tiba kudengar Siska
memanggilku…Oom , Oom kesini saja Siska malu keluar. Aku tergesa gesa masuk
keruang tamuku. Kulihat pakaian Siska bergeletakan dilantai sementara tubuhnya
sudah dibalut pakaian renang yang aku berikan itu. Benar benar pas buat Siska,
buah dadanya yang besar itu menggantung manja dibalik pakaian renang itu dan
dari samping sebagian buah dadanya menyembul keluar. Secara tiba tiba Siska
mengangkat kedua tangannya untuk membetulkan letak rambutnya yang kacau, saat
itu aku melihat kerimbunan bulu ketiaknya. Kontolku langsung ngaceng penuh
melihat ketiak Siska ini, Tetapi aku masih coba menahan nafsuku dulu, dengan
tenang kutarik ia keluar ruang tamuku agar keluar keteras. "Disini lebih jelas
Siska, kan pakaian renang memakainya diluar ruangan bukan didalam". Ia hanya
tertawa tetapi menurut saja ketika kutarik itu. Diluar kubiarkan ia berdiri
sambil bersandar ditembok sementara mataku menatap keindahan tubuhnya yang hanya
dilapisi pakaian renang itu. Ternyata pakaian renang itu tidak dapat
menyembunyikan pentil susu Siska yang tampak menonjol itu dan juga potongannya
yang berani menyebabkan sebagian bulu kemaluan Siska yang hitam keriting itu
keluar disisi paha tanpa disadari oleh pemiliknya. Aku tertawa sambil berkata,
aduh Siska..bulumu luar biasa ya..sampai keluar semua tuh ! Siska agak terkejut
dan melihat kearah yang kutunjuk, tangannya berusaha menutupi bagian itu tetapi
aku segera mendekatinya dan kupegang bahunya sambil bertanya lagi. Memangnya
lebat ya Sis kok sampai keluar semua. Siska menjawab enteng juga, "habis pakaian
renangnya seksi sih jadi ya mestinya dicukur sedikit biar nggak keluar semua".
Aku bilang pada Siska : "Sudah Sis sana kamu ganti saja dengan pakaianmu
sendiri". Kalau tadi aku tidak mengikuti ketika Siska mencoba pakaian renang,
saat ini aku ikut masuk dan menunggunya ganti. Siska berkata.."lho Oom kenapa
kok disini..Oom keluar dulu dong Siska mau ganti" katanya manja. Aku diam
saja.."sudahlah apa bedanya telanjang dengan pakai pakaian renang ini, toh Oom
sudah bisa membayangkan didalamnya". Siska memang berani sambil menyeringai dia
segera melepas pakaian renang itu semuanya sehingga tubuhnya jadi telanjang
bulat. Mataku terbelalak melihat buah dadanya yang montok dan bulu jembutnya
yang lebat itu, benar benar diluar ukuran, super lebat dan gondrong. Aku sudah
tak tahan lagi dengan sigap aku berdiri dan mendekati Siska, kuremas susunya dan
kucium bibirnya. Siska hanya pasrah saja, tanpa tunggu komando lagi celanaku
langsung kupelorotkan dan kusuruh Siska memegang kontolku. Siska langsung
menggenggamnya dengan halus, aku yang sudah bernafsu segera menarik Siska pelan
pelan kesofa sambil tetap berciuman dan Siska masih menggenggam kontolku. Ketika
aku sudah berhasil duduk disofa, kusuruh Siska duduk dipangkuanku dan kuselipkan
kontolku dibibir nonoknya. Dengan sekali tekan, kontolku amblas diliang nonok
Siska. Ternyata Siska memang betul betul sudah nggak perawan, tetapi nonoknya
masih terasa seret.. mungkin masih jarang dipakai. Gerakan pantat Siska cepat
sekali naik turun sementara ia mencium dan memeluk aku erat erat. Kurasakan
hangatnya liang nonok Siska yang masih peret itu, geseran buah dadanya didadaku
membuat aku makin bernafsu. Merasakan ganasnya Siska yang menduduki kontolku,
aku kuatir kalau aku akan cepat ambrol, dengan tergesa gesa kudorong Siska
sehingga ia berdiri dan terlepaslah kontolku dari liang nonoknya. Aku
mendudukkan dia diatas sofa dan kuangkat kakinya keatas sehingga membuat
nonoknya terkuak lebar dengan bibirnya yang berwarna merah muda sudah mulai
berkilat oleh lendir dari nonoknya sendiri. Langsung saja lidahku menjilati itil
Siska yang membengkak seperti kacang tanah itu. Siska menggeliat sambil
merintih, jembutnya yang lebat kusisihkan kesamping sehingga lidahku makin
leluasa menyusuri tepi bibir nonok Siska untuk kemudian ujung lidahku kumasukkan
keliang nonoknya yang menganga itu. Siska betul betul tidak tahan dengan
jilatanku ini, tangannya meremas remas susunya sendiri, sedang mulutnya merintih
rintih. Ketika kulihat lendir nonok Siska sudah membanjir, aku berdiri untuk
segera menyetubuhi Siska, saat itu tiba tiba saja Siska menangkap kontolku dan
langsung dimasukkannya kedalam mulutnya, dihisapnya kontolku kuat kuat. Kuluman
Siska tidak terlalu enak, tetapi aku tertegun melihat Siska yang begitu rakus.
Aku memuaskan mataku dengan pemandangan yang indah sekali buah dada Siska
berjuntai montok dan kenyal sementara bibirnya yang dipulas lipstick tipis
mengulum kontolku. Tak tahan dengan semua ini segera kucabut kontolku dari bibir
Siska dan kudorong Siska hingga terbaring , pelan pelan kuletakkan kontolku
dibibir nonoknya yang berbulu lebat itu, Siska membantuku dengan menyibakkan
jembutnya serta menguakkan nonoknya, pelan pelan aku menusukkan kontolku untuk
merasakan liang nonok Siska yang hangat itu sampai akhirnya kontolku mencapai
dasar nonok Siska. Siska mengangkat kakinya tinggi tinggi dan pantatnya mulai
diputar kekiri dan berganti kekanan. Aku tidak sempat merojokkan kontolku,
karena goyangan Siska yang alami membuat aku tidak mampu menahan rasa nikmat
yang luar biasa ini, aku hanya mampu menghisap pentil susu Siska sementara air
maniku menyembur keluar oleh empotan dan goyangan Siska itu. Aku tahu kalau
Siska belum mencapai kepuasan, tetapi aku tidak perduli, yang penting aku puas
dan aku sudah membayarnya.
Benar saja, setelah beberapa lama aku terhanyut oleh rasa nikmat yang
diberikannya, Susan segera mendorongku dan mengatakan kalau dia mau segera
pergi, bahkan dia minta ijin padaku untuk mandi terlebih dahulu. Aku hanya
mengiakan apa yang diminta Siska, rasanya aku masih terbius oleh semua ini. Satu
kalimat yang aku pesankan pada Siska, sering seringlah mampir, pasti ada bonus
yang menarik untuknya bila selalu membuatku puas seperti pagi ini
bagian dua
Profesiku yang sebenarnya adalah pengacara, tetapi belakangan ini aku lebih
dikenal sebagai seorang paranormal yang sanggup untuk memecahkan masalah masalah
yang sulit termasuk menyembuhkan beberapa penyakit yang disebabkan oleh gangguan
psikis.
Sebanarnya ini semua hanya bermula dari keisenganku menggoda isteri temanku yang
kukira sedang kesepian. Aku mencoba membohonginya dengan membaca beberapa ciri
khas ditubuhnya demi untuk dapat menidurinya, tetapi diluar dugaanku ramalanku
ternyata cocok, dan tanpa menceritakan affairku dengannya ternyata Evie sudah
menceritakan kemampuanku ini pada semua kenalannya, sehingga aku menjadi seperti
saat ini, paranormal ! Aku sangat menikmati kemampuan baruku ini, meskipun tidak
pada setiap orang aku berani mengganggunya, tetapi anehnya hampir semua klienku
bersedia menuruti permintaanku tanpa rewel, cuma seperti yang kukatakan, tak
semuanya aku tiduri !.
Seperti siang ini, dikantorku sudah ada beberapa wanita menungguku, ketika aku
datang, aku sempat tersenyum kepada mereka dan memandang mereka satu persatu.
Semuanya rata rata perempuan kaya dan cantik, tetapi ada seorang ibu yang
kelihatan anggun dengan tubuh yang tinggi besar sangat sesuai dengan seleraku.
Dimeja kerjaku kulihat berjajar empat lembar kartu kecil bertuliskan nama nama
pasienku, kartu ini dibuat oleh sekretarisku Lenny. Kubaca satu persatu tetapi
aku tak dapat menduga mana kartu ibu yang kuinginkan itu, sehingga kupanggil
Lenny untuk memanggil mereka satu demi satu. Lenny sudah menjadi sekretarisku
selama 3 tahun, jarang ada sekretarisku yang tahan begitu lama, karena rata rata
mereka cantik sehingga mereka laku keras untuk kawin. Lenny seringkali juga
memuaskan nafsuku, terutama bila aku sedang iseng dikantor ini, kami sering main
dimeja kerja, dikursi bahkan dikamar mandi , semuanya kami lakukan dengan diam
diam tanpa ada seorangpun yang curiga. Lennypun tahu dengan jelas hobbyku main
cewek, bahkan seringkali dia kusuruh mengintai manakala aku berhubungan seks
dengan klienku dan biasanya setelah itu, Lenny juga minta jatah karena dia tak
dapat menahan nafsunya sendiri.
Lenny dengan gayanya yang anggun dan alim segera memanggil salah satu dari
tamuku, ketika siibu masuk ternyata bukan ibu yang kuinginkan melainkan seorang
ibu muda yang kelihatan genit tetapi wajahnya kelihatan kalau dalam keadaan
sumpeg. Kuperhatikan tubuhnya dari jauh, ia memakai blus tanpa lengan sehingga
memamerkan lengannya yang mulus sementara tubuhnya langsing dengan pantat yang
besar. Bibirnya agak tebal dan wajahnya cantik sekali. Ia langsung menyalami aku
dan memperkenalkan namanya Ria, rupanya ia lebih senang dipanggil dengan nama
kecilnya daripada dengan nama suaminya, aku yakin dia sudah bersuami karena
sempat kulihat cincin kawin berlian yang melingkar dijarinya. Setelah berbasa
basi sejenak Ria segera menceritakan masalahnya kepadaku, rupanya dia sedang
dalam kesulitan karena hobbynya bermain judi. Meskipun judi dilarang di Jakarta
ini, tetapi ia berjudi melalui jaringan parabola , katanya dia dulu menang cukup
banyak tetapi sudah dua bulan ini dia terus menerus sial sehingga hampir semua
hartanya sudah habis. Saat ini dia takut kalau suaminya tahu dan dia akan
diceraikan.
Aku tersenyum mendengar ceritanya ini, bagiku ini kasus biasa dan mudah, pasti
beres. Tanpa membuang waktu aku menanyai Ria apakah menjelang dia kalah terus
itu dia pernah melakukan sesuatu yang kurang baik, dia menyatakan rasanya kok
tidak pernah, karena katanya kalau dia menang maka dia selalu baik kepada orang
lain. Aku berkata kepadanya bila memang begitu maka kemungkinan sialnya ada
dibadannya dan aku harus mencarinya dan kemudian menangkalnya. Tanpa ragu
kusuruh ia membuka pakaiannya dan telanjang bulat didepanku. Ria memandangku
dengan tajam dan kemudian dia bangkit dan mulai melepas pakaiannya. Diluar
kebiasaan yang aku ketahui, yang pertama dibuka Ria adalah roknya dan kemudian
celana dalamnya sehingga aku langsung dapat melihat nonoknya yang dihiasi jembut
hitam, baru kemudian dia membuka blus dan behanya. Seperti dugaanku susu Ria
tidak terlalu montok tetapi mengkal dan bulat dengan pentil merah muda. Dalam
keadaan telanjang bulat Ria berdiri mematung didepanku kakinya rapat dan
tangannya terlipat diperutnya. Kusuruh ia berputar sehingga aku juga dapat
melihat pantatnya yang montok itu, benar benar seksi. Dari apa yang kulihat aku
langsung menyuruhnya duduk didepanku. Kukatakan bahwa aku sudah tahu dimana
letak sialnya yaitu dari paha kanannya. Aku katakan bahwa semuanya sudah beres.
Ria rasanya tidak percaya kalau aku mengatakan seperti itu, dia minta agar aku
membuktikan kata kataku itu. Dengan ngawur aku minta dia mencabut jembutnya
sendiri secara sembarangan, Ria menuruti permintaanku itu dan meletakkan
jembutnya dimejaku. Kusuruh ia menghitungnya ternyata jumlahnya 3 lembar,
kusuruh ia mencabut sekali lagi dan kali ini jumlahnya 4 lembar. Kuminta dia
untuk memasang taruhan diangka 34 atau 43 dan buktikan sendiri. Baru saat itu
Ria bisa tersenyum, ia mengucapkan terimakasih dan segera kuminta ia berpakaian
kembali. Selesai merapikan pakaiannya, Ria menjabat tanganku erat erat dan
mengatakan terimakasih. Aku mengangguk ramah, dan aku yakin bilamana saat itu
aku minta dia untuk menghisap kontolku pasti dia dengan senang hati mau
melakukannya, tetapi aku punya target lain.
Ketika Ria keluar seorang ibu menyusul masuk, lagi lagi bukan ibu yang
kuinginkan kali ini seorang ibu berumur sekitar 40 tahunan, wajahnya cantik
tanpa polesan make up yang menyolok , ia memperkenalkan dirinya sebagai ibu
Sugito, seorang pejabat penting yang pernah kudengar namanya. Ia langsung
bercerita kalau suaminya punya simpanan wanita yang hebat sehingga dia merasa
sedih sekali. Meskipun sejak dulu dia tahu kalau suaminya sering main perempuan,
tetapi baru kali ini dia kecantol dengan pacarnya. Aku langsung mengatakan bahwa
aku harus melihat tubuhnya agar bisa melihat dimana letak masalahnya. Mulanya
ibu ini agak keberatan dia bertanya apakah tidak bisa kalau hanya dengan melihat
wajah atau bagian lain yang terbuka. Aku hanya berkata enteng, kalau ibu percaya
pada saya silahkan, kalau tidak silahkan juga kembali karena hanya itu caraku
memeriksa pasien. Dengan hati berat dia mulai membuka pakaiannya, pertama yang
dibukanya adalah jacket ungunya, ketika ia melepaskan jacket itu aku sempat
melihat ketiaknya yang lebat dengan bulu, aku sempat tertegun melihatnya karena
bila ketiaknya saja seperti itu alangkah lebat jembutnya. Susu bu Sugito montok
tetapi sudah agak kendur dengan pentil coklat kehitam hitaman, ketika ia membuka
roknya, kembali ia ragu. Gerakannya terhenti sementara ia berdiri dengan hanya
memakai celana dalam tipis berwarna putih yang jelas sekali menampakkan bayangan
jembutnya yang hitam dan lebat itu. Aku sengaja mendiamkannya karena aku mau
melihat apa yang dimaui ibu ini, tetapi aku sudah merencanakan bahwa ibu yang
satu ini akan aku periksa habis habisan biar dia kapok. Akhirnya bu Sugito jadi
juga membuka celananya sehingga terpampanglah dihadapanku tubuhnya yang mulus
dengan bulu yang sangat lebat dipangkal pahanya serta diketiaknya. Dari yang aku
lihat ini aku langsung tahu bahwa ibu ini hiperseks. Jadi aku heran juga kenapa
dia begitu ragu ragu untuk telanjang dihadapanku, hal ini membuat aku jadi ingin
mengetahui sebabnya. Ibu Sugito hanya berdiri mematung didepanku tangannya
berusaha menutupi pangkal pahanya. Aku langsung berdiri dari kursiku dan
berjalan mendekatinya, aku memutari tubuhnya yang bersih dan harum itu, tetapi
tak ada sesuatu yang janggal. Tanpa ragu kusuruh dia duduk disofa yang ada
diruangku dan kubaringkan. Dengan pelahan aku merentangkan kakinya sehingga aku
dapat melihat nonoknya yang penuh bulu itu, karena bulunya sangat lebat,
terpaksa aku menyibakkannya sehingga dapat kulihat bibir kemaluannya. Aku agak
kaget ketika kulihat liang nonok ibu Sugito ini begitu lebar dan bibirnya
menjuntai keluar. Rupanya ibu Sugito senang masturbasi dengan alat alat sehingga
liangnya jadi molor seperti ini. Aku langsung menanyakan hal ini kepadanya dan
dengan malu malu dia mengiakan dugaanku. Untuk menangkal masalahnya, aku minta
ibu Sugito untuk saat itu juga melakukan masturbasi didepanku, dengan ragu ragu
ia berdiri dan mengambil handbagnya, dari situ ia mengeluarkan sebuah alat mirip
kontol yang berwarna coklat, setelah itu dia duduk lagi dan mengambil posisi
seperti jongkok untuk kemudian kontol karet itu dimasukkannya kedalam liang
nonoknya sampai amblas tinggal pangkalnya saja. Setelah itu dia memutar mutar
pantatnya diatas kontol karet itu sambil memejamkan matanya. Aku sendiri jadi
tak tahan melihat pemandangan ini, akupun duduk didepannya dan kukeluarkan
kontolku yang langsung juga kukocok kocok mengimbangi bu Sugito yang sedang
asyik, bu Sugito jadi kaget ketika melihat aku mengeluarkan kontolku yang begitu
panjangnya, gerakannya terhenti memandang kontolku yang 18 cm itu. Ternyata dia
berani juga menanyakan mengapa kok tidak kontolku saja yang dimasukkan nonoknya
agar benar benar nikmat, aku mengatakan bahwa aku tidak boleh melakukan itu.
Kuminta dia agar segera berusaha mencapai puncak kenikmatannya. Rupanya ibu
Sugito tidak tahan melihat tanganku mengelus elus kontolku sendiri yang tegak
lurus seperti tiang bendera itu. Ia mulai merintih makin lama makin keras dan
akhirnya ia mengejang mencapai kepuasannya. Dasar hiperseks, ketika ia melepas
kontol karetnya, tangannya ikut ikutan meremas kontolku dengan lembut. Aku
berkata kepadanya bahwa aku mau memasukkan kontolku kenonoknya asal aku tidak
melakukan gerakan apapun. Ibu Sugito mengangguk dan akupun segera mengarahkan
kontolku keantara selangkangan bu Sugito yang sudah merentangkan kakinya lebar
lebar itu. Sekali tekan kontolku masuk separuh dan ternyata aku tidak bisa
menghabiskan seluruh kontolku kedalam liangnya. Aku benar benar heran, karena
dengan kontol karet yang begitu besar dia sanggup menelannya sampai habis,
tetapi kenapa kontolku kok hanya masuk tiga perempatnya. Aku tidak perduli,
sementara ibu Sugito sibuk memutar mutar pantatnya agar dia dapat mencapai
orgasme lagi. Memang benar sekitar 5 menit dia merintih keras dan kurasakan
cairan hangat membasahi ujung kontolku. Tanganku segera meraih interkom dan
kupanggil Lenny agar masuk. Ketika Lenny memasuki ruanganku, ibu Sugito jadi
kaget dan berusaha menutupi tubuhnya, tetapi Lenny tak perduli, dia langsung
mendatangi aku yang duduk dikursi. Aku minta Lenny untuk mengambil tisue basah
dan membersihkan kontolku yang masih gagah itu dengan tisue. Lenny dengan sigap
mengeringkan cairan nonok ibu Sudrajad yang ada dikontolku sementara aku diam
saja diatas kursi, ketika semuanya sudah kering dan bersih, Lenny tanpa sungkan
sempat mengulum ujung kontolku serta meremasnya sebelum dia masuk lagi
keruangannya. Aku langsung kembali ketempat dudukku dan segera kuberikan
penangkal tambahan untuk masalah ibu Sugito ini, aku yakin bahwa dalam waktu 1
minggu suaminya akan kembali kepadanya, karena sebenarnya ibu Sugito sangat
pandai memuaskan suaminya hanya saja mungkin belakangan ini dia terlalu sering
main sendiri sehingga dia jadi lengah.
Baru pasien yang ketiga, ibu yang aku inginkan memasuki ruangan kantorku, benar
benar cantik dan anggun tinggi besar dengan rambut sebahu, bibir sensual dan
hidung mancung, kakinya mulus dan ramping benar benar aduhai. Ketika
memperkenalkan diri, tangannya terasa hangat dan empuk sekali, suaranya yang
agak serak membuat aku makin terangsang sehingga hampir aku tidak mendengar
ketika ia menyebutkan namanya Pratiwi. Aku berusaha bersikap tenang dan wajar
mendengarkan keluhannya. Pratiwi adalah seorang pengusaha yang menjadi rekanan
pemerintah, omzetnya miliaran, tetapi belakangan ini bisnisnya mengendur karena
banyak tender yang meleset dan jatuh ketangan pengusaha lain. Dia sudah berusaha
macam macam tetapi semuanya gagal total bahkan belakangan ini perusahaannnya
hampir kena penalti karena kekeliruan karyawannya. Pratiwi benar benar gelisah
dan ngeri oleh semuanya ini. Wajahnya yang cantik kelihatan tegang dan dicuping
hidungnya kulihat bintik bintik keringat menambah keseksiannya. Melihat aku
memandangnya, Pratiwi juga balas memandang tanpa berkedip. Tiba tiba aku
bertanya kepadanya, apakah dia percaya bahwa kehidupan seks nya sangat
mempengaruhi pekerjaannya, Pratiwi mengangguk dengan pelan, kulihat matanya
sedikit berkedip seperti kaget. Aku langsung menyambung pertanyaanku dengan
pertanyaan yang aku sendiri tidak menyangka kalau itu keluar dari mulutku,
karena aku menanyakan apakah dia seorang lesbian. Diluar dugaanku dia
mengangguk, tetapi dia menambahkan bahwa dia juga suka berhubungan dengan pria.
Aku menanyakan kepada Pratiwi, coba ibu tebak, berapa kira kira panjang kemaluan
saya, karena jika ibu bisa tepat menduganya, maka berarti saya dapat menangkal
masalah ibu. Pratiwi agak menyeringai mendengar perkataanku itu. Dengan ragu ia
bertanya maksudnya panjang waktu tidur atau waktu berdiri. Aku menjelaskan yang
mana saja pokoknya tepat. Pratiwi terdiam sambil berpikir keras, aku tahu dia
bingung karena saat itu aku duduk dikursi dibelakang meja kantorku, dan akupun
memakai pakaian lengkap sehingga dia tidak mempunyai bayangan apapun tentang
kontolku. Tiba tiba saja dia meraih penggaris yang ada dimejaku dan merentangkan
jari jarinya diatas penggaris itu untuk kemudian ditunjukkannya kepadaku. Aku
melihat angka yang tertera diujung jari Pratiwi, aku kaget karena disitu
tercantum angka 18.5 cm, hampir sesuai dengan kenyataannya. Pratiwi bertanya
apakah itu benar, aku hanya berkata coba ukur saja sendiri. Aku langsung berdiri
memutari mejaku dan mendekati Pratiwi yang sedang duduk, kubuka celanaku dan
kukeluarkan kontolku yang masih lemas itu. Pratiwi melirik kontolku dan
mengambil penggaris untuk mencoba mengukurnya, dengan ragu ragu satu tangannya
memegang kontolku sementara yang satunya memegang penggaris. Tentu saja
ukurannya tidak tepat karena masih lemas, seperti yang sudah kuduga, tangan
Pratiwi meremas remas kontolku agar ngaceng dan mengurut urut. Kubiarkan saja
semua gerakannya itu, tetapi percuma saja karena kontolku tetap tidur nyenyak.
Tiba tiba saja ia menundukkan kepalanya dan ……slep …..kontolku sudah
terjepit diantara bibirnya yang tebal itu, terasa hangat dan lembut sekali,
kurasakan bibirnya menjepit kontolku dengan gerakan yang lancar meskipun tak
sedikitpun Pratiwi membasahi kontolku dengan ludahnya. Kontolku mulai bangun dan
makin lama makin mengembang, sementara Pratiwi makin lancar mengulumnya,
tanganku mulai bergerak meraba buah dada Pratiwi yang montok dan kenyal itu,
tanpa ragu ragu tanganku menerobos blousenya dan meremas buah dadanya, tak
kukira bahwa Pratiwi tidak memakai beha, aku dapat merasakan puting susunya yang
kecil tetapi keras seperti batu itu, kuremas remas susunya, dan kupelintir
puting susunya. Rasa geli disekeliling kontolku membuat aku jadi tak tahan lagi,
bayangkan sejak tadi aku sudah terangsang oleh ulah beberapa ibu yang aku temui,
maka saat ini rasanya sudah maksimal dan syer ……. syer ……croot ,
airmaniku memancar keras sekali dua, tiga dan empat kali memancar memenuhi mulut
Pratiwi, tak sedikitpun Pratiwi melepaskan kontolku semuanya masuk didalam
mulutnya dan saking banyaknya sampai sebagian mengalir keluar dari samping
bibirnya. Aku meremas buah dadanya sekeras kerasnya Pratiwi diam saja, dia asyik
menelan air maniku.
Setelah dilihatnya aku sudah puas, Pratiwi mengeluarkan kontolku dari mulutnya
dan langsung diukurnya kontolku yang masih ngaceng itu dengan penggaris. Dia
tersenyum ketika melihat bahwa dugaannya benar. Aku juga tersenyum karena
hisapan Pratiwi yang nikmat itu. Tiba tiba Pratiwi berdiri, tanpa kuduga ia
mulai membuka pakaiannya sehingga telanjang bulat. Ia berkata bahwa sekarang
saatnya aku memuaskan dia agar jadi seri. Aku jadi bernafsu lagi melihat tubuh
Pratiwi yang luar biasa itu, susunya montok dan kenyal dengan puting yang
berwarna merah muda sangat serasi sekali dengan kulitnya yang putih kekuning
kuningan itu, sementara ketiaknya juga berbulu lebat, sesuatu yang sangat aku
senangi, sedangkan pangkal paha Pratiwi benar benar menakjubkan, karena meskipun
jembutnya sangat lebat, tetapi Pratiwi telah mencukur sebagian jembutnya
sehingga hanya tinggal bagian tengahnya tegak lurus dari pusar sampai kebukit
nonoknya. Meskipun saat itu kami masih sama sama berdiri, Pratiwi tak segan
segan merapatkan tubuhnya dan menciumku dengan mengeluarkan lidahnya yang hangat
menelusuri rongga mulutku, tanganku dengan lincah mengarahkan kontolku keliang
nonoknya yang tepat menempel didepan kontolku itu. Begitu ujungnya menempel, aku
segera menggendong Pratiwi dan menekankan kontolku sampai amblas kedalam liang
nonoknya. Dengan posisi menggendong Pratiwi dan mulut masih berkutat dengan
ciuman aku berjalan menuju sofa. Pratiwi benar benar pemuas nafsu pria rupanya,
karena meskipun dalam posisi yang sulit yaitu aku menggendongnya dan kakinya
menjepit pantatku, dia masih sempat juga menggerak gerakan pantatnya untuk
memilin kontolku yang sepertinya melengkung karena posisi tubuh kami yang
berdiri ini. Begitu kami roboh diatas sofa, ciuman kami terlepas dan Pratiwi
melenguh sejenak, mungkin dia merasakan enaknya sodokan kontolku yang notok
sampai keliang rahimnya itu. Tanpa malu malu Pratiwi mengangkat kakinya tinggi
tinggi dan meletakannya diatas bahuku. Posisiku jadi bebas sekali, dengan ringan
aku mendayung liang nonok Pratiwi yang sudah mulai becek itu, dan diapun dengan
lincah memutar mutar pantatnya mengimbangi tusukan kontolku. Kurasakan liang
nonok Pratiwi yang peret dan berpasir itu membuat kontolku terasa geli sekali,
entah berapa lama aku memaju mundurkan pantatku, tetapi Pratiwi masih juga belum
mencapai puncaknya begitu juga diriku sendiri. Kuhentikan gerakanku dan kuminta
Pratiwi untuk menungging agar aku bisa menyetubuhinya dari belakang, aku benar
benar mata gelap dengan nafsu. Aku tak perduli lagi kalau mungkin diluar masih
ada pasien yang menungguku, yang penting sekali ini aku harus membuat Pratiwi
terpuaskan dan selanjutnya membantu kesulitannya agar tertanggulangi. Ketika
Pratiwi sudah menungging, tampaklah nonoknya yang sudah basah kuyup itu
dipantatnya juga banyak bulu jembut sebagai tanda kalau memang jembut Pratiwi
luar biasa tebalnya. Aku langsung menempelkan ujung kontolku yang sudah merah
padam itu kecelah nonok Pratiwi dan slep……..bloos…….. kontolku amblas
sampai hanya tinggal pelirku saja yang menggantung diluar. Tanganku meraih buah
dada Pratiwi dan meremas remasnya, saat itu mulai kudengar rintihan Pratiwi mula
mula pelan tetapi makin lama makin keras dan tiba tiba kurasakan liang nonok
Pratiwi mengejang ejang dan hangat sekali. Kurasakan rasa geli dan nikmat yang
luar biasa saat itu, karena jepitan nonok Pratiwi sementara aku merojoknya
membuat kontolku seperti diurut. Dan tanpa bisa kutahan lagi akupun ambrol
merasakan nikmatnya nonok Pratiwi, air maniku menyembur menabrak dinding dinding
kemaluannya dan bercampur dengan lendir yang keluar dari nonoknya. Aku terkulai
lemas sementara Pratiwi menggigit pundakku karena menahan rasa nikmat dan agar
tidak sampai berteriak karena rasa nikmat tadi.
Dalam keadaan masih gemetar, aku segera memakai pakaianku kembali begitu juga
dengan Pratiwi, wajahnya semeringah dan tersenyum terus. Aku berpura pura
seperti tak ada apa apa dan setelah kami berdua duduk berhadapan, aku memanggil
Lenny masuk. Lenny tersenyum melihat wajahku yang mungkin kentara kalau habis
main seks itu. Aku minta dibuatkan minum dan Lenny dengan patuh membuatkan
minuman buat kami berdua. Bagiku masalah Pratiwi bukan hal yang sulit dengan
bermeditasi sejenak aku sudah berhasil menyelesaikan masalahnya, karena ada
Bapak pejabat yang pernah ditolak olehnya untuk berhubungan intim rupanya sakit
hati dan selalu mempersulit Pratiwi. Aku katakan pada Pratiwi bahwa bapak itu
sekarang sudah berubah tetapi sebaiknya Pratiwi jangan sekali kali memberi dia
kenikmatan karena berbahaya. Pratiwi mengangguk manja dan ketika mau pulang dia
sempat mencium bibirku lama sekali. Aku berjanji pada Pratiwi untuk sekali kali
makan siang dengannya tentu setelah itu kita juga perlu kenikmatan seks
bagian tiga
Dengan uangku yang berlimpah dan kemampuanku untuk membaca dan merubah nasib
orang lain membuatku jadi betul betul dapat memuaskan nafsu seksku yang diluar
normal ini, mungkin juga ini adalah keseimbangan bagi diriku karena dengan
kemampuanku pastilah harus ada imbangannya. Salah satu hobbyku yang menyenangkan
adalah mengintip perempuan telanjang, dan lebih nikmat lagi jika aku mengintip
perempuan yang terkenal bermain seks. Hobby ini sangat mahal karena untuk ini
aku secara khusus membuat sanggar senam dan kesegaran jasmani. Tapi khusus untuk
yang satu ini aku tak mau bila ada pria yang masuk disanggar ini, jadi khusus
hanya untuk perempuan. Modal yang kutanam cukup besar sekitar 3 milliar rupiah
dan ketika peresmiannya aku sengaja meminta salah seorang isteri pejabat tinggi
negara untuk meresmikannya. Saat ini sanggar senamku mempunyai anggauta sekitar
200 orang semuanya wanita wanita kaya dan terkenal di Jakarta ini mulai dari
isteri pejabat, bisnis woman, artis dan remaja remaja. Mereka semua tak ada yang
tahu bahwa ditiap ruangan yang manapun aku telah memasang kamera perekam yang
sangat canggih yang dapat kukontrol dari sebuah ruangan khusus. Dan khusus untuk
beberapa ruangan aku dapat secara langsung melihat mereka karena ruangan
tersebut aku lengkapi dengan kaca satu arah.
Siang itu aku sengaja datang kesanggar senamku karena siang itu aku tahu kalau
ada isteri pejabat tinggi negara yang akan senam. Sudah sejak lama aku ingin
melihat tubuh ibu cantik ini, karena dia adalah isteri muda pak menteri dan
wajahnya betul betul secantik bintang film ditambah juga otaknya juga encer
karena dia juga menyandang gelar doktor. Tidak lama setelah aku masuk ruang
monitorku, kulihat ibu menteri itu masuk keruang lobby dengan beberapa temannya
perempuan juga. Aku segera mengatur kamera otomatis yang sudah aku siapkan itu
kekamar yang akan dipakainya untuk ganti. Hal ini dapat kulakukan karena memang
untuk beberapa tamu VIP aku sediakan kamar yang khusus sehingga mereka dapat
leluasa berganti pakaian, sekaligus aku juga leluasa melihat tubuh mereka.
Dugaanku tak meleset ibu menteri memasuki kamar yang aku perkirakan, tetapi yang
diluar dugaanku, ternyata dia tidak masuk sendirian melainkan dengan dua orang
temannya. Ketika aku close up, ternyata kedua temannya juga cantik cantik dengan
baju seragam pegawai negeri, aku menduga mereka ini pasti ajudannya atau apa.
Setelah pintu ditutup oleh salah satu perempuan yang mengawalnya tadi, ibu
menteri mulai melepas pakaiannya untuk berganti dengan baju senam. Bu menteri
ini usianya sekitar 35 tahun, badannya padat berisi meskipun tidak terlalu
tinggi, wajahnya cantik sekali dengan memakai kacamata . Ketika ia membuka
blouse dan kemudian rok bawahnya, aku menjadi lega karena ternyata dia hanya
memakai beha dan celana dalam saja yang berarti dia harus melepasnya untuk
berganti pakaian senam. Ketika ia sudah membuka behanya, kupuaskan mataku
memandang susunya yang montok itu, putingnya lebar tetapi warnanya bagus sekali
merah muda, karena ibu menteri ini belum punya anak, begitu juga ketika ia
melepas celana dalamnya, hatiku agak kecewa karena ternyata selangkangannya
tidak terlalu banyak ditumbuhi jembut. Saat itulah diluar dugaanku salah satu
pengawal ibu menteri yang saat itu juga sudah telanjang mendadak mendekati ibu
menteri dan menciumi susunya. Aku barusan tersadar bahwa ibu menteri ini
ternyata lesbian, dengan mesra si ibu ini merangkul pengawalnya tadi yang memang
badannya ternyata jauh lebih seksi dari si ibu menteri karena tinggi besar
dengan susu yang sangat montok tapi kencang sekali. Sementara mulutnya menciumi
susu bu menteri, tangannya yang satu
aktif meremas remas selangkangan bu menteri. dan siibu menteri sendiri tangannya
juga sibuk meremas susu pengawalnya itu. Ketika kuperhatikan pengawal yang
satunya lagi, kulihat dia juga sudah telanjang bulat tetapi tetap saja bersandar
didekat pintu sambil mengawasi gerakan kedua pasangan sejenis itu. Saat itu
kulihat ibu menteri sudah telentang dimeja pijat yang ada diruang itu dengan
kaki terkuak lebar dan pengawalnya asyik menjilati nonoknya. Aku menelan ludah,
tak bisa kubayangkan bahwa seorang ibu menteri berselingkuh disanggar senamku,
tetapi aku juga menyadari bahwa memang disinilah tempat yang paling aman karena
pasti tak ada yang curiga. Ketika kucoba untuk mendekatkan lensa kamera
rahasiaku kenonok bu menteri, aku lagi lagi menelan ludah karena itil bu menteri
besar sekali seperti biji salak dengan warnanya yang merah muda, saat itu aku
baru melihat bahwa sebenarnya ibu menteri jembutnya tebal juga, namun rupanya
sengaja digunting agar supaya lebih mudah bila akan dijilati oleh pacar
pacarnya. Saat itu perempuan yang satu lagi sudah mendekati ibu menteri dan
memeluknya diatas meja pijat serta berciuman sementara tangannya meremas remas
susu ibu menteri. Aku tak tahan melihat ini, tetapi aku tak bisa apa apa karena
bila aku berani memergoki mereka, pastilah nama baik sanggarku akan jatuh
sekaligus ketahuan kalau aku ini jago ngintip. Kutinggalkan ruang monitor dan
keluar keruang depan, saat itu tiba tiba melintas didepanku Tina seorang
instruktur senam yang belum berapa lama bekerja ditempatku, aku secara spontan
memanggilnya, dia menoleh dan segera mendatangi aku. Kuajak dia menuju ruang
pribadiku dan kupersilahkan dia duduk didepanku. Dengan agak genit tetapi tetap
menunjukkan bahwa dia sedikit bingung Tina bertanya : " Ada apa Pak kok
memanggil saya". Aku tersenyum dan berkata : " Kamu disini kan masih baru,
apakah kamu sudah kerasan disini ?". Tina dengan cepat mengangguk, katanya :
"kerasan Pak, suasananya menyenangkan". Kutanya lagi : "apakah gajimu mencukupi
untuk semua kebutuhanmu ?". Lagi lagi Tina mengangguk sambil tersenyum. Aku
sudah tahu pasti dia akan menjawab seperti itu, karena disini aku selalu
membayar melebihi kebiasaan, hampir 3 kali lipat dari gaji ditempat lain, belum
lagi antar jemput serta fasilitas kesehatan yang aku berikan, pasti dia kerasan
dan puas. Melihat gayanya yang jinak itu aku mulai memasang jebakanku. "
Sekarang umurmu berapa Tin?" " Dua puluh empat pak", jawabnya. Apakah kamu masih
kuliah ?" "Tidak pak, saya malas, habis enak sih cari duit sendiri" katanya
sambil tersenyum genit sekali. "Lalu uangmu dipakai buat apa, kalau tidak
dipakai untuk kuliah, apa dipakai pacaran saja ?" Tina tertawa katanya" Kok enak
uang buat pacaran, ya pacar saya yang mesti keluarin uang buat pacaran"
Pertanyaanku mulai nekad: " Tina, kenapa sih sudah pakai baju senam yang bagus,
kok masih memakai stocking lagi ?" Tina tertawa, "habis nanti bisa mengerikan
tokh pak." Aku bertanya lagi, apa kamu kalau pakai baju senam itu masih pakai
celana dalam ? Tina tak menjawab tetapi hanya menggeleng saja sambil tertawa.
"Coba Tina kamu berdiri ya, saya kepengen lihat posturmu " Tina langsung berdiri
didepanku sambil tersenyum senyum. Kuperhatikan badan Tina, badannya cukup
tinggi kira kira 168 cm., buah dadanya tidak terlalu besar kira kira 34 tetapi
pantatnya besar sekali menonjol bagus sekali. Ketika kuminta Tina mengangkat
tangannya, kulihat ketiak Tina bersih sekali tanpa ada bulunya. Ketika kutanya,
dia menjawab bahwa selalu dicukur dan dicabuti. Lalu yang bawah apa juga dicukur
? Tina tertawa geli, ya nggak dong pak, kalau dicukur buat apa saya pakai
stocking. Kenapa nggak dicukur saja lanjutku, "sayang pak, habis tebel , justru
saya pelihara biar tambah tebal"
Aku menatap dia dan kulanjutkan pertanyaanku, "Tina, apa kamu masih perawan ?"
Tina tersipu malu dia tak menjawab malah bertanya kembali, apa maksudku bertanya
seperti itu. Aku tidak menjawab tetapi justru terus mendesak dia. Akhirnya
keluar jawaban Tina kalau dia sudah nggak perawan lagi. Ketika kutanya kapan
terakhir kamu "main" diluar dugaan Tina menjawab barusan saja tadi malam. Aku
makin berani, ketika kutanya, apakah kontol pacarnya gede, dia menjawab lumayan
gedenya. Saat itu aku sudah nggak tahan lagi, aku membuka celanaku dan
mengeluarkan kontolku sendiri. "Kalau dengan ini besar mana Tin ?" Tina merona
wajahnya, tetapi matanya memperhatikan kontolku yang sudah ngaceng itu. "Besar
kepunyaan bapak !", jawabnya. Aku tak menghiraukan jawabannya, tanganku meremas
remas kontolku sendiri sambil mengocoknya pelan pelan. Dengan suara serak aku
menanyakan Tina, apakah dia pernah menghisap kontol, dia hanya mengangguk.
Kuraih pundak Tina dan kusodorkan kontolku untuk dihisapnya. Denga ragu ragu
Tina menunduk dan mengulum ujung kontolku yang seperti topi baja itu. Terasa
hangat bibir Tina. Tanganku mulai meremas susunya langsung dari balik baju
senamnya, terasa lembut dan kenyal. Ternyata Tina sangat pintar menghisap
kontol, kontolku yang panjang dan besar itu bisa dihisapnya sampai habis dan
bahkan lidahnya bisa sampai menjilati pelirku. Luar biasa, kubisikkan pada Tina
bahwa spermaku akan keluar, dia diam saja dan ……srot.srot…..croot… air
maniku me-nyembur memenuhi rongga mulutnya, Tina benar benar menikmati semua
ini, tangannya menekan pantatku sehingga kontolku betul betul masuk kedalam
mulutnya. Dalam keadaan kegelian seperti itu, Tina tidak mau melepaskan
kontolku, bahkan dia makin ganas memainkan lidahnya membersihkan kontolku dari
sisa sisa air maniku. Semuanya ini membuatku jadi ngaceng lagi, aku tak
merasakan apa apa selain kontolku terasa seperti kebal dan kaku sekali. Tina
menyeringai melihat kontolku yang tetap ngaceng meskipun baru saja memuntahkan
laharnya. Dibukanya pakaian senamnya yang ketat itu sehingga telanjang bulat,
badan Tina sangat seksi, buah dadanya lumayan besar dan kencang sekali dengan
pinggang yang kecil dan pantat yang sangat besar sekali. Jembut Tina seperti
yang dikatakannya, sangat tebal sekali. Hitam legam sangat kontras dengan
kulitnya yang putih itu. Kudorong Tina kedepan meja kerjaku dan kubisikkan pada
Tina agar ia menungging, Tina menurut saja. Ia menelungkup diatas meja sambil
berdiri, aku tambah terangsang melihat pantat Tina yang besar, dan nonoknya yang
penuh bulu dengan liang berwarna merah kehitaman agak menganga menantikan
kontolku. Aku tidak langsung memasukkan kontolku keliang nonok Tina, tetapi aku
mulai menjilati liang dubur Tina, sehingga Tina menggeliat geliat kegelian
sementara tanganku mencari cari itil Tina untuk menambah rangsangan bagi Tina,
ketika kutemukan aku mulai memilinnya dan memasukkan jari jariku kedalam liang
nonoknya, Tina makin menggeliat dan liang nonoknya mulai berlendir, tangannya
menggapai gapai mencari batang kontolku, dan begitu ketemu langsung saja
ditariknya membuat aku kesakitan dan mendekatkan kontolku keliang nonoknya
sesuai kemauan Tina, begitu Tina berhasil menyelipkan kontolku diantara bibir
kemaluannya, Tina langsung menggerakkan pantatnya kebelakang dan,…… slep..
blus…kontolku ambles kedalam liang Tina. Tanganku juga menggapai buah dada
Tina yang montok dan kenyal itu, kuremas remas sekuatku sambil menikmati
legitnya nonok Tina yang sempit dan berpasir itu, Tina tidak terlalu banyak
bergerak untuk mengimbangi keluar masuknya kontolku, tetapi kurasakan nonoknya
secara ritmis memijat mijat dan memeras kontolku, aku benar benar merasakan
kenikmatan yang luar biasa. Bayangkan setiap kali aku menarik kontolku Tina
selalu merapatkan liang nonoknya sehingga kontolku seperti diurut, tetapi begitu
aku menusukkan kontolku kembali ia merapatkan liang nonoknya sehingga kontolku
kali ini terasa seperti ditarik kulupnya menimbulkan rasa geli yang tak bisa
kukatakan disini. Tina mulai mendesah desah merasakan kenikmatan persetubuhan
ini, gerakannya mulai kacau. Aku mencabut kontolku dan sekarang kubaringkan
tubuhku diatas karpet kantorku dan kusuruh Tina menindihi aku. Tina yang sudah
dipenuhi oleh birahi langsung saja menduduki kontolku yang tetap ngaceng itu.
Dengan posisi kuda kudaan seperti ini membuat aku puas menikmati kecantikan dan
keseksian Tina kulihat nonok Tina yang berjembut lebat itu kembang kempis setiap
kali menelan kontolku. Gerakan Tina makin keras naik turun naik turun sampai
tiba tiba Tina menekan pantatnya keras keras dan merintih keras sekali katanya
:….aduh….pak….sssaya …. kkkelluuuaaaar ………!!! Aku tak dapat
menahan diriku lagi karena pada saat itu kurasakan liang nonok Tina memeras
kontolku secara ritmik dibarengi rasa hangat disekujur batang kontolku, maka
akupun mengerang dan menggeliat sementara ujung kontolku sekali lagi
menyemburkan spermaku untuk kedua kalinya ………. srooot……sroot ……..
crooooot………
Tina merebahkan badannya keatas dadaku, susunya yang montok dan berkeringat itu
bercampur baur dengan keringatku sendiri. Aku benar benar merasakan kepuasan
yang tak ada taranya, Apalagi meskipun sudah mencapai orgasme, nonok Tina masih
terus mengejang ejang membuat kontolku terasa linu karena geli dan enak
bercampur jadi satu. Kubiarkan saja Tina terlelap diatas tubuhku, karena dengan
cara itu aku leluasa mengelus elus pantatnya yang lebar dan sekaligus menciumi
bibirnya yang merangsang itu. Benar benar asyik………………..
bagian empat
Sore itu aku bermaksud untuk membeli video disk di Plaza Indonesia, aku memang
rajin mengkoleksi video disk karena aku sangat menyukai film, dirumahku sengaja
kusiapkan sebuah ruangan untuk studio mini dengan system audio yang tak kalah
dengan gedung bioskop milik Planet Hollywood Aku mengkoleksi mulai dari film
cartoon Walt Disney , action dari Keanu Reeves atau Steven Seagal, Dramanya
Anjelica Huston sampai dengan blue film. Banyak film yang aku beli langsung dari
asalnya tetapi karena di Plaza Indonesia juga ada toko yang menjual film film
yang bagus, maka aku seringkali juga membelinya disana.
Ketika aku sampai disana, ternyata tidak terlalu banyak pembeli yang datang,
sehingga aku dapat dengan leluasa memilih judul film yang ditawarkan kepadaku.
Aku sangat akrab dengan Fitri penjaga toko itu, tetapi aku tidak berminat untuk
menidurinya karena meskipun cantik, penampilan Fitri terlalu manis bagiku
sehingga selama ini aku hanya menggodanya dan seringkali memberinya uang
sehingga setiap kali aku kesana Fitri selalu baik kepadaku, dia juga tahu kalau
aku sebetulnya doyan perempuan tetapi terhadap dia aku selalu menolak.
Seringkali dia menggodaku dan akupun selalu menggodanya sampai hal yang paling
intim, tetapi ya cuman segitu aja, mungkin Fitri juga gemas padaku karena
perhatianku padanya cukup baik tetapi aku tidak mau meminta yang macam macam
sehingga dia jadi bingung. Sedang asyik asyiknya aku memilih film, tiba tiba ada
seorang wanita masuk kedalam toko dan langsung masuk mendekati Fitri serta
berbicara pelan, aku meliriknya dan
ketika itulah ia menoleh kepadaku dan tersenyum. Aku kaget sekali karena
perempuan itu begitu cantik dan wajahnya sangat seksi, aku juga balas tersenyum
dan Fitri lalu berkata kalau itu adalah bossnya pemilik toko. Aku berdiri dan
mengajaknya bersalaman, tangannya terasa lembut ketika bersalaman, Erna si
pemilik toko begitu ceriah berbicara kepadaku, rupanya dia sudah sering
mendengar dari Fitri kalau aku ini langganan utama tokonya. Ia dengan ramah
mempersilahkan aku untuk melanjutkan pilihanku dan ia bergegas menuju ruang kaca
yang dijadikan kantor. Aku benar benar terpesona oleh penampilan Erna boss Fitri
itu, badannya tidak terlalu tinggi dengan kulit yang kuning langsat, sementara
dari balik kaos Guess yang dipakainya aku bisa menyaksikan gundukan buah dadanya
yang montok dan kencang sekali itu, sangat serasi dengan wajahnya yang seksi
dengan make up yang rapi sehingga membuat wajahnya bertambah anggun dan sangar.
Ketika tadi ia masuk keruang kantornya aku memperhatikan pantatnya yang dilapisi
celana panjang tipis itu, aku dapat melihat peta celana dalamnya dibalik celana
panjangnya, kecil sekali sehingga sepertinya hanya menutupi sebagian kecil dari
pantatnya yang bahenol itu. Aku langsung ngaceng dan kepengen secepatnya
menyetubuhinya. Dengan pelahan aku bertanya pada Fitri, apakah Erna sudah
bersuami, Fitri hanya tersenyum kecil dan menggeleng, tetapi aku berani bertaruh
bahwa meskipun belum menikah tetapi Erna sudah sering mencicipi kontol, karena
aku melihat dari gayanya yang demikian mantap, pastilah ia sudah sering ditiduri
laki laki. Dari Fitri juga kuketahui bahwa Erna sudah berumur 26 tahun, meskipun
penampilannya kelihatan lebih tua dan matang. Aku mencari alasan untuk berbicara
dengan dia secara pribadi, ketika aku bertanya pada Fitri kenapa tak ada koleksi
BF, Fitri langsung berkata agar aku langsung saja berbicara dengan bossnya dan
masuk kedalam. Aku langsung mengiakan dan bergegas masuk keruang kantornya
sementara Fitri hanya tersenyum melihatku karena ia sudah mengerti maksudku.
Mungkin dia juga kepengen tahu bagaimana akalku untuk menaklukkan bossnya itu.
Bagi aku semua ini menggembirakan karena bagi aku seks adalah suatu avonturisme
yang akan membuat seks jadi lebih menggairahkan. Aku justru akan lebih bergairah
jika melakukan seks secara mendadak dan tidak direncanakan, seperti apa yang
kuinginkan saat ini. Ketika aku masuk kedalam ruang kaca itu kulihat Erna sedang
berjongkok didepan lemari pendek sembari memeriksa beberapa Video disk. Aku
berdehem sehingga Erna menoleh, ketika dilihatnya aku masuk ia segera bangkit
dan tersenyum ramah, "Mari Pak silahkan duduk, apa yang bisa saya bantu ?" Aku
langsung saja to the point menanyakan mengenai koleksi BF nya yang baru . Erna
tersenyum dan berdiri dari kursinya untuk mengambil dari lemari ditembok, sambil
membawa beberapa video disk Erna kembali ketempat duduknya sambil tak lupa
menutup pintu kaca yang tadi aku masuki, lebih dari 15 video disk yang
ditunjukkan Erna kepadaku untuk dipilih. Dengan ramah Erna bertanya kepadaku
:"Bapak senang BF yang keluaran mana ? " Aku jawab kalau aku senang dengan BF
Eropah karena pemainnya betul betul serius dan tidak kelihatan canggung. Erna
tertawa. Katika aku tanyakan kepadanya dia senang yang bagaimana dia mulanya
tertawa ngikik tetapi ketika aku desak dia menjawab kalau dia senang film Eropah
juga, ketika kudesak kenapa senang Eropah dia bilang karena prianya seksi seksi.
Aku tertawa juga padahal aku benar benar tak tahan rasanya kontolku sudah mau
muncrat mendengar tertawa Erna yang menggairahkan itu. Dengan berlagak bodoh aku
minta agar dapat mencoba diks tersebut. Tanpa ragu ragu Erna segera memasang
film tersebut di video playernya dan menyerahkan remote controlnya padaku.
Diapun dengan serius melihat film tersebut, ketika ada adegan seorang pria
menjilati nonok si perempuan kulirik Erna, ternyata dia hanya diam saja tanpa
reaksi, tetapi ketika ada adegan seorang pria mengeluarkan kontolnya dan
mengocoknya didepan pacarnya barulah Erna tersenyum. Aku langsung nimbrung, Bu
Erna senang yang seperti ini ya, dia hanya tertawa. Aku tidak melanjutkan lagi
melihat film tersebut, langsung aku putuskan untuk membeli semua film yang
ditawarkannya tadi. Bagi aku lebih penting untuk berbicara pada Erna daripada
mengurusi film. Erna agak kaget juga melihat keborosanku itu, karena total aku
memborong hampir 30 video disk. Sambil menunggu Fitri yang membungkus film yang
aku beli, aku berbincang bincang dengan Erna. Aku bertanya padanya apakah dia
sudah berkeluarga dengan gamblang dia menjawab kalau berkeluarga belum tapi
kalau kawin sudah. Aku kaget mendengar jawabannya itu, malahan dia balik
bertanya kepadaku apakah aku selalu setia pada isteriku. Aku hanya menyeringai
saja. Dia tertawa lepas melihat seringaiku itu dan mengatakan bahwa bagi dia
seks itu harus dinikmati dan dia tidak mau kalau hanya menjadi alat pemuas seks
dari pria tetapi jutru dia harus bisa betul betul puas dengan seks tersebut.
Ketika aku tanyakan apa yang dia maksudkan dia mengatakan kalau dia "main" maka
bagi partnernya harus menuruti kemauannya dan harus sanggup membuat dia
terpuaskan, karena kalau tidak dia akan marah marah. Aku bertanya lagi apa yang
menjadi kemauannya bila bersetubuh. Erna menjawab kalau dia senang kalau
dijilati barangnya lalu dia senang kalau si pria kuat bertahan meskipun dia
mencari kepuasannya sendiri. Aku tersenyum mendengar ceritanya itu, bagi aku
semuanya itu justru merupakan hobbyku. Ketika kusindir bahwa dia itu ternyata
super hot, Erna malahan tertawa ngakak dan berdiri, tanpa sungkan dia mengangkat
blusnya sehingga aku dapat melihat beha yang melapisi buah dadanya yang montok
itu juga ketiaknya yang penuh dengan bulu itu. Kata Erna, perempuan kalau
ketiaknya tebal pasti nafsunya gede lho Pak" Aku meneguk air liurku sendiri
kebingungan karena tak kusangka Erna begitu cepat akrab denganku. Ketika
kukatakan pada dia apa dia suka pria yang barangnya gede dia langsung menjawab
kalau itu yang enak karena kalau dihisap pegangannya mantap. Aku sudah rasanya
kepengen saja menunjukkan kontolku yang over size itu pada Erna, tetapi aku
masih bertahan dulu, aku ingin Erna menceritakan segala sesuatu tentang dirinya,
karena kalau kuperhatikan Erna rupanya juga punya sifat exhibitionist alias suka
pamer tubuhnya sendiri, aku bertanya lagi pada Erna kapan dia terakhir kalinya
hubungan seks. Dengan serius Erna menjawab bahwa sebenarnya sebelum ketokonya,
dia sempat main seks dulu digarasi rumahnya, bahkan dia mengatakan kalau sampai
saat itu dia belum sempat membersihkan alatnya hanya dilapisi tissue saja.
Ketika aku tanyakan bagaimana kok bisa main di garasi, kenapa tidak dikamarnya
saja, dia menjawab hanya karena mendadak nafsu saja. Dia bilang kalau dia cuma
menurunkan celananya serta teman cowoknya masuk dari belakang. Untung kata Erna
dia berhasil mencapai kepuasan, karena kebetulan dia pagi itu benar benar lagi
hot. Aku bilang pada Erna apakah dia mau melihat barangku yang antik, Erna
langsung mengangguk dan mendekati aku, sebelum kubuka celanaku, aku berpesan
pada Erna agar supaya jangan mentertawakan bila barangku itu kecil. Erna
mengangguk, namun ketika kubuka celanaku dan kukeluarkan kontolku yang segede
anak kucing itu, Erna terpekik dan tertawa. Dia betul betul kagum melihat
kontolku yang ukurannya raksasa itu. Aku diam saja ketika Erna mengelus elus
kontolku yang sudah ngaceng sepenuhnya itu. Mendadak Erna meninggalkan aku dan
menuju pintu ruangannya, dia tanpa sungkan langsung menggerendel pintu itu dan
kembali kedepanku. Erna langsung membuka blouse dan celana panjangnya sehingga
dia hanya memakai celana dalam dan beha saja. Kulihat dicelana dalamnya memang
tampak beberapa lembar tissue menyumpal nonoknya yang masih dibanjiri sperma
pacarnya itu. Sementara Erna membuka behanya, aku langsung menurunkan celana
dalamnya dan langsung wajahku kubenamkan dikerimbunan jembutnya yang berbau
harum itu. Dengan posisiku ini aku mengalami kesulitan untuk menjilati bagian
dalam nonok Erna, karenanya kudorong kaki Erna agar mengangkang sehingga
memudahkan aku menjilati bagian tepi nonoknya. Baru saja lidahku menyentuh bibir
luar nonok Erna, Erna sudah mencengkeram bahuku dan merintih. Agar supaya aku
makin mudah menjilati nonoknya, Erna langsung agak menekuk kedua kakinya dan
lebih melebarkan kakinya, dengan agak menengadah aku berhasil menjilati celah
nonok Erna yang masih menyimpan lendir sperma itu. Kurasakan asin dan kental,
tetapi aku tak perduli, kucari itil Erna yang letaknya agak tersembunyi karena
posisinya yang sedang berdiri itu. Ketika kutemukan, dengan sekali sedot itil
Erna lenyap dalam mulutku dan kupermainkan dengan lidahku. Erna memekik lemah
ketika itilnya kumamah pelan pelan. Rupanya Erna tak tahan dengan gerakanku itu
karena dia langsung lemas dan menimpa badanku sehingga kami berdua terguling
dikarpet. Saat itulah aku melepas seluruh celanaku dan langsung kuselipkan
kontolku dinonok Erna. Erna mengangkat kedua kakinya tinggi tinggi sehingga
kontolku benar benar merasakan pendaratan yang nyaman didasar nonok Erna yang
hangat dan kenyal itu. Seperti yang dikatakannya, ternyata Erna memang egois,
begitu dia merasakan kontolku sudah masuk seluruhnya, dia langsung menggerak
gerakkan pantatnya untuk mencari kepuasannya sendiri. Dia memutar mutar
pantatnya dengan gerakan yang tersendat sendat, aku biarkan saja semua itu
karena aku tahu bahwa Erna sedang mencari titik kenikmatannya. Benar saja tak
lama kemudian Erna sudah melenguh seperti sapi, kurasakan kontolku seperti
disiram cairan hangat dari dalam nonok Erna. Baru saat itulah aku memainkan
kontolku untuk merasakan legitnya nonok Erna. Ketika kutarik batang kontolku
kurasakan kalau nonok Erna sepertinya menyedot kembali kontolku itu, tetapi
ketika kuhunjamkan lagi kedalam liangnya, terasa peret sekali sepertinya batang
kontolku dicengkeram dengan lembut. Saat itu Erna sudah tak berdaya apa apa
lagi, dia hanya diam saja pasrah dengan apa yang aku lakukan. Aku benar benar
memanfaatkan moment ini untuk menikmati kesintalan tubuh Erna yang seksi itu.
Kuciumi bibirnya dan Erna dengan cekatan menjulurkan lidahnya menggelitik
lidahku. Kuremas susunya yang montok dan kupilin pilin putingnya. Erna tak henti
hentinya memuji kontolku yang katanya luar biasa besarnya itu. Aku diam saja,
karena aku betul betul konsentrasi merasakan kenikmatan yang mengumpul diujung
kontolku itu. Ketika terdengar dering telepon, Erna acuh saja, tetapi aku jadi
tak bisa konsentrasi maka kucabut kontolku dulu dan kusuruh Erna untuk
mengangkat telepon itu. Dengan malas Erna berdiri dan mengangkat telepon itu,
sementara Erna menelepon aku memperhatikan kemolekan Erna dalam keadaan
amburadul karena mencari kenikmatan tadi itu, kulihat badannya yang putih itu
berkilat karena keringat, sehingga menambah kecantikannya. Tak lama kemudian
Erna sudah kembali memeluk aku dan menciumi aku, kali ini dia langsung melorot
dan menghisap kontolku yang masih berlumur lendir dari nonoknya tadi itu. Dengan
telaten Erna memasukkan ujung kontolku itu kedalam mulutnya kemudian
dijulurkannya lidahnya untuk menelusuri batang kontolku sampai kepelirnya,
begitu diulang ulang dan setiap kali sampai diatas ia selalu mengulum seluruh
topi bajaku benar benar nikmat dan menyenangkan karena gerakan Erna benar benar
menunjukkan kalau dia menikmati kulumannya itu. Karena aku lebih kepengen
memuntahkan spermaku didalam nonok Erna, maka pelan pelan kudorong Erna
kesamping dan aku kembali mengambil peran. Kududukkan Erna ditepi meja kerjanya
dan kemudian kusuruh ia berbaring sehingga kakinya terjuntai dan nonoknya
mencembung serta merekah memamerkan itil yang berwarna merah muda agak keungu
unguan itu. Karena sudah basah dengan keringat maka jembut Erna menyibak
sendiri, aku tidak langsung memasukkan kontolku kedalam liangnya, tetapi justru
dengan ujung kontolku yang keras itu, kugosok gosok itil Erna. Erna menggeliat
geliat sambil mencengkeram, dia mendesah dan memintaku agar secepatnya
memasukkan kontolku itu, aku diam saja, aku terus menggosok gosokkan ujung
kontolku pada itil serta tepi tepi bibir nonoknya, aku yakin bahwa tak lama lagi
Erna pasti akan orgasme lagi, benar saja tak lama kemudian Erna menggerang keras
dan tubuhnya diangkat untuk memelukku serta menggigit pundakku. Erna mengejang
untuk beberapa saat, barulah kemudian ia lemas dan terbaring lagi diatas meja
kerjanya sendiri. Aku menunduk untuk melihat nonok Erna yang merekah itu, benar
saja tampak ada sedikit lendir bening yang keluar dari dalam nonoknya, aku yakin
bahwa itulah cairan kenikmatan yang dikeluarkan Erna. Dengan cepat kujulurkan
lidahku dan kujilati cairan itu sampai bersih sekali. Erna tak bergerak sama
sekali, dia benar benar loyo, dan aku benar benar memiliki kebebasan untuk
menyetubuhi serta memuaskan dia. Kali ini aku langsung menyelipkan kontolku
diantara bibir nonok Erna yang sudah membengkak itu, benar benar seksi karena
nonok Erna sepertinya jadi tebal dan itilnya keras seperti batu ditambah dengan
bulu jembutnya yang lebat itu. Tanpa kesulitan ujung kontolku langsung mendarat
didasar nonok Erna. Dengan penuh semangat aku memaju mundurkan kontolku sambil
bibirku menciumi susu serta bibir Erna. Erna masih terus bereaksi membalas
ciumanku dan kadang kadang bila terasa geli ia malahan menggigit bibirku.
Meskipun sudah basah kuyup dengan cairan yang keluar dari dalam nonoknya, barang
Erna masih tetap berpasir dan mampu membuat sekujur batang kontolku setiap kali
kugerakkan seperti dialiri listrik. Merasa kalau bendungan air maniku akan
ambrol, aku menciumi leher Erna dan menggigit lehernya yang jenjang dan putih
itu, benar saja kurasakan panas sekali diujung kontolku sementara kupingku
berdenging karena kenikmatan yang merayap diseluruh tubuhku, dengan pandangan
yang mendadak menjadi gelap kusemprotkan seluruh isi kontolku kedalam liang
nonok Erna ….. syoor…… syoor…… croot. Benar benar terasa lega karena
begitu banyak air maniku yang kusemprotkan kedalam liang Erna. Setelah
menenangkan diri, aku mencabut kontolku dari liang nonok Erna, langsung saja
cairan kental milikku dan milik Erna tumpah ruah membasahi lantai, aku tak
perduli lagi begitu juga Erna, dengan tertatih tatih aku duduk dikursi sofa.
Badanku benar benar lemas tetapi puas, kulihat kontolku yang lemas berkilat
penuh dengan spermaku sendiri. Erna sendiri duduk disampingku sambil memeluk dan
menciumi dadaku. Tak henti hentinya dia memuji ketangguhanku,aku tersenyum saja
menyaksikan kegembiraan Erna yang seperti mendapatkan mainan baru yang dapat
memuaskan hatinya. Aku yakin bahwa sampai kapanpun Erna pasti akan mencari aku.
Tetapi saat ini bagiku yang paling penting adalah membersihkan diri dan
menyelesaikan beberapa keperluanku yang lain. Dengan bergegas aku memakai
pakaianku lagi begitu juga dengan Erna, dengan manja Erna memintaku untuk datang
kerumahnya agar dapat melanjutkan permainan seks ini, aku hanya mengangguk
angguk saja, tetapi aku tidak yakin kalau aku dapat memenuhi janjiku ini, karena
aku jarang menyetubuhi perempuan yang sama untuk jangka waktu kurang dari
sebulan, tujuanku hanya satu : agar supaya tidak bosan! Selesai aku berpakaian,
aku mencium Erna untuk pamitan pulang, saat itulah kudengar ketukan dipintu
kaca, ketika kutoleh, kulihat Lily ada dipintu itu, rupanya dia mau ketemu Erna.
Aku segera duduk dikursiku sementara Erna membukakan pintu buat Lily, melihat
aku duduk diam itu Lily menoleh kepadaku dan tersenyum menggoda. Aku yakin kalau
Lily mengerti bahwa kami habis main main diruangan itu. tetapi yang ingin aku
tanyakan pada Lily, apakah Erna sering memasukkan pria untuk main main
dikantornya seperti denganku ini. Selesai membayar semua pembelianku, aku segera
pamit, Erna sendiri juga bilang kalau dia mau keluar, jadi kami bersama sama
menuju tempat parkir dan meninggalkan Plaza Indonesia dengan tujuan yang
berbeda. Didalam mobil aku segera menilpon Lily ditokonya, yang menerima Lily
sendiri. Begitu Lily tahu kalau aku yang menilpon dia langsung tanya, "Bapak
habis main dengan Bu Erna ya tadi?" Aku tidak menjawab tetapi hanya tertawa
saja. Kutanya Lily :" kok kamu bisa tahu ?" Jawab Lily " Habis cairannya jatuh
semua dikarpet, kaki Lily kan nginjak". Aku baru sadar kalau spermaku yang
tumpah dari dalam liang nonok Erna membasahi karpet, tadi memang kulihat bahwa
Lily masuk kekamar itu tanpa memakai sepatunya.Lily langsung mengomel :"Bapak
jahat ya, selama ini Lily nggak pernah diajak, tetapi Ibu baru sekali saja kenal
sudah kayak gitu" Aku menjawab : "Iya deh, lain kali kalau aku ada waktu Lily
saya jemput ya, tetapi ngomong ngomong Ly, apa Erna sering ngajak cowok untuk
berkencan diruangannya ?" Lily yang tertawa ngikik, "Pokoknya ruangan itu serba
guna deh Pak, Lily juga kadang kadang main disitu bertiga ama Mbak Erna !" Aku
jadi kaget mendengar informasi Lily itu. "Lho kok bisa bertiga, cowoknya siapa
?" Pokoknya rhs deh, entar Bapak kesini saja biar Lily ajarin teknik teknik baru
yang sip !" "Kamu pinternya main apa sih Ly ?" aku memancing. Lily menjawab:
"Pokoknya semua lubang bisa dipakai Pak, meskipun Lily badannya kecil, tetapi
nggak kalah lho rasanya dengan yang punya mbak Erna!" Aku rasanya jadi kepengen
balik ke Plaza Indonesia untuk membuktikan omongan Lily, tetapi aku ingat bahwa
aku mesti pergi kerumah Hendro untuk mengambil titipan dari adikku yang tinggal
di LA. Aku berkata pada Lily: " Coba ya Ly, kalau memang memungkinkan, sehabis
dari Kemang, aku akan mampir lagi ketempatmu, tetapi aku nggak mau kalau main
dikantor Erna, sebaiknya kita ambil kamar di Hyatt saja ya !" Lily menjawab
genit :"Ia, nanti jam berapa, sekarang Lily udah kepengen, apakah Lily mesti
self service dulu ?" Aku hanya tertawa : "Self service juga nggak apa apa yang
penting nanti kamu punya tugas membuat saya jadi puas lho ya !" Kututup
handphoneku sambil tersenyum membayangkan Lily yang tentunya saat ini sudah
basah kuyup nonoknya membayangkan aku dengan bossnya dikantor tadi
itu……………….
bagian lima
Hendro adalah suami Airin sahabat istriku dia baru pulang dari LA dan kebetulan
adikku titip barang buatku, sudah hampir 10 hari Airin menilponku untuk
mengambil barangnya tetapi aku masih belum sempat juga, sampai tadi pagi Hendro
sendiri yang meneleponku, aku jadi sungkan maka kuputuskan untuk mengambilnya
siang ini.
Rumah Hendro yang di Kemang ini letaknya agak ujung meski demikian, halaman
rumahnya sangat luas dan menyenangkan sekali. Ketika aku sampai dirumahnya, tak
kulihat Mercy Hendro yang biasanya parkir digarasinya. Yang ada hanya BMW putih
milik Airin serta sebuah jip Pajero yang diparkir agak jauh dari halaman. Dengan
bersiul siul aku turun dari mobil dan menuju pintu masuk rumah Hendro, kulihat
pintu itu tertutup dan tak seorangpun yang nampak. Kupencet bel dipintu, tapi
tak seorangpun yang keluar, bila ada mobil didepan, berarti mestinya ada orang
didalam rumah itu, aku menduga pasti Airin sedang sibuk dikamarnya sehingga tak
mendengar kedatanganku. Karena sudah seringkali berkunjung jerumah ini, maka aku
langsung saja menuju pintu belakang untuk mencari orang yang ada dirumah, karena
Hendro sudah bilang kalau dia atau Airin tak ada, maka paketnya akan dititipkan
pada yang dirumah. Benar dugaanku, pintu belakang terbuka, tetapi didalam senyap
sekali, hanya sayup sayup kudengar suara musik dari dalam. Aku jadi kuatir,
apakah terjadi sesuatu dengan Airin, dengan pelan pelan aku masuk dan mencari
sumber suara itu. Rupanya suara itu datang dari salah satu kamar diruang atas,
maka aku segera naik keatas yang kuketahui sebagai kamar pribadi Hendro dan
Airin.Dengan langkah pelahan aku menuju sumber suara musik yang lembut itu,
kulihat pintunya tidak ditutup rapat sehingga suara musik itu dapat terdengar
sampai diruang bawah. Ketika kuintip dari celah pintu yang terbuka, aku tak
dapat melihat apa apa, karenanya aku mendorong pintu itu lebih lebar lagi agar
aku dapat melihat apa yang ada dalam kamar itu…….. Aku benar benar terkejut
ketika aku berhasil melihat kedalam kamar itu….kulihat Airin yang telanjang
bulat sedang berpelukan dengan seorang pria yang masih berpakaian lengkap. Aku
belum dapat melihat wajah si pria, tetapi dari bentuk badannya dapat
kuperkirakan bahwa pria ini masih sangat muda dan berperawakan tinggi. Pria itu
asyik sekali menciumi buah dada Airin yang putih montok itu, aku berdebar debar
menyaksikan semua ini, tak kusangka bahwa Airin yang selama ini kelihatannya
alim ternyata suka menyeleweng, memang selama ini aku sering juga membayangkan
kecantikan Airin, tubuhnya tinggi besar dengan profil seperti perempuan India,
kulitnya putih bersih dengan badan yang agak sedikit kegemukan, tetapi wajahnya
cantik sekali dengan mata yang sayu dan bibir yang selalu basah, cantik sekali.
Apa yang kulihat saat ini membuktikan kalau seleraku pada Airin tidak keliru,
badan Airin benar benar mulus, meskipun perutnya agak gendut dan pinggangnya
lebar, tetapi jembutnya amit amit lebat sekali menutupi nonoknya sampai mencapai
pusarnya, belum lagi ketiaknya rimbun sekali. Si pria itu dengan telaten
menciumi buah dada Airin serta meremas remasnya dengan kalem sekali, dari jauh
kulihat lidahnya menjulur julur menjilati puting susu Airin dan terus bergerak
kebawah sampai kepusar Airin, diantara suara musik kudengar erangan Airin yang
merasa keenakan dengan rangsangan yang diberikan oleh pria muda itu. Aku
mengagumi ketelatenan pria itu, karena ia benar benar kalem, karena semua
gerakannya yang serba tenang itu pastilah membuat Airin jadi tambah bernafsu.
Ketika ciuman sipria itu mencapai bagian selangkangan Airin, kudengar Airin
merintih agak keras, rupanya sipria itu mulai menjilati nonok Airin yang sudah
merekah penuh dengan cairan itu. Jilatannya sungguh membuat aku terkagum kagum,
ia dengan tenang mengangkat kedua kaki Airin tinggi tinggi sehingga nonok Airin
jadi terangkat keatas, kemudian pria itu mengambil bantal dan mengganjalnya
dibawah pantat Airin. Dengan posisi seperti itu ia mulai menjilati belahan nonok
Airin sampai kelubang dubur Airin. Airin kulihat hanya bisa menggerak gerakkan
pantatnya saja, rupanya ia benar benar kegelian oleh service yang diberikan oleh
sipria itu. Mendadak Airin berusaha untuk bangkit, si priapun lalu mendekati
Airin yang membisikkan sesuatu ketelinganya. Mendengar itu sipria yang ternyata
seorang anak muda dengan wajah yang tampan sekali lalu tersenyum dan mulai
membuka pakaiannya. Aku jadi tambah kagum dengan anak muda yang bersama Airin
ini, karena ternyata kontolnya juga hebat meskipun kuperkirakan tidak sepanjang
kepunyaanku, tetapi bentuknya kekar dan ujungnya yang pelontos kelihatan lebih
besar dari batang kontolnya sehingga menyerupai jamur. Begitu ia sudah telanjang
dengan kontol ngaceng yang mendongak keatas,ia segera mendekati Airin yang sudah
berbaring terlentang itu, kemudian ia mendekatkan kontolnya kedekat wajah Airin
sementara ia sendiri mendekatkan wajahnya kedekat nonok Airin. Dengan posisi
tersebut keduanya bebas untuk saling menikmati alat kelamin pasangannya. Benar
saja, dengan rakus Airin memasukkan kontol sipria tadi kemulutnya dan
menghisapnya sambil memejamkan mata, sementara sipria kembali lagi asyik dengan
menjilati nonok Airin yang menganga itu. Aku lebih tertarik dengan cara sipria
itu menjilati nonok Airin, karena kulihat lidahnya yang panjang itu menjulur
masuk kedalam liang nonok Airin dan bukan sekedar menjilati tepi tepi nonok
Airin yang sudah membengkak itu. Kulihat itil Airin justru dibiarkannya
menganggur sehingga kadang kadang justru Airin yang mengulurkan tangannya untuk
menggosok itilnya sendiri. Benar benar hebat anak muda itu, kontolnya yang lurus
itu dengan lancar masuk kedalam mulut Airin dan ketika dikeluarkan, Airin
menarik kulitnya kebawah sehingga ujungnya yang seperti topi baja itu terbuka
lebar, dengan guratan yang dalam memisahkan ujung kontol dengan batangnya.
Dipusat rasa geli itulah Airin menjulurkan lidahnya dan menjilatinya berulang
ulang sampai sipria itu menggeliat geliat menahan geli. Aduh betul betul gila
yang dilakukan orang orang ini, aku sudah tak kuat menyaksikan semua ini,
kontolku yang ngaceng sampai terasa sakit karena terjepit celanaku, tetapi aku
tak dapat berbuat apa apa kecuali melihat saja. Hebatnya mereka betul betul
menikmati permainan pendahuluan ini, karena sampai sebegitu lama belum kelihatan
gelagatnya mereka akan mulai bersetubuh yang sebenarnya. Aku makin yakin kalau
Airin adalah seorang hyperseks, aku merasa benar benar kecolongan, karena tak
pernah kusangka kalau Airin begitu hot dan akhli dalam hubungan seks. Isteriku
yang selama ini kuanggap jago, ternyata masih belum ada seujung kuku dibanding
dengan Airin, padahal bila dilihat dari posturnya, maka isteriku adalah seorang
seks maniak, karena isteriku agak bungkuk dan aku diam diam juga tahu kalau
isteriku juga suka main dengan pria lain, tetapi selama ini aku diam saja karena
teman mainnya rata rata orang yang dari kalangan atas dan aku yakin kemampuan
mereka tidak diatasku. Kenapa isteriku kok mau main main dengan mereka,
penyebabnya hanya satu, isteriku juga menyukai avontuur, jadi hubungan seks yang
sifatnya curi curi itu sangat disukai oleh isteriku. Akupun juga suka seks
seperti ini, tetapi sampai saat ini aku dan isteriku belum pernah saling
terbuka, mungkin kalau kami bisa terbuka maka makin banyak kenikmatan yang bisa
aku reguk. Lamunanku jadi buyar ketika kulihat Airin berdiri sambil melap
nonoknya dengan sehelai handuk, sementara si pria itu berdiri juga disampingnya
sambil memperhatikan semua gerakan Airin. Selesai membersihkan nonoknya Airin
berjongkok didepan sipria dan mulai lagi mengulum kontol si pria itu, dari
kejauhan kulihat si pria memegang kepala Airin yang sudah menelan habis batang
kontolnya itu. Rupanya Airin hanya sekedar membersihkan kontol sipria itu agar
tidak berlendir karena setelah itu ia mengeluarkan kontol si pria itu dan
langsung memeluk sipria sambil berdiri serta mengangkat kaki kirinya keatas
tempat tidur. Dengan posisi seperti itu, si pria muda menggenggam kontolnya
sendiri dan menepatkannya diantara selangkangan Airin, setelah dirasakan sudah
masuk Airin langsung mengangkat kedua kakinya dan melingkarkan kepantat sipria
sementara dari belakang kulihat kontol sipria itu lenyap diantara selangkangan
Airin. Dengan sambil memegang pantat Airin dan Airin merangkulkan tangannya
dipundak keduanya asyik berciuman. Aku benar benar tak tahan, aku pergi menjauh
dari kamar itu dan mengeluarkan handphone untuk menghubungi Airin dikamarnya
itu, aku sudah benar benar nekad ingin ikut nimbrung dalam permainan itu, dan
aku sudah tidak memikirkan akibatnya lagi,rasanya apapun yang terjadi aku akan
hadapi yang penting ngacengku ini bisa hilang. Dari kejauhan kudengar tilpon
Airin berdering, tetapi tidak juga diangkat, aku yakin bahwa Airin sedang
menguber kenikmatan jadi dia agak acuh dengan dering tilpon itu, tetapi aku tak
mau kalah aku juga terus menunggu… Akhirnya telepon itu diangkat juga,
jantungku dag dig dug karena tegangnya, "Hallo….siapa ya ?" kudengar suara
Airin yang agak serak dan mendesah. Aku yakin Airin menerima tilponku itu sambil
terus bersetubuh, " Airin ya…ini aku Roy, kenapa sih kok lama menerimanya ?"
"Oh Roy, maaf aku sedang dikamar mandi, ada apa Roy, apa kamu mau ambil paket
dari LA ?" Dalam hati aku tertawa mendengar kebohongan Airin itu, "Nggak Rin,
kok rasanya suaramu aneh sepertinya kamu sedang menikmati sesuatu gitu lho"
Sambil berbicara begitu aku kembali mendekati pintu kamar tadi, ketika kuintai
benar dugaanku, tubuh Airin masih bersatu dengan tubuh sipria itu, tetapi
sekarang posisinya lain, sipria itu berbaring sementara Airin duduk dipangkal
pahanya, aku yakin bahwa saat itu kontol sipria terbenam dalam nonok Airin.
Mendengar perkataanku Airin tertawa " Menikmati apa Roy ?" Barangkali aja kamu
sedang main dengan Hendro ya ?" Airin tertawa dan berkata lagi "kamu ini ada ada
saja Roy", aku lalu menjawab dengan agak berbisik " Rin, aku sebenarnya sudah
dalam rumahmu, aku sudah lihat kamu main main sama cowok dikamarmu, aku sekarang
nunggu kamu dikamar sebelah, cepetan deh" Tanpa menunggu jawaban Airin, tilpon
kututup dan aku masuk kekamar sebelahnya dan menunggu dengan berdebar debar.
Lebih dari lima menit Airin tidak juga kunjung muncul, aku jadi berpikir apakah
dia menyelesaikan hajatnya terlebih dahulu ataukah dia lagi bingung menyuruh
sicowok itu untuk pergi. Tapi aku yang sudah terangsang nggak karuan ini
langsung aja mencopot celana panjangku dan dengan separuh telanjang karena
bajuku masih kupakai aku duduk dikursi sambil mengelus elus kontolku yang
rasanya jadi tambah panjang dari biasanya itu. Saat itulah pintu kamar terbuka
dan Airin masuk kekamar itu, wajahnya pucat pasi dan gemetaran, Airin hanya
memakai duster yang kelihatan sekali kalau didalamnya dia tak memakai apa apa,
karena kulihat susunya bergerak gerak ketika ia berjalan. Airin dengan wajah
pucat mencoba untuk tersenyum melihat aku yang separuh telanjang itu. Tanpa
banyak bicara aku langsung berdiri dan mendekati Airin, aku langsung merangkul
Airin dan menciumnya. Airin diam saja, entah karena perasaan takut atau
bagaimana, aku tak perduli aku langsung membuka dusternya sambil bertanya,
"Dimana anak tadi Rin ?" Airin tak menjawab, begitu duster Airin terbuka benar
dugaanku Airin tak memakai apa apa dibalik duster itu, aku langsung mengulum
pentil susunya yang coklat itu dan tangannya kubimbing agar memegang kontolku
yang panas itu. Airin tetap diam saja, kudorong Airin keatas tempat tidur yang
ada dikamar itu dan begitu ia sudah terbaring langsung kukuakkan pahanya dan
kucobloskan kontolku. Tiba tiba saja Airin berkata "Roy apa cukup masuk
dipunyaku, hati hati lho " Aku membatalkan untuk memasukkan kontolku langsung,
lalu aku mengambil ludah dengan jariku untuk kuoleskan keujung kontolku, setelah
kulihat basah dan licin barulah kumasukkan lagi diantara bibir nonok Airin yang
membengkak itu. Kulihat Airin memejamkan matanya sambil menggigit bibir, sekali
sentak kontolku amblas masuk kedalam liang nonok Airin. Saat itulah Airin
merintih dan secara refleks tangannya memelukku, kubalas pelukannya dan kucium
bibir Airin yang tebal dan merekah itu, sengaja aku membiarkan kontolku mentok
terbenam didasar nonoknya karena aku menunggu agar dia yang menggoyangkan pantat
untuk merasakan enaknya kontolku, aku hanya menciumi dan menggigiti bibirnya
sambil tanganku meremas remas susunya yang kenyal dan montok itu, benar saja tak
lama kemudian mulai kurasakan goyangan pantat Airin berusaha untuk menepatkan
ujung kontolku dibagian yang paling sensitif didalam nonoknya, awalnya pelan
pelan kurasakan ujung kontolku digosok gosok dinding rahim Airin, lama kelamaan
gosokan itu makin keras dan akhirnya menggila karena Airin yang sudah hilang
sungkannya sekarang benar benar menggoyang pantatnya agar supaya terasa
nikmatnya, aku sendiri begitu melihat Airin sudah bereaksi langsung kupacu
kontolku dengan gerakan memutar juga untuk mengimbangi Airin, seperti dugaanku,
nonok Airin tidak terlalu peret, bahkan boleh dikatakan longgar, namun nikmatnya
berpetualang menyebabkan persetubuhan ini benar benar terasa lain, apalagi Airin
sangat pandai membuat ujung kontolku seperti digerus setiap kali mentok didasar
nonoknya. Kami sama sekali tak ada niatan untuk berganti posisi karena yang kami
kejar hanyalah puncak kenikmatan yaitu memancarnya air mani kami secara
bersamaan. Suara kontolku yang keluar masuk diliang berkecipak karena liang
Airin sudah penuh dengan lendir yang membuat liang Airin jadi becek nggak
karuan. Airin sendiri yang sudah seperti orang kesurupan tanpa sungkan menjilati
dadaku dan kadang kadang menggigit pundakku, rasa geli yang mengumpul diujung
kontolku membuat aku jadi tak tahan lagi, dengan melenguh keras kusemprotkan air
maniku sementara itu Airin sendiri juga mencengkeram pundakku dan menjepitkan
kedua kakinya kepahaku, dia juga mencapai puncak kepuasannya.
Kubiarkan saja Airin yang kelelahan terbaring lemas sambil memejamkan matanya,
kuperhatikan cuping hidungnya penuh dengan bintik keringat, wajahnya yang cantik
membuat penampilannya sangat anggun, aku tak tahu apa yang terjadi dalam rumah
tangganya, apakah Hendro tahu semua ini, dan mengapa Airin begitu berani
memasukkan laki laki disiang hari bolong seperti ini, kenapa tak ada yang
dikhawatirkannya, aku menduga pasti ada sesuatu yang misterius dirumah ini,
tetapi aku tak perduli, karena urusanku hanyalah dengan Airin sendiri dan kalau
boleh dikatakan lebih khusus lagi dengan nonok Airin yang membuat birahiku jadi
naik itu. Ketika membuka matanya, wajah Airin langsung merona merah, dia sangat
malu kepadaku dengan semua ini katanya "Roy, kamu jangan bilang pada Hendro ya,
aku malu sekali lho" Aku tak menjawab hanya kucium bibirnya yang tebal dan
merangsang itu. Airin berkata lagi " Tak nyana lho Roy kalau kamu mendadak
muncul, bikin aku jadi kaget sekali " "Roy kapan kapan kita keluar saja ya,
apakah Novie juga mengerti kalau kamu jagoan seperti ini ?" Aku hanya tersenyum
saja " Ayo deh aku pulang dulu ya, entar kalau Hendro datang bisa gawat
nich, kemana cowok tadi Rin ?" Airin menjawab kalau cowok tadi sudah disuruhnya
pulang. Airin langsung berdiri dan memakai dusternya serta mengantarku kedepan.
Aku sengaja tak mau bertanya macam macam, tetapi aku percaya bahwa Airin juga
tahu kalau Hendro juga suka main perempuan jadi scorenya draw. Aku menaiki
mobilku sambil tersenyum sendiri karena teringat akan pengalamanku sendiri
dengan Novie isteriku……….
bagian enam
Aku masih ingat siang itu mendadak harus ke Surabaya, karena ada beberapa surat
penting yang harus kubawa maka aku mampir dulu kerumah dalam perjalanan ke
Cengkareng. Sesampaiku dirumah, kulihat pintu depan tertutup, kupejet bel
berkali kali barulah muncul Tutut pembantu rumahku. Dengan sedikit mengomel aku
segera masuk, ketika aku berjalan menuju kamarku, kudengar suara orang berbicara
dihalaman belakang dekat kolam renang, ketika kuhampiri rupanya isteriku ada
disitu dengan Yuni temannya serta seorang anak muda yang tampan sekali dengan
tubuh yang kurus tinggi. Dalam hati aku terkesiap, karena aku tahu bahwa cowok
seperti itulah idola isteriku, disamping aku juga agak heran karena tak biasanya
isteriku menemui tamunya dengan hanya memakai duster saja pada jam seperti ini,
sedangkan Yuni memakai baju renang. Ketika kusapa mereka semua kelihatannya
biasa saja, malahan aku sempat dikenalkan dengan Boy anak muda itu yang katanya
keponakan Yuni. Dari jabatannya yang panas, aku yakin kalau anak muda ini baru
melakukan sesuatu yang membutuhkan banyak enerji, tetapi aku masih ragu ragu
memikirkan apakah dia baru main dengan isteriku. Aku benar benar ingin tahu
jawabnya, maka aku langsung masuk kekamarku dan memeriksa tempat tidur, sesuatu
yang tidak biasanya aku lakukan. Benar saja kulihat diatas tempat tidurku ada
bekas cairan basah yang aku yakini pasti itu sperma dan lendir kepuasan yang
keluar dari nonok Novie, ketika aku masuk kekamar mandi, kulihat celana dalam
Novie tergeletak dilantai. Barulah aku yakin kalau isteriku tadi ini main dengan
Boy, aku jadi terangsang sendiri membayangkan isteriku main dengan anak muda
seperti itu, apakah dia bisa puas, dan apakah Yuni juga ikut main ? Setelah
menenangkan debaran jantungku, aku memencet interkom dan meminta isteriku untuk
masuk kekakamr. Novie mendatangiku dengan riang tanpa perasaan apa apa, ia
mengira kalau aku membutuhkan sesuatu. Memang benar aku butuh sesuatu, begitu
Novie disampingku, aku langsung memeluknya dan menciumnya, Novie juga dengan
antusias membalas ciumanku itu " Nov, aku mesti ke Surabaya, ayo kita main dulu
ya, aku lagi kepengen nich " Novie tertawa sambil memukul dadaku "Lalu bagaimana
dengan tamunya, masak dibiarkan saja diluar " Aku tak menjawab malahan aku
sengaja memasukkan tanganku kedalam dusternya dan meremas pantatnya, benar
seperti dugaanku, Novie tak memakai celana dalam. Kuremas remas pantatnya "
biarin saja mereka menunggu, kan mestinya mengerti kalau kamu lagi repot" Novie
cekikikan, tetapi ia menyambar interkom dan memberitahu Yuni supaya menunggu
karena dia lagi repot denganku. Aku sendiri sibuk menyingkapkan duster Novie
untuk melihat nonoknya, benar benar hebat…. rupanya Novie belum sempat
membersihkan nonoknya itu. Karena meskipun kelihatannya bersih, tetapi dimata
akhli seperti aku, aku yakin kalau nonoknya habis dipakai dan belum dibersihkan.
Kalau tokh dibersihkan paling juga cuma dijilati sampai kering seperti hobby
Novie selama ini. Aku merasakan asin ketika liang nonok Novie kujilat. Tak mau
menunggu lama aku segera mencopot celanaku dan mengeluarkan kontolku, Novie
langsung menungging karena dia tahu kalau lagi tergesa gesa maka aku paling
seneng main dengan menungging ini. Ketika kontolku sudah amblas seluruhnya,
barulah aku bicara " Nov, kamu barusan main dengan Boy ya, aku tahu lho" Novie
hanya tertawa, "idih Papa sok tahu aja " Aku bilang lagi, "nggak apa apa deh,
tetapi bagaimana, mainnya pinter mana sama aku ? Novie menjawab sambil tetap
menggoyang goyangkan pantatnya, "kalau rasanya sih enak punya Papa, tetapi
karena petualangan jadi ya kerasa juga enaknya " "Lalu Yuni apa kamu ajak juga
?" "Enggak, Yuni cuman nunggu didepan, malu ach !" "Bagaimana kalau sekarang
kita panggil Yuni buat nemenin kita ?" Belum sempat Novie menjawab aku sudah
menyambar intercom dan memanggil Yuni agar masuk kekamarku. Novie menolak sambil
tertawa tawa, tetapi aku diam saja, ketika kudengar langkah Yuni memasuki
kamarku aku justru mempercepat genjotanku keliang nonok Novie…… Yuni
berteriak lirih ketika melihat aku yang hanya melepas celana panjangku sedang
menyodok pantat Novie yang cuman menaikkan dusternya itu, ia menutup mulutnya
dengan tangan sebagai ungkapan kekagetannya, tapi itu tak lama, karena ia segera
tertawa lirih melihat kelakuan kami itu. Aku mencabut kontolku dari liang nonok
Novie, aku langsung mendatangi Yuni dan melucuti baju renangnya, Yuni mencoba
untuk berontak karena memang selama ini aku tak pernah "main main" dengan Yuni
meskipun hubungan kami sangat akrab dan sepertinya tak ada rahasia diantara
kami. Tapi kali ini aku benar benar ingin main bertiga, aku, Novie dan Yuni,
karena Yuni terus berontak maka aku peluk dia sehingga kontolku yang gede dan
ngaceng itu menempel dipantatnya. Ketika aku berhasil melepaskan pakaian
renangnya, Yuni lari kearah Novie yang tenang tenang saja duduk disofa sambil
tertawa, aku segera mendekati Yuni dan langsung kusodorkan kontolku kemulut
Yuni, dengan ragu ragu Yuni menoleh kearah Novie. Ketika dilihatnya Novie hanya
tersenyum barulah Yuni mengangakan mulutnya dan memasukkan kontolku kedalam
mulutnya. Ketika kucoba mendorong kontolku lebih masuk kemulut Yuni, Yuni
mendadak terbatuk batuk, rupanya ia tak terbiasa dengan kontol sebesar punyaku.
Ia memuntahkan kontolku sehingga membuat kontolku jadi mengangguk angguk tanpa
musuh. Aku langsung merubah sasaran, kutelentangkan Yuni yang badannya montok
itu diatas tempat tidur dan kurentangkan kakinya, dengan posisi menjongkok
kutuntun kontolku keliang nonok Yuni yang merekah ungu kehitaman itu, Yuni
memejamkan matanya, bahkan isteriku sempat berkata agar aku hati hati. Benar
saja begitu masuk ujungnya dan kucoba kutekan agar ambles, maka Yuni merintih
dan kontolku macet nggak bisa masuk. Ternyata nonok Yuni sempit sekali, tanpa
banyak omong kucabut kontolku dan langsung kudekatkan mulutku keliang nonok Yuni
dan mulai menjilati nonok Yuni, sekali geseran lidahku menyentuh itil Yuni, Yuni
langsung terpekik. Dua tiga kali kuselusupkan lidahku kedalam liangnya, Yuni
sudah basah kuyup. Dengan puas, aku kembali mengarahkan kontolku keliang nonok
Yuni, tetapi sebelumnya kusuruh Novie mengulum kontolku agar lebih basah lagi.
Karena meskipun nonok Yuni sudah basah dan licin, tetapi aku masih khawatir
kalau tidak bisa masuk seluruhnya. Setelah ujung kontolku berlumur liur Novie,
barulah ujung kontolku kutekankan keliang nonok Yuni, begitu kurasakan ujungnya
sudah terjepit bibir nonok Yuni, langsung kusentak dan ..kali ini kontolku
berhasil menembus liang Yuni dan menyentuh dasar kemaluan Yuni. Dengan hunjaman
hunjaman yang cepat aku memompakan kontolku keliang kemaluan Yuni yang berpasir
dan seret sekali itu, Yuni sama sekali tak bereaksi, mungkin dia agak sungkan
pada isteriku kalau dia kelihatan menikmati persetubuhannya denganku itu. Aku
tak perduli, yang penting saat itu nafsuku betul betul menggelora, kugigit buah
dada Yuni yang mengkal itu, Yuni hanya menggeliat dan mendesah. Ketika aku
merasa kalau air maniku sudah terkumpul diujung kontolku dan segera akan
muncrat, aku menancapkan kontolku dalam dalam dan kubiarkan saja tertanam disitu
. Yuni juga diam saja ketika kucium bibirnya dan saat itulah kumuntahkan air
maniku kedalam liang nonok Yuni. Aku tahu kalau Yuni belum mencapai kepuasannya,
tetapi aku pura pura acuh saja, bahkan Yuni secara demonstratif mendorong
tubuhku. Aku tersenyum kepadanya dan memandang isteriku yang masih duduk ditepi
tempat tidur, "Bagaimana Yun, puas ? tanya isteriku pada Yuni, Yuni hanya
menyeringai dan melirik padaku dengan ujung matanya. Aku menjawab enteng, "Mana
bisa Yuni puas, habis kamu nungguin sih, entar kalau mau puas kapan kapan kita
nginap di pulau bertiga saja, nah pasti kamu semua akan jadi puas ! Tanpa
menunggu jawaban dari mereka, aku langsung memakai pakaianku, mengambil dokumen
yang kubutuhkan dan langsung ke Cengkareng. Sejak saat itu aku dan isteriku bisa
bertambah fair dalam masalah seks, meskipun boleh dikata aku tak pernah melihat
isteriku memasukkan pria, tetapi aku seringkali mengajak teman isteriku untuk
berkencan dengan sepengetahuan isteriku sendiri. Dan aku sendiri tahu kalau
isteriku seringkali juga main dengan pria lain, pasti dia suatu kali juga pernah
menemukan pria yang lebih hebat dariku, tetapi untunglah bahwa kami tetap kompak
untuk menikmatinya tanpa rasa marah atau sakit hati.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar